“ Tubuh mu di ranjang ku atau kepala mereka di tempatmu”
Darren Ludovic menginginkan renata, sang beautiful mafia, jauh sebelum kekuasaannya bermula.
Ia terikat ambisi, lelaki itu selalu mendapatkan semua yang ia inginkan, kecuali renata, mafia cantik dari klan Louise yang memiliki satu per tiga wilayah Dan Fransco.
Sesuatu tiba-tiba terjadi, renata terjebak. Darren mendapatkan kesempatan untuk menuntaskan hasrat panas yang terus menggerogoti nya dari dalam.
Ancaman itu terlalu berbahaya untuk renata. Ia terjebak dalam situasi yang benar-benar sulit.
Apakah renata memberikan apa yang Darren inginkan?
Haruskah ia menyerahkan dirinya untuk seseorang yang terkenal biadab?
Sungguh, lelaki tampan, dan memesona itu tak lagi mengincar kekuasaan, melainkan dirinya, tapi kenapa?
Cinta, kekuasaan, hasrat, yang manakah yang harus dipenuhi?
Ketika cinta hanya menghasilkan penderitaan.
Kekuasaan hanya bisa membutakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yusnita hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Switch Their Heads With Your Body
“ Tubuhmu di ranjang ku atau kepala mereka di tempatmu! ”
“ Brengsek kau darren! kembalikan orang-orang ku! kau tidak seharusnya menahan mereka tanpa alasan yang jelas! ” renata menggeram. hidung mancung nya mendengus dengan kasar. hal itu justru membuat ia semakin cantik.
Darren tersenyum sinis. mengagumi keindahan amarah wanita bergaun hitam panjang didepannya. Wajah itu semakin memukau saat bibir merahnya mengetat. apalagi ketika leher itu mengejang. ingin sekali Darren menaruh tangannya disana. Mencengkram. menaklukkan nya untuk menerima keperkasaan yang bahkan menuntut hanya dengan melihat renata, wanita pertama yang menjadi mafia paling berkuasa di san fransco. Pemimpin baru klan Louise. Klan yang sama kuat dengan 'The wolves' miliknya.
“ Mereka yang masuk dan membuat onar di wilayah ku, renata. ” ucap Darren tenang. Mata abu-abu terang dengan garis hitam tajam dibagian luarnya itu memandang seakan menelanjangi tubuh indah renata dengan tatapan predator. Sudah lama ia memimpikan wanita itu berada di atas ranjangnya. pun balas dendam nya terpenuhi.
“ Mereka pasti punya alasan yang kuat untuk melakukannya! Siapa tahu kalau orang ku yang lebih dulu melakukan sesuatu! ” tantang renata. mata biru menyala dan kontras di kulitnya yang eksotis. Darah campuran latin membuat ia mengkilap meski hanya diterangi cahaya lampu. Mereka kini berada ditengah jalan yang sudah ditutup aksesnya.
Darren menunjukkan senyum tipis nan menawan. ia tampak nafas, lalu lanjut berucap dengan suara dan dalam, “ Renata,Renata,Renata..., dengan sengaja ia memiringkan kepalanya. bagai siap mengunyah mangsa tak berdaya didepannya. “ Yang mulai lebih dulu..., baik orang ku maupun orangmu. Aku sama sekali tidak peduli. Hasil akhirnya adalah mereka berada di tempatku.lalu membuat satu orang kepercayaan ku terbunuh.kau pikir apa yang akan kulakukan? hmm? melepaskan mereka begitu saja? ” ia mulai tertawa. gigi putihnya tampak meledak.
Renata semakin menahan diri. Tangannya mengepal kuat hingga kuku-kukunya menusuk telapak tangannya. Ia menahan semua amarah dan keresahan di dadanya.
Keadaan saat ini begitu hening. sepi. Orang-orang yang berdiam di gedung apartemen,area pertokoan dan hunian yang mereka blokade,langsung menutup pintu dan jendela dengan sangat rapat saking ngerinya. Tak ada yang berani, bahkan sekedar untuk mengintip dari jendela.
