Axelo kembali ke masa lalu untuk memperbaiki semua kesalahan pada istrinya, tapi semua tidak mudah karena....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atika Azizah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
satu
Di rumah sakit Jakarta,
Seorang wanita sedang menunggu hasil pemeriksaan dirinya.
"Ibu Azura" panggil suster itu.
Wanita yang di ketahui namanya adalah Azura bangkit dari duduk nya "Saya sus" Suster itu memberikan secarik amplop putih.
Azura menerima surat itu dengan tangan bergetar, dengan perlahan dia membuka dan membaca hasil pemeriksaan tersebut. Air matanya menetes, tanganya menutup mulut tak percaya setelah membaca hasilnya.
"Ha..mil..hiks..." tangis bahagia keluar dari mulut Azura. Tanganya mengelus perut "Sayang...terimakasih karena kamu telah hadir di hidup bunda" ucapnya bahagia.
Azura mengeluarkan ponsel miliknya dia akan memberitahu kabar bahagia ini pada kakak yang selalu melindungi dan selalu ada di sisinya.
[Halo dek, ada apa? Apa bajingan itu menyakiti mu lagi?]
Azura menggeleng [ Tidak bang, aku cuman mau kasih kabar bahagia buat abang]
[Apa itu?]
[Sebentar lagi abang jadi paman] orang yang di sebrang telpon sana terdiam mematung.
[Abang? Bang? Abang masih di sanakan?]
Orang itu tersadar [Iya, selamat yah, jaga dia baik-baik]
Azura tersenyum [Tentu, dia akan menjadi alasan aku untuk bertahan]
[Dek] suara itu terdengar parau di telinga.
[Yaudah bang, Zura tutup dulu telpon nya yah, aku mau kasih kejutan untuk suami aku]
[Dek ab..]
Tut.....
Panggilan itu di putuskan oleh Azura sebelum Arzuna selesai bicara. Azura melangkah keluar dari rumah sakit dengan perasaan yang sangat bahagia. Azura berjalan menuju mobilnya didepan mobil seorang pria paruh baya menunggu dengan tersenyum.
"Silahkan nyonya" ucapnya membuka kan pintu mobil.
"Terima kasih pak" Azura masuk dan duduk sambil mengusap perut ratanya. Pak Udin yang sedang menyetir pun melirik Azura dari kaca "Nyonya apa ada kabar gembira, sampai nyonya terus tersenyum?"
"Sebentar lagi akan ada malaikat kecil di mansion"
"Wah selamat Nyonya, saya ikut senang"
"Terima kasih pak, oh yah jangan kasih tahu dulu Xelo pak, biar saya kasih kejutan buat dia"
"Ba..baik nyonya" pak Udin menatap sedu Nyonya nya ini.
Sampai di mansion Azura langsung pergi ke kamarnya, dia akan memberikan kejutan untuk suami tercintanya. "Mungkin kamu akan berubah setelah malaikat kecil ini ada mas" gumamnya.
Azura mencari sesuatu untuk membungkus hasil tespack, surat dari rumah sakit dan foto hasil USG "Hem, bagus kali yah? Warnanya juga lucu" monolognya saat menilai kotak berwarna polkadot biru muda itu.
Drt...drt...
Ponsel Azura bergetar dan berbunyi, Azura melihat siapa yang menelponnya.
[Halo] ucap Azura.
[Zur, lo dimana?] tanya si penelpon.
[Aku di rumah kenapa?]
[Oh, ini lo tau gak butik lo tuh rame bener, kebetulan gue juga lagi disini nyari baju buat suami gue]
[Terus, ngapain kamu telpon hah?] ucap Azura kesal.
[Hehe, gue gak tahu, gue rasa bakal gak bisa denger suara lo lagi, makanya gue telpon lo]
[Ngaco kamu]
[Ya kan gue gak mau menyesal Zur]
[Dah ah, aku lagi sibuk kamu buang waktu aku tau gak]
[Iya deh si paling sibuk, sibuk ngejar cowo bajingan itu huh]
[Dia suami gue dan lo gak berhak ngatain dia bajingan] jawab Azura kesal lalu menutup panggilan itu.
