Sabar bukan berarti lemah,bertahan bukan berarti bodoh.Itulah ungkapan Arumi menjalankan rumah tangganya.
Sejak menikah, Arumi harus banting tulang cari nafkah untuk suami, anak dan juga mertuanya.Tapi apa yang di dapatkan Arumi, hanya perlakuan kasar dari suaminya
Setelah mendapatkan kekerasan rumah tangga.
Apakah Arumi masih akan mempertahankan rumah tangganya?
Jika ingin tahu kelanjutan ceritanya ikutin terus ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selviana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1 Arumi banting tulang.
"Assalamualaikum."
Arumi yang baru pulang kerja tak lupa mengucapkan salam saat memasuki rumah.Dia sebagai istri harus banting tulang cari nafkah untuk suami, anak dan juga ibu mertuanya.Itulah yang sedang di jalani wanita cantik itu selama lima tahun belakangan ini. Sejak menikah dengan pria yang tidak di kenalnya, yang ternyata seorang pengangguran.
" Dari mana saja,hah..?Jam segini baru pulang," bentak Gerry, suami Arumi.
"Maaf ya, Mas. Aku pulang telat, soalnya kerjaan aku baru selesai," terang Arumi sambil menyelami tangan suaminya dengan takzim.
Tetapi Gerry menipis tangan Arumi dengan tatapan tajam."Banyak alasan!Bilang aja habis berkeluyuran di luar sana,bukan?Sampai lupa tanggung jawab kamu sebagai istri di rumah ini."
Bukannya mendapat sambutan baik dari suaminya justru tuduhan yang di dapatkan Arumi.
"Kurang tangung jawab apa lagi aku jadi istrimu,Mas? Selama ini, aku yang kerja cari uang.Justru Mas yang tidak bertanggung jawab sebagai suami," tegas Arumi.
Plakk...
Tamparan keras mendarat di wajah Arumi hingga wanita itu menyentuh pipinya yang terasa sakit dan perih.Ini bukan pertama kali mendapatkan tamparan dari suaminya, tapi sudah berulang kali sejak mereka menikah.
"Oh.. sekarang mulai berani ya mengungkit tanggung jawab?! Seharusnya kamu itu bersyukur, aku nikahi yang sedang hamil saat itu.Apa itu masih kurang tangung jawab, hah..?" bentak Gerry yang menganggap dirinya begitu berjasa dalam hidup Arumi.
Tetapi Arumi hanya diam dan menerima perlakuan kasar dari suaminya.Pria yang sudah menyelamatkan nyawanya disaat dia mencoba mengakhiri hidupnya dengan berdiri di jalan rel kereta api.Saat itu, Arumi benar putus asa dengan kondisi yang sedang hamil, apalagi dia diusir dari rumah oleh orang tuanya.Dia akui dirinya salah apa yang dia lakukan karena itu cukup fatal sebagai wanita yang belum menikah dengan menjalin hubungan seorang pria begitu intim membuat dirinya hamil.Tapi pria itu tidak ingin bertanggung jawab bahkan pria itu menghilang begitu saja seperti di telang bumi.Namun, pria yang tidak di kenalnya justru ingin menikahi dirinya yaitu Gerry yang kini menjadi suaminya.
"Bukan maksud aku seperti itu,Mas! Aku hanya ingin kamu cari kerjaan" sanggah Arumi.Dia tidak bisa lagi berkutik di depan suaminya karena pria itu selalu mengungkit apa yang dia lakukan padanya.
"Kali ini, aku maafkan! Jika berani mengungkit kembali! Aku tidak senggang menceraikan kamu," ancam Gerry dengan menakuti istrinya."Sekarang juga kamu ke dapur, lalu masak!"
" Sebentar ya, Mas.Aku ganti baju dulu,"ucap Arumi kemudian melangkah kakinya.
Namun, tangan Arumi di genggaman oleh Gerry."Tidak perlu! Aku sudah lapar.Mending kamu masak, dan jangan membantah lagi!"
"Ya sudah, tapi lepaskan aku ya ,Mas!" seru Arumi dengan lembut.
Walaupun di perlakukan kasar, Arumi masih berusaha menjadi istri yang baik dan patuh pada suaminya.Padahal, dia sendiri lagi capek dan butuh istirahat karena habis kerja seharian.Namun kata itu, seakan sulit bagi Arumi jika sudah ada di rumah.Dia harus kembali melakukan pekerjaan rumah sebagai ibu rumah tangga.
Lalu Gerry melepaskan tangan Arumi hingga wanita itu masuk ke area dapur.Kemudian memasak dengan menu makanan seperti biasa yaitu telur dadar dan tempe goreng.
