Aurora, seorang CEO yang merupakan gadis multitalenta harus merenggang nyawa karna keserakahan tangan kanannya sendiri yang berniat merebut perusahaan yang dia bangun sejak dulu.
Ketika sebuah peluru terlepas menembus jantungnya, Dan di detik kemudian gadis itu telah berada di dunia yang berbeda.
Jiwanya menempati tubuh putri dari seorang jendral perang yang terkenal dengan sampah karna tidak mampu berkultivasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berada dalam pusaran waktu yang berbeda
Dalam satu barisan waktu tampak seorang gadis tengah terbaring di atas tempat tidur yang besar dengan wajahnya yang telah sepucat kertas.
Dia tak seorang diri, ada beberapa pelayan di kamar itu, dan juga terdapat seseorang pria dengan jubah besi yang melekat pada tubuhnya.
Pria tua yang memiliki umur kisaran 40 tahun itu tampak memandang gadis yang terbaring lemah itu dengan wajah begitu panik.
Entah sudah berapa tabib yang dia datangkan saat ini, ada begitu banyak dan tak terhitung jumlahnya, dan kini harapan terakhirnya jatuh pada tabib Liu chen.
"Bagaimana tabib?"
Pria itu yang di kenal dengan jendral Bai tampak bertanya dengan cepat ketika melihat sang tabib telah menyelesaikan pemeriksaannya.
Sang tabib tampak mendesah pelan, lantas mulai menjawab.
"ini semakin buruk jendral"
Mendengar itu membuat jantung jendral Bai terasa berdetak tak menentu.
"Kondisi putri Meilan semakin hari semakin buruk saja, tidak ada tanda tanda peningkatan dari semua pengobatan yang dilakukan selama beberapa tahun ini"
Jelas tabib Liu dengan lesu
Jenderal Bai benar benar membisu ketika mendengarnya, seolah bibirnya terkunci begitu rapat sehingga tak mampu mengucapkan sepatah katapun.
Perlahan setiap orang mulai keluar meninggalkan ruangan tersebut, menyisakan jendral Bai dan Sang putri yang tiba tiba kehilangan kesadarannya beberapa waktu lalu.
Pada saat itu dia tengah melakukan pertemuan dengan kaisar dan beberapa orang penting di istana kekaisaran. Namun mendapat kabar jika putrinya jatuh tidak sadarkan diri membuat pria paruh baya itu tanpa pikir panjang meninggalkan pertemuan untuk segera menemukan putri tercintanya.
Putrinya Bai Meilan, tumbuh menjadi gadis yang cantik yang saat ini tengah berumur 15 tahun. Hanya saja kondisi kesehatan gadis itu tidak baik sejak kecil. Bahkan gadis itu tidak bisa terlalu lama berjalan karna kesehatannya yang benar benar buruk.
Gadis itu tidak bisa berkultivasi karna kondisi tubuhnya yang tidak memungkinkan, hingga gadis itu hanya menghabiskan waktunya dengan menyulam dan melukis. Dia tidak memiliki teman layaknya seorang putri, semua orang menjauhinya berkata dia adalah seorang sampah dan berlindung di balik status ayah dan kakeknya yang seorang jenderal dan panglima perang di kekaisaran Utara.
Dengan statusnya yang istimewa membuat gadis yang berusia 15 tahun itu telah di tetapkan menjadi tunangan putra mahkota.
Hal tersebut semakin membuat para putri putri yang menyukai putra mahkota semakin membencinya.
"Meier kamu harus sehat dan berumur panjang demi ibumu nak dan juga demi ayah"
Gumam pria itu yang membelai rambut panjang milik putrinya.
...****************...
Sedangkan dalam dimensi waktu yang berbeda.
Di antara banyak gedung gedung yang menjulang tinggi, mobil sport yang berlalu lalang di kota metropolitan.
Tampak seorang gadis yang sedang duduk dengan beberapa buku di tangannya.
Sejenak gadis itu melirik kearah rak buku di tepat di sampingnya, kini rak buku yang dulunya berisi jajaran ribuan buku kini tampak kosong.
Hening, Gadis itu tampak serius dengan kegiatannya.
Hingga gerakannya yang tadinya membuka lembar demi lembar buku di tangannya perlahan terhenti.
Gadis itu melirik dengan ujung matanya, bergerak meraih pistol di yang tidak jauh dari posisinya.
"Siapa kau?"
Gadis itu berbicara dengan dingin, Dengan matanya tertuju pada sebuah bayangan hitam yang terlihat dari belakang lemari miliknya.
Dorr
Gadis itu melesatkan peluru miliknya, menciptakan suara nyaring di dalam mansion mewah bergaya eropa itu.