Tut ....
Azura menarik nafas pelan, dia berusaha menghilangkan emosinya yang muncul tadi. Azura melirik sebentar figura pernikahan dirinya dan suaminya, tersenyum tipis dan kembali menata hadiah kejutan untuk suaminya.
Meskipun dalam hatinya ia merasakan sakit, sudah banyak luka yang digoreskan oleh suami tercintanya, tapi entah kapan suaminya membalas cinta serta semua pengorbanannya.
Tapi di ruang kecil hatinya ada setitik harapan jika apa yang dia inginkan suatu saat nanti suaminya membalas cintanya.
.........
Di sebuah gedung pencakar langit seorang pria dengan jas hitam dan tatapan elang yang senantiasa melihat komputer di depannya itu. Kemudian dia menyandarkan bahu lebarnya di kursi kebanggaan dirinya, memijat perlahan pangkal hidung mancung bak perosotan dan bibir sexy yang menggoda itu.
"Azura...heh sebentar lagi penghalang itu akan musnah dari muka bumi ini" gumamnya. Melirik jam yang melingkar di lengan berototnya. Sudah pukul 14:49 itu artinya dirinya akan segera pulang untuk membasmi penghalang kebahagian dirinya.
Berdiri dari duduknya dan berjalan kearah jendela yang memperlihatkan bangunan tinggi dan besar itu, seringai terukir di bibirnya. Berjalan kearah pintu dengan kedua tangan masuk kedalam saku celana.
"Kai" panggilnya.
Kaidan yang di panggil pun datang menemui tuanya. "Ada apa?"
"Kau sopan sedikit saya atasanmu"
"Ya ya ya, sekarang ada apa?"
"Ck, carikan hadiah yang bagus untuk Marsha"
Kening Kai berkerut "Istri lo tuh Azura bukan Marsha" ucapnya.
"Siapa dia?, dengarkan dia hanya parasit dan hama di hidup gue dan sampai kapan pun gue gak akan pernah anggap dia sebagai istri gue" ujarnya lalu pergi.
Kai menatap kasihan bos sekaligus temannya itu "Sampai saat Azura tinggalin lo, gue orang pertama yang akan tertawa" ujar Kai yang masih di dengar oleh bosnya.
"Tertawalah, dan disana gue yang paling kencang" jawabnya, lalu menghilang di balik lift.
Axelo Roland Alexis penguasaha yang memegang perusahaan Alexis.Company. Sikapnya yang dingin dan arogan bahkan kejam pada istrinya sendiri yakni Azura Nathalia Xavier, namun akan bersikap lembut pada seorang wanita bernama Marsha Arina.
Axelo menikah dengan Azura karena paksaan dari orang tuanya, Axel tidak menyukai Azura karena sejak SMA Azura selalu mengejar dirinya, bahkan sudah puluhan atau ratusan kali Axel menolak Azura tapi tetap saja Azura akan kembali mengejarnya. Axel mencintai Marsha sejak kuliah namun pertemuan mereka terjadi sejak SMA, sampai sekarang Axel dan Marsha menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih.
Setiap hari hanya ada tangisan Azura, cacian dan makian Axelo bahkan tidak jarang Axel melakukan kekerasan pada Azura, tapi Azura tetap bertahan sampai sekarang dan itu semua membuat Axel muak dan merencanakan sesuatu untuk melenyapkan Azura setelah itu dia akan menikah dengan Marsha.
Axel sampai di mansion, memarkirkan mobil kesayanganya lalu masuk kedalam mansion. Saat membuka pintu seperti biasa Axel di sambut oleh senyum hangat Azura.
"Akhirnya mas kamu pulang" ucap Azura mendekati Axel dan berniat melepaskan jas yang di pakai oleh Axel.
Saat tangