NovelToon NovelToon
Tumbal Mata

Tumbal Mata

Status: sedang berlangsung
Genre:Zombie / Horror Thriller-Horror / Epik Petualangan / Kutukan / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Tumbal
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Foerza17

Setelah aku selamat dari kecelakaan itu, aku berhasil untuk bertahan hidup. Tetapi masalah yang kuhadapi ternyata lebih besar daripada dugaanku. Aku tersesat dihutan yang lebat dan luas ini. Aku mungkin masih bisa bertahan jika yang kuhadapi hanyalah binatang liar. Tapi yang jadi masalah bukanlah itu. Sebuah desa dengan penduduk yang menurutku asing dan aneh karena mereka mengalami sebuah penyakit yang membuat indera penglihatan mereka menjadi tidak berfungsi. Sehingga mereka harus mencari "Cahaya" mereka sendiri untuk mengatasi kegelapan yang amat sangat menyelimuti raga mereka. Mereka terpaksa harus mencari dan mencari sampai bisa menemukan mata mereka yang hilang. Dan akhirnya mereka bertemu dengan kami. Beberapa penumpang yang selamat setelah kecelakaan itu, harus bertahan hidup dari kejaran atau mungkin bisa kusebut penderitaan mereka atas kegelapan yang menyelimuti mereka. Berjuang untuk mendapatkan "Cahaya Mata" mereka kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Foerza17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pada Awalnya

"An! A-an!"

Seketika aku tersadar dari lamunanku.

"Gimana rencana kita besok? Kamu gak lupa kan?"

"Eh ternyata kamu, Vi? Bikin kaget aja. Mana ada lupa? Yang ngajakin kan aku." Sahutku kepada cewe yang tomboy itu.

"Besok Dimas jadi mau ikutan, kamu harus akrab sama dia. Gak boleh berantem terus!" Katanya sambil menatapku tajam.

"Iya iya. Santai aja, Vi. Aku kan dah gede" Jawabku sambil agak kesal dengan ucapannya.

"Yaudah aku mau pulang dulu, dah mau maghrib soalnya. Kamu juga buruan pulang, nanti digondol wewe lho". Godanya menakutiku. Karena memang tempat ini sudah terkenal akan keangkerannya.

"Mana ada wewe nggondol anak umur 18 taun?" Ucapku kesal

"Hahaha, ngaku juga kalo kamu masih anak-anak."

"Heh~ bukan gitu maksudnya astagaaa." Ucapku yang semakin kesal dengan ucapannya.

"Hehe, gitu aja marah. Yaudah aku pulang dulu. Dadaa selamat tinggal!" Diapun pergi sambil melambai kearahku.

"Bodoamat" Jawabku kesal.

"Eh udah sore ternyata. Tinggal aku sama mamang Asep yang ada disini. Mang Asep juga kek nya udah mau pulang. Soalnya udah mau penuh juga rumput buat pakan kambing dia." Batinku sambil melihat ke sekeliling. Aku pun segera menarik kembali layangan besarku atau biasa disebut Wau. Setelah aku membereskan layanganku, aku pun segera bergegas untuk pulang karena seperti yang dikatakan Vivi hari sudah mulai gelap. Kemudian aku pun menyapa Mang Asep dan segera pulang.

Btw namaku Andra. Teman-temanku biasa memanggilku Aan. Tapi keluarga sama warga desa manggil Andra. Jadi terserah sih mau manggil siapa asalkan gak melenceng jauh dari nama aslinya hehe.

Di perjalanan pulang aku ketemu dengan Yusuf sama Dimas. Mereka memang sahabatku sejak kecil. Kelihatannya mereka mau melancarkan aksi tidak terpujinya lagi yaitu mencuri buah tetangga. Aku pun segera menegurnya.

"Woi! Ngapain lu celingukan disini? Mau maling lu? Gue teriak nih" Tegurku

"Njirr bikin kaget aja lu, An. Mau kagak lu?" Jawab Dimas yang emang dia orangnya kagetan.

"Mau apaan?"

"Tuh merah-merah diatas sana tuh. Apa lu gak ngiler liatnya?" Ucap Dimas sambil menunjuk buah rambutan yang ada diatas pohon depan rumahnya Pak Anas yang memang lagi ranum-ranumnya.