Tak berselang lama,makanan tersebut sudah siap di sajikan hingga diletakkan di atas meja makan.Sementara Gerry dan Sarita nampak duduk manis di depan meja makan.
"Lama banget sih masak? Atau kamu sengaja supaya kami ini mati kelaparan?"ketus Sarita,ibu mertua Arumi.
"Astaga! Kok ibu ngomong seperti itu?Padahal aku masak cuma sebentar.Dari pada ibu marah tidak jelas.Mending ibu makan, nanti keburu dingin!" ucap Arumi kemudian duduk di kursi kosong di samping suaminya.
Tetapi wanita paruh baya itu tidak suka dengan masakan yang di buat menantunya.
"Bisa tidak ,jangan makanan... ini terus! Ganti kek dengan ikan goreng rica-rica atau sup ayam gitu supaya kita selera makan.Kalau seperti ini, aku tidak mood makan soalnya sudah bosan,"protes Sarita.
"Iya nih...Mas juga bosan," sambung Gerry yang ikut protes.
"Seharusnya Mas dan ibu bersyukur, makanan yang ada.Kalian tahu sendiri,kan gaji aku tidak seberapa sebagai sekertaris.Apalagi harus membagi pada kalian berdua lalu di tampah lagi keperluan Aqilah yang sudah masuk sekolah.Belum lagi bayar listrik, air, dan masih banyak lagi keperluan lainnya,"ucap Arumi dengan memberikan pengertian pada suami dan ibu mertuanya.
Arumi sebagai sekretaris di perusahaan Group PT Angga Real dengan gaji empat juta perbulan hanya mendapatkan separuh gajinya.Sementara keperluan lainnya semua di tanggung olehnya.
"Oh... jadi sekarang kamu perhitungan ya sama kami?!"
"Bukan seperti itu,Bu," sanggah Arumi.
"Lalu apa, kalau bukan seperti itu?" tanya Sarita dengan tatapan tajam ke arah menantunya.Dia tidak terima jika menantunya pengungkit masalah uang yang telah di ambil dari Arumi
Hikss... Hikss... Hikss..
" Maaf,Bu.Arumi harus pergi ke kamar, Aqilah."
Mendengar tangisan sang anak, Arumi cabut dari hadapan ibu mertuanya dan juga suaminya.
" Hikss... Bunda.. Aqilah akut.."
Sebelum Sarita keluar dari kamar Aqilah.Dia sengaja memadamkan lampu membuat Aqilah ketakutan pada ruangan yang gelap.
Arumi yang sudah tiba di kamar putrinya langsung menghidupkan lampu kembali lalu memeluk Aqilah supaya berhenti menangis.
" Cup..cup.. anak Bunda, kenapa menangis, sayang?"
" A-aqilah akut..." Aqilah memeluk erat tubuh Arumi dengan suara isak tangis.
"Jangan takut, sayang! Bunda sudah ada di sini.Lampunya sudah aku nyalakan!" ucap Arumi sambil mengelus rambut Aqilah dengan lembut.
"Hikss...masih elap.Bunda, bohongin Aqilah..."rajuk Aqilah yang terus menangis.
Arumi di buat heran dengan tingkah Aqilah dengan mengatakan masih gelap padahal lampunya sudah menyala.Hingga wanita itu melepaskan dekapan dari tubuh Aqilah untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi lalu menatap putrinya yang ternyata lagi memejamkan mata hingga Arumi tertawa melihat tingkah gemes Aqilah.
Aqilah ikut tertawa karena berhasil mengerjai bundanya.
"Aqilah, kamu ngerjain Bunda ya..?"
Aqilah mengiyakan dengan menganggukkan kepala.
" Nakal ya.." Arumi menggelitik putrinya hingga Aqilah tertawa lepas karena merasa geli.
Melihat putrinya tertawa seperti itu, rasa lelah dan capek hilang seketika.Sungguh Aqilah adalah pemberian terbaik yang Allah berikan padanya hingga jadi penyemangat dia saat ini.
Namun tidak bisa dipungkiri, Aqilah adalah anak hubungan di luar nikah.Dia hamil dengan pria yang sangat dia cintai.Itulah kesalahan terbesar yang di lakukan oleh Arumi di dalam hidupnya.Karena dibutakan cinta hingga dia rela memberikan kesuciannya.Tapi pria itu malah meninggalkan dirinya di saat dia sedang hamil hingga wanita itu sangat kecewa dan mencoba melupakan pria itu di dalam hidupnya dengan mencintai suaminya.
sebenarnya Gerry yg tlg mencuri wang ibunya...🤣🤣🤣