Mengisahkan tentang seorang wanita bernama Arlinda yang tanpa dia sadari sudah masuk ke dunia lain, yang Dimana Arlinda sendiri harus menjalankan bermacam tugas yang diberikan oleh seorang nenek. yang sudah berumur ratusan tahun. namun nenek tersebut tetaplah memiliki wajah yang begitu cantik. maka dari itu untuk bisa pergi ke dunia asalnya, Arlinda akan mengikuti arahan dari nenek tersebut. namun hal yang terjadi, didunia tersebut yang membuat. Arlinda terus saja menunda tugasnya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iroiron, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 1
Terdengar suara rintik hujan yang begitu tenang, dan juga diikuti dengan suara langka kaki, yang menginjak genangan air. Tap..tap..tap. Suara tersebut, berhenti disebuah terminal bus. Disana tampak lah seorang, yang menggunakan jaket hitam polos. Sambil menepuk badan nya, orang tersebut mengangkatkan kepala nya keatas. Lalu tersenyum lebar. Kemudian dia, melihat-lihat ke berbagai arah. Lalu duduk di tempat yang tampak sedikit kering. kemudian dia membuka topi yang dikenakan, lalu menguraikan rambut nya yang begitu panjang ke arah belakang. wanita itu, tampak menunggu seseorang dari arah depan. tidak butuh begitu lama, seorang yang sedang ditunggu oleh nya. Tiba lah disana, yang tampak sedang berjalan, dari arah depan. dengan menggunakan payung bening milik nya itu. ketika menginjakkan kaki nya, diatas anak tangga kecil di sampai di terminal bus itu. Terdengar lah suara dari wanita itu yang, memanggil teman nya. dengan nada yang begitu lembut.
"Arlin, sudah lama kau menunggu ku"? tanya nya.
"hemm.. tidak lama kok" jawab wanita yang bernama Arlinda tersebut kepada temannya.
"baiklah, kalau begitu ayo kita pergi ke sekolah" ajak Arlinda tegas. dengan sebuah anggukan. wanita yang bernama Guinea pun tersenyum kearah Arlin, lalu merangkul tangan, saat Arlin sudah berdiri. Mereka berdua pun, segera berjalan menuju ke sekolah.
wanita yang bernama Arlin, dengan nama lengkap Arlinda Erinn adalah seorang gadis cantik, yang suka membantu orang-orang disekitar nya, Arlinda juga kerap dipanggil dengan sebutan Arlin saja. Dengan kulit yang putih mulus. serta tinggi badan hanya 160cm. Dan juga memiliki rambut hitam pekat. sejak usia nya delapan tahun, Arlin sudah ditinggal kan oleh ibu kandung nya. sekarang Arlin hidup berdua dengan Ayah kandung. Mereka hidup sangat sederhana. termasuk dari rumah yang mereka tinggali. Rumah mereka tidak lah begitu besar, dan berada diantara orang-orang yang hidup mewah. Namun hal itu tidak, membuat Arlin putus asa dengan kehidupan nya. Ayah Arlin yang bernama Tom, juga bekerja sebagai koki di sebuah restoran besar. Kedua nya hidup bahagia. Sementara itu teman Arlin, yang bernama Guinea selalu berada disampingnya. Sejak Arlin ditinggalkan oleh ibu nya sendiri. hal itu membuat kedekatan mereka, terjalin sampai mereka berusia 18 tahun. Guinea adalah seorang anak CEO yang super terkenal, akan keberhasilan dalam pekerjaan. Hal itu membuat Guinea tinggal ditempat yang begitu mewah. Guinea juga kerap dipanggil dengan nama Guin, serta memiliki kulit kuning Langsat, berambut cokelat. Dengan tinggi badan 165 cm, tinggi sedikit dari Arlin. Akan tetapi Guinea tidak lah begitu sombong. Hal itu juga membuat nya. Menjadi sahabat dekat Arlinda.