"Astaghfirullah brother. Apa kamu tidak ingat apa yang dikatakan Ustadz Syamsi tentang mengambil hak yang bukan miliknya? Itu semua dosa!" Ucapku sembari menirukan gaya guru ngaji ku saat aku masih sekolah di Madrasah Diniyah dulu.

"Ini bukan nyuri, tapi ketimbang mubazir? Lagian Pak Anas juga gak sempet buat manen buahnya" Jawab Yusuf sambil garuk-garuk kepala.

"Ketimbang mubazir gundulmu. Yaudah pulang yuk! Dah mau maghrib ini" ucapku sambil mendorong punggung mereka berdua.

"Eh eh gak usah dorong-dorong! Bukan muhrim!" Jawab Dimas sambil menepis tanganku dan bergaya sok jijik seperti artis yang fenomenal akan kekayaannya itu.

Dimas emang orangnya jail, tapi asik. Dia memang suka menghibur teman-temannya dengan tingkah ataupun leluconnya yang kadang terlalu aneh untuk ditertawakan. Terus kalo Yusuf dia orangnya pemalu, cuma ya karena dia temenannya sama aku dan Dimas jadi dia udah ketularan sablengnya dan gak canggung lagi. Tapi dia kalo ketemu sama orang baru mah dia akan diam seribu bahasa karena memang pada dasarnya dia pemalu.

Kami pun sampai di pertigaan gang yang rumahku berada di gang berbeda dari rumah mereka berdua. Aku pun berpamitan dan tak lupa juga mengingatkan kembali supaya mereka tidak melupakan apa-apa saja yang harus disiapkan untuk liburan dirumah om ku besok.

"Ntar gue kabarin lagi ya gaes. Biar kalian semua tau info-info terbaru dari gue"

"Info lu gak berguna semua anjir!" Jawabku kepada Dimas yang berjalan berlawanan arah denganku.

"Hehe namanya juga bukan wartawan yang selalu memberikan informasi tentang negara." Sahut Dimas menanggapi jawabanku.

Kamipun berpisah di pertigaan yang memang rumahku dengan rumah mereka berdua sudah berbeda jalur. Sesampainya dirumah, aku melihat adikku yang sedang bermain sendirian diteras rumah. Mungkin ibuku sibuk memasak di dapur.

"An! Ibuk mana?" Tegurku sembari meletakkan layanganku disamping di dinding teras rumahku.

"Ibuk lagi di dapur" Sahut adikku cuek.

"Hmm sepertinya tuh boneka butuh sedikit hiasan dari daun jambu" Aku sedikit menganggu nya bermain boneka barbie yang sudah dia rias seperti di film kartunnya.

"Ihh apaan sih bang? Pergi gak?!" Jawab adikku kesal sambil memukulku gemas.

"Kabur! Ada bocil ngamuk" Aku pun segera lari dari serangan adikku yang mulai marah itu.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Sehabis isya aku pun segera menyiapkan bekal untuk berkunjung dirumah pamanku besok. Lokasinya memang agak jauh, kesana kami harus melewati ladang tebu yang sangat luas, lalu melewati pegunungan, beberapa desa kemudian akan sampai di desa tempat om ku tinggal.

"An! Kamu udah nyiapin semua buat besok?" Tanyaku kepada adikku yang sedang menonton tv.

"Udah" Jawabnya cuek.

"Oke deh. Besok kita harus berangkat pagi-pagi. Jangan kesiangan!"

"Iyaa"

Dia jadi agak pendiam. Mungkin semenjak ditinggal pergi sama bapakku buat panggilan tugas dikota lain. Mungkin dia kangen sama bapak. Aku pun juga kangen sih, tapi ya berdoa aja lah supaya bapak pulang dengan selamat. Bapakku memang seorang polisi dan sekarang dia sedang memecahkan sebuah kasus yang katanya sulit untuk dipecahkan. Aku juga gak terlalu mengerti, tapi katanya beliau harus memecahkan kasus tentang sebuah desa yang seluruh warganya dibantai secara misterius. Karena seluruh mayat yang ditemukan itu tidak ada tanda-tanda dibunuh atau ditembak, hanya indra penglihatan mereka yang hilang, yang lain utuh. Makanya dibutuhkan seorang polisi khusus seperti bapakku untuk memecahkannya.