Well, kedua gengster besar san fransco sedang berdiskusi. Siapa yang bisa menunggu? bahkan anak buah kedua penguasa yang sedang bersitenggang itu terus berjaga di setiap titik jalur masuk. Tak ada orang luar yang boleh ikut campur.
“ Aku tidak perlu alasan atau penjelasan apapun, Renata. Aturan adalah aturan.dan semua penguasa menyepakati nya. Termasuk kau! jadi...,” Darren ? maju beberapa langkah. Mata itu kini berkedip diatas senyuman iblis yang licik dan menggoda. “ Kau seharusnya bersyukur, aku tidak memotong salah satu anggota tubuh mereka, melemparnya kepada serigala-seriga kesayanganku, sebelum berdiskusi denganmu. ”
“ Dasar laki-laki keparat!!! ”
Mata tajam Darren seketika menyipit. “ Oh, ya. sangat benar. ” ia mengangguk pelan. “ Apa kau kita ini apa? aku memang keparat, dan bukan malaikat. Jika aku tidak seperti itu, maka akun tidak akan berada di posisi ku yang sekarang. ”
“ Aaarrgghh! ” Renata berteriak semakin geram. Ia gerah dengan ketidakberdayaan nya. memaki Darren, hanya akan menambah kebanggaan pria itu.
Sungguh tak menyenangkan saat berada diposisi yang kalah, tersudut, dan terancam. Seandainya saja pria penguasa itu tidak menyandera adik lelaki dan anak buah Renata, maka sudah sejak tadi pula ia todongkan senjata revolver berukiran R. L ke dahi lebar yang menawan itu.
Sayang, Renata harus bersabar. Sahabat pembunuh bertempa baja dengan peluru yang masih lengkap tersebut pun hanya bisa terlilit tenang di pahanya kencangnya.
“ Besok malam, jam tujuh, anak buahku yang akan datang menjemputmu. ” tandas Darren dengan tegas. “ Tidak ada toleransi, Renata. Aku ingin kau datang tanpa senjata, tanpa pengawal, dan tidak ada jemputan setelah itu, karena..., ” ia berkedip pelan. “Aku sendiri yang akan mengembalikan mu saat puas. ”
Gigi Renata bergemeretak. “ Kau memang bajingan, Darren! ” ia memekik frustasi.
“ Oh, ya,beautifull. kau akan merasakan betapa bajingannya aku meniduri mu sampai kau menanggalkan semua keangkuhan itu. Aku akan membuat mu bertekuk lutut, dan memohon ampun dariku. ” Darren tertawa mengejek. dan tersenyum kemenangan.
Renata benar-benar muak, pun memakai senjata sudah ingin kepalan tangannya bergerak mematahkan hidung mancung nan kokoh milik lelaki itu, atau mungkin mendarat ke rahang tegasnya, agar ia tak bisa tersenyum arogan, lalu membuat Renata semakin terintimidasi karenanya. sialan!
Darren melirik renata mengepalkan tangan begitu kencang, hingga bergetar. Ia tersenyum kecil, lantas mendekati Renata tanpa ragu. Merasa semakin menang.
Langkah itu pelan dan mengintimidasi. Renata waspada, langsung merabai senjata yang ada di pahanya, siap siaga. tatapan mata birunya memanas. membara bagaikan api. Seolah mengancam darren agar tidak semakin dekat.
Namun, Darren suka setiap aura yang terpancar dari emosi Renata. Semakin mereka dekat. Semakin ingin pula Darren terbakar disana.
Renata memperketat kewaspadaan nya saat melihat Darren menaikkan tangan. Lelaki itu hendak menjamah pipinya tapi gerakan Renata lebih cepat dari itu.
Ditampiknya tangan Darren, lalu meludah tepat di wajahnya. “ Cuih! jangan sentuh aku, brengsek! ” dada Renata naik turun dengan nafas memburu. Ia nyaris tak bisa menahan emosinya.
Darren memejamkan mata sesaat, pipinya. namun ia tetap tenang. Terdengar pula derap langkah kaki anak buah Darren yang maju begitu cepat. Tapi lelaki itu mengangkat sebelah tangan. menghentikan aksi mereka.