Dalam perjalanan menuju sekolah, Arlin dan Guin. Menyempatkan diri untuk, membeli beberapa makanan ringan, serta teh yang akan menghangatkan tubuh mereka.
"dering...." Suara pintu yang dibuka, yang diikuti suara lonceng kecil yang berada, diatas sudut Pintu itu. Disana Arlin dan Guin tampak, sudah masuk kedalam toko, lalu mencari beberapa makanan. serta menyeduh kan teh hijau. Lalu duduk dikursi yang, ada didalam toko tersebut. Mereka berdua, tampak sedikit santai untuk datang ke sekolah.
"Sreekk..." Terdengar suara Guin yang, membuka makan siap saji. Saat mereka berdua tengah menyantap makanan, dan juga meminum teh hijau yang sudah diseduh kan. Kedua nya saling bertatapan. ketika, melihat seorang laki-laki yang berjalan kearah toko tersebut. Lalu masuk kedalam toko dan membeli beberapa makanan dan minuman. Awal nya laki-laki tersebut tidak melihat keberadaan Arlin dan Guin. Namun saat hendak menyeduhkan kopi, yang berada di dekat meja tempat mereka Arlin berada.
"Hay,," sapa Guin.
"yaaaa.." jawab laki-laki itu.
yang tidak lain bernama Alex Ferguson. Dengan tinggi badan sekitar 180cm, serta postur tubuh seorang atlet basket. dan juga memiliki kulit putih bersih. Laki-laki tersebut, merupakan pria yang dikagumi oleh Arlin dan Guin. Dikarenakan postur tubuh yang begitu indah, serta juga menjadi pemain basket terpopuler disekolah.
"kalian berdua sudah dari tadi kah disini"? Tanya Alex, yang tersenyum kearah mereka.
pertanyaan tersebut membuat Arlin dan Guin tampak begitu senang. Terlihat dari wajah mereka yang sedikit memerah.
"Yaaa tentu saja" jawab kedua nya secara bersamaan. Hal itu membuat raut wajah Alex yang sedikit kebingungan. Namun Alex tidak terlalu mempedulikan nya.
Arlin dan Guin, yang sudah selesai pun segera beranjak dari tempat tersebut. bersamaan dengan Alex. hari pada saat itu masih lah Gerimis. Yang bisa membuat pakaian basah, ketika berada dibawah rintikan hujan tersebut.
Arlin dan Guin yang menggunakan satu payung, tampak tidak kesulitan dikarenakan mereka berdua, sudah terbiasa. Sementara Alex sendiri menggunakan payung, yang baru saja di bawa dari toko tersebut. Mereka pun segera menuju ke kelas. kedua nya segera menuju, ke meja nya masing-masing. Disana tampak lah beberapa siswa-siswi yang telah sedikit mengisi beberapa kursi dan meja. Tak lama kemudian datang lah Guru yang akan memberi, penjelasan kepada mereka. Disana mereka tampak begitu antusias untuk belajar.
Saat tiba nya beristirahat, Arlin dan Guin tampak antusias untuk belajar. Hal itu dilihat dari kedua nya, yang berjalan menuju perpustakaan sekolah. saat masuk ke dalam perpustakaan sekolah. Tampak lah tempat yang begitu indah, dengan ukiran unik di langit-langit tersebut. Dan beberapa rak buku yang terisi penuh dan begitu rapi, serta tempat itu juga sangat terawat. disana mereka mendaftar terlebih dahulu. Lalu mendapat sebuah kartu tanda peserta. Kemudian baru lah mereka bisa, membaca buku-buku yang ada ditempat tersebut. Guin yang sangat menyukai biologi pun, tampak mengambil beberapa buku untuk dibaca. Sementara Arlin yang sangat menyukai sejarah pun. Tampak sedang berkeliling untuk mencari buku tersebut. Namun Arlin tidak menemukan tempat buku itu, dia pun meminta Guin untuk. Tidak mengikuti nya.
"Guin, kau bisa mencari tempat untuk membaca, aku akan mencari buku yang ingin ku baca. Jadi tunggulah di meja, aku akan segera kembali" ucap Arlin yang segera berjalan ke arah petugas perpustakaan.