Aku pun segera mengemasi barang bawaanku besok yang rencananya kami akan menginap selama 3 hari karena ini adalah liburan sekolah. Hari pertama setelah sampai kami mau memancing di danau dekat rumah pamanku besok. Kata pamanku disana emang spot yang bagus buat mancing. Ikannya juga gede-gede.

"Sip udah semua. Baju-baju, tongkat pancing, kail, terus jaring juga udah. Eh sekalian bawa tongkat kasti ah, kali aja temen-temen pada bosen mancingnya, terus disana malah pada main kasti hahaha." Batinku sambil membayangkan keseruan besok.

Setelah semuanya beres, aku pun segera tidur dan tak sabar buat besok.

~ ~ ~

Jam sudah menunjukkan pukul 7, aku pun segera menghabiskan sarapanku.

"An! Kalo udah selesai aku udah di depan ya. Sekalian nungguin temen-temen"

"Tungguin atuh, Ndra. Kasian adekmu itu. Sekalian bawain barang dia gih" Kata ibuku.

"Yah kan aku udah bawa barang banyak buk. Masa harus bawain barangnya Aini juga." Gerutuku.

"Adikmu kan masih kecil. Buruan tuh bawain tasnya!"

"Iya iyaa" Jawabku sambil membawakan tas Aini dengan terpaksa.

Memang keluargaku memanggilnya An bukan Ain. Karena cukup susah untuk mengucapkan Ain, jadi dipanggil An saja. Kadang pernah juga ibukku manggil An yang jawab 2 orang karena ambigu yang dipanggil siapa. Tapi lucu juga sih hahaha.

Sesampainya dipinggir jalan besar, aku bertemu dengan teman-temanku yang sudah menungguku disana dan wahh aku melihat Vivi yang ternyata bisa dandan juga yang biasanya jarang banget buat dandan.

"Tumben lu make bedak, biasanya juga make pasir buat ditaruh dimuka" Ledekku.

"Apa pasir-pasir? Udah cantik gini masih juga dikatain" Sahut dia kesal sambil mengibaskan rambut panjangnya yang terikat.

"Hahaha iya deh Vivi yang cantik kayak orang Korea." Ledekku lagi.

"Hus tenang kalian berdua. Tuh bisnya udah dateng" Tegur Pak Heru, ayahnya Yusuf.

Setelah itu kamipun segera menaiki bis bersama-sama dan mencari tempat duduk. Akhirnya kami menemukan tempat duduk yang berada dibelakang sendiri. Vivi samping adikku Aini, Yusuf sama Dimas dibangku paling belakang. Dan aku berada dibangku seberangnya Vivi dan Aini, samping bapak-bapak yang mukanya serem banget.

Kemudian bis pun berangkat dan inilah perjalananku yang seharusnya tidak aku rencanakan sebelumnya...

1
yanah~
enak di baca kak 🤗
yanah~
Mampir kak 🤗💪
Siti Yatmi
berasa nonton film...wk2
Foerza17: jangan buru² atuh bacanya kak. aku upload cuman sehari sekali
total 1 replies
ada badaknya🫡off
kayak nama Aini di sinetron "Aini malaikat tak bersayap" di ANTV
Foerza17: kalau ada kesamaan nama tokok adegan ini hanya fiktif belaka ya kak wkwk
total 1 replies
ada badaknya🫡off
hati hati banyak supir yang ngantuk l
Foerza17: mana ada pagi² mengantuk
total 1 replies
ada badaknya🫡off
harus buat rencana dulu lah masa malah diam aja di bis
ada badaknya🫡off
wkwkwkw sabar karena Allah yang tahu/Proud/
Siti Yatmi
berasa nonton film
Foerza17: pantengin terus ceritanya ya kak. diusahakan setiap hari update ❤️❤️❤️
total 1 replies
Siti Yatmi
serem ih...mata mu..mataku....
Aleana~✯
Hai kak aku mampir...yuk mampir juga di novel' ku jika berkenan 😊
Foerza17: makasihh udah mampir. semoga novelnya makin ramai pembaca yaw
total 1 replies
Jihan Hwang
hai. aku mampir.. yuk kamu juga mampir di karyaku/Smile/
Foerza17: makasih sudah mampir kak ❤️❤️
total 1 replies
Tsumugi Kotobuki
Gaya bahasa penulisnya enak banget, bisa ngebuat baper atau ketawa-ketawa.
Foerza17: thanks ya kak. ditunggu update selanjutnya. aku usahakan setiap hari update ❤️❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!