Tidak ada yang boleh menganggu keintiman dia dan Renata disini.
Darren tersenyum tipis dengan ulah berani wanita dambaannya.
Renata begitu luar biasa. tidak ada satu orang pun yang berani meludahinya seperti itu. bahkan pemimpin klan lain rela bersujud padanya, agar The Wolves tak menyerang wilayah mereka.
Lelaki itu makin bersemangat atas kemenangannya. Dengan tenang dia pun mengelap pipinya dengan jempol, kemudian mencicipi saliva Renata dari sana.
Tampak menjijikkan? tidak. ia tampak makin terlihat seksi dan bergairah.
Nafas Renata terengah dengan emosi yang padat. alis nya menukik melihat aksi lelaki itu.
“ Hhmm. ” Alis tegas Darren mengerut. ia tersenyum tipis. “ Rasanya manis..., ” ucapnya dengan suara serak. Mungkin tercekik nafsu. “ Aku tak sabar untuk mencicipinya dari langsung dari mulutmu, sayang..., ” Mata abu-abu itu sayu mendamba.
“ Kau menjijikkan! ” Renata menaikkan bibir atasnya. memaki dengan lantang.
Darren malah tersenyum lagi. makin brengsek. Renata benar-benar ingin mengutuk senyumannya itu.
“ Sebaiknya, jangan terlalu membuang energimu, Renata. Pulang dan beristirahat lah malam ini. persiapkan dirimu, karena mulai besok..., hidupmu tidak akan pernah sama lagi. ” kembali Darren menampakkan senyum iblis. tidak peduli betapa memesonanya lengkung bibirnya. Renata tetap saja muak.
Selesai dengan perkataan tersebut, lelaki yang mengenakan coat hitam panjang itu merasa sudah cukup berbicara. ia menyudahi diskusi sepihak, berbalik badan dan memunggungi renata. Tak peduli bagaimana bibir seksi merah itu memakinya lagi, lagi, dan lagi. Yang jelas saat ini, detik ini. Dareen sudah menang. Ia mendapatkan sang 'beautiful mafia', menyudutkannya tanpa perlawanan.
Nyatanya wanita itu sudah ia incar, bahkan saat awal mula kekuasaannya bermula.
Cantik, memesona, penuh kuasa, dan yang terpenting, seseorang yang paling sulit ditaklukkan.
Darren meringis dengan libido, membayangkan apa yang akan ia lakukan dengan wajah angkuh, dan tubuh indah itu. sudah jelas, ia pasti akan menikmatinya.
Darren pun menatap Renata lagi begitu masuk ke mobil sedan mewah yang bertuliskan The Wolves. ada lambang serigala silver dibagian depan dan dibelakangnya.
Rombongan tersebut pun pergi. Derum mobil-mobil itu menjauh.meninggalkan renata yang masih menatap geram.
Sungguh, wanita penguasa itu tak tahu harus berbuat apa lagi saat ini. Orang-orang nya dan juga adik lelakinya Raylie, bahkan sudah ada ditangan mereka.
Darren memang benar-benar memanfaatkan kesempatan ini. ia tentunya tahu, Renata tidak akan dengan mudah ditaklukkan hanya dengan kekuasaan, kegagahan, ancaman perang, atau pun pesonanya. pria licik itu. ia memang melawan. lawan tanding yang setimpal dengan Renata. Namun darren adalah pemimpin kejam yang merebut The Wolves dengan paksa. pria itu bahkan, tanpa berperasaan membunuh saudara sulung dan ayahnya demi mendapatkan tahta.
Lalu? katakan, apa yang tidak bisa dilakukan oleh pria itu untuk memenuhi hasrat iblisnya?
Obsesi yang membara terhadap Renata.
Keluarga dan kesetiaan adalah kelemahan. itu lah yang dianggap darren. untuk apa mengandalkan hal tersebut, saat intimidasi rasa takut, jauh lebih kuat?
Klan Louise mungkin tak akan hancur, tapi sang pemimpin, Renata Louise, The beautifull mafia, akan hancur dengan dalam pelukan nya yang hangat.
TO BE CONTINUED