"baiklah, aku menunggumu" jawab Guin yang segera meletakan buku-buku, diatas meja lalu duduk dikursi. Serta membaca.
sementara itu, Arlin yang sedang bertanya kepada petugas perpustakaan pun, tampak berjalan kearah yang ditunjuk.
"kau ingin sejarah, maka biar ku bantu" ucap pembina perpustakaan, saat tidak sengaja melihat Arlin yang tampak, sedikit kesusahan dalam membuka sebuah pintu.
"aaa..baiklah, terimakasih" ucap Arlin ketika pintu tersebut sudah terbuka. Dengan segera Arlin, masuk kedalam sebuah ruangan yang menuju bawah tanah, disana Arlin mulai sedikit terpana, saat beberapa lampu mulai menyala dan terlihat begitu banyak buku sejarah disamping nya.
"apa kau menyukai nya"? Tanya pembina tersebut kepada Arlin.
"yaa tentu saja, ini adalah ruang sejarah, aku kan mencari beberapa buku, tapi boleh kah aku membawa pulang beberapa buku disini?" tanya Arlin yang sudah melihat-lihat beberapa buku.
"kau bisa, hanya saja esok hari nya, buku tersebut harus dikembalikan"! Ucap pembina itu sedikit tegas.
"baiklah, terimakasih" ucap Arlin.
dengan antusias Arlin, mencari buku-buku sejarah. Dan tidak sengaja Arlin melihat, sebuah buku yang tampak seperti memangil diri nya.
"Arlinda...Arlinda....Arlin-" seketika Arlin terkejut dengan sebuah tepukan dipundak nya.
"ada apa Bu"? Tanya Arlin yang masih sedikit terkejut.
"jangan terlalu lama dirunagan ini, kau harus segera keluar" ucap pembina tersebut dengan sedikit tegas.
"maafkan aku, baiklah akan ku selesaikan secepatnya" jawab Arlin.
melihat pembina tersebut, sedang berjalan menuju pintu keluar. Arlin dengan cepat mengambil buku yang berada tepat, didepan nya. Lalu segera keluar dari ruangan tersebut.
Arlin yang telah, berada didepan Guin pun, segera membuka, buku sejarah yang dia bawa.
"apa yang terjadi, kenapa kau begitu lama sekali" tanya Guin yang tampak sedikit khawatir kepada Arlinda.
"tidak, hanya saja tempat nya yang begitu indah, membuatku berdiam sejenak" jawab Arlin yang tersenyum lebar kearah Guin.
"sungguh, aku akan ikut dengan mu nanti, saat kau masuk kedalam ruangan yang kau maksud" ucap Guin yang tersenyum balik.
kedua nya pun, tampak sedikit membaca, namun, saat Arlin hendak membuka buku yang, terakhir dia bawa.
"teng...deng...deng" Terdengar lah suara bel sekolah dari, tempat siaran yang membuatnya. Segera meletakan kembali buku tersebut, diatas meja lalu, meletakkan buku lain diatas buku tersebut. mereka berdua segera pergi bersama menuju kelas. Seperti biasa mereka belajar hingga jam pulang tiba. Saat sedang mengemaskan buku-buku nya, Arlin tak sengaja menjatuhkan sebuah penghapus milik nya, yang membuat seisi tas kembali jatuh, saat Arlin mencoba mengambil penghapus nya.
"huh,," wajah memelas Arlin.
"ayoo, kita pul-." ajak Guin. Seketika terhenti saat, melihat Arlin sendang membereskan barang-barang nya.
"baiklah, sekarang barangmu berantakan lagi dilantai, aku akan membantu" ucap Guin yang segera membantu Arlin. Saat itu lah Tanpa mereka berdua sadari, buku yang dibawa Arlin tiba-tiba sedikit bersinar. Ketika sudah dimasukkan kedalam tas Arlin. Mereka berdua pun, segera pulang menuju rumah nya masing-masing.