"Kau terlalu serius Aurora"
Gadis yang di sebut Aurora itu lantas mengerutkan keningnya ketika merasa mengenal suara itu.
"Daniel?"
Lantas ketika nama itu di sebut, seorang pria di balik lemari itu kini mulai menampakkan dirinya.
"Kau"
Wajah Aurora tampak datar, menatap pria itu dengan dingin yang saat ini tengah melemparkan senyum cerah padanya.
"Untuk apa kau kemari?"
Aurora bertanya yang kemudian segera membalikkan badannya.
Dia tidak lagi curiga, karna pria itu adalah tangan kanannya, yang selama ini mengurus segala kebutuhannya setelah orang tuanya tiada.
"Tentu saja untuk sesuatu yang penting"
Pria itu menjawab dengan cepat.
Gadis itu mengerutkan keningnya.
"Penting? Tentang apa?"
Tanya gadis yang itu kemudian membalikkan tubuhnya.
Namun pada saat itu juga
Dorr
Sebuah peluru tepat melesat di perutnya membuat gadis itu membulatkan matanya.
"Ka kau"
Aurora menatap pria itu dengan datar, tidak menyangka jika pria yang selama ini menjadi orang kepercayaannya kini berbalik mengkhianatinya.
"Kau pasti tidak bisa menebaknya bukan?"
Daniel tampak terkekeh senang, lantas kemudian duduk dengan gaya angkuhnya di kursi kebesaran milik Aurora selama ini.
"Aku ingin mengucapkan terima kasih, karna kau telah membawa Balfenia group dengan kejayaannya sebelum kematianmu"
"Tenang saja, aku akan mengambil posisimu dengan baik"
Daniel tertawa keras di ujung sana, tampak tidak peduli dengan Aurora yang sudah berlumuran darah di bawah sana.
"Haha kau pasti berfikir dengan kematianku kau bisa mendapatkan milikku bukan"
Meski tengah kesakitan gadis itu tetap tertawa sombong kearah daniel, membawa pria itu terpancing amarah.
Dia benar benar membenci perangai gadis itu, senyum dengan kesombongan itu membuat daniel benar benar ingin melenyapkannya.
"Kau salah, Bahkan setelah kematianku, kau tidak akan bisa mendapatkan apapun dari kerja kerasku selama ini, Semua asetku telah ku donasikan, dan kau tidak bisa mendapatkan apapun"
Aurora terkekeh di balik rasa sakit di perutnya yang semakin menjadi jadi.
"Diam kau sialan"
Dor
Dor
Dor
Daniel berteriak dengan kemarahan yang membuncah, Melepaskan tembakannya berkali kali ke arah aurora yang kini benar benar telah kehilangan kesadarannya.
Tubuh Aurora terasa melayang di atas rasa sakit yang dia rasa, kesadarannya seolah di tarik secara paksa.
Tidak peduli bagaimana usaha gadis itu untuk bangun, namun matanya tetap terpejam hingga kesadarannya benar benar menghilang.
Aurora Balfenia, seorang gadis yang merupakan pewaris Balfenia group yang saat ini merupakan perusahaan dengan memiliki kekayaan nomor satu di negaranya.
Dia merupakan putri angkat dari Mr Balf dan Ms yuni yang berasal dari keluarga bangsawan yang di vonis oleh dokter tidak akan bisa mendapatkan keturunan. Hingga memilih mengadopsi seorang putri yang kini di kenal dengan Aurora balfenia.
Gadis itu menduduki posisi CEO di usia yang begitu muda yakni 22 tahun. Namun meski begitu dia mampu membawa nama keluarga dan perusahaannya semakin di kenal di berbagai manca negara.
Gadis itu tumbuh menjadi sosok yang begitu sempurna, Pintar, cerdik, gesit bahkan menguasai berbagai bidang dalam bela diri.
Namun 2 tahun setelah menduduki posisinya Mr Balf meninggal yang kemudian di susul dengan kepergian Ms yuni dalam waktu 2 bulan.
Dan siapa sangka, di tengah ulang tahunnya yang ke 26 tahun, gadis itu harus merenggang nyawa akibat dari keserakahan dari orang kepercayaannya sendiri.
Dalam pusaran waktu yang berbeda
Seorang gadis yang tampak masih terbaring lemah di tempat tidurnya yang baru saja di periksa oleh sang tabib tampak membuka matanya lebar lebar.
"Hah hah hah"
Gadis itu tampak mengatur nafasnya beberapa waktu, dan hal pertama yang tertangkap di pandangannya adalah, saat ini dirinya berada di kamar yang cukup luas dengan gaya interior bernuansa klasik kuno seperti di drama kolosal yang pernah dia tonton.
"Dimana ini?"
Satu pertanyaan yang menggeluti otak gadis itu saat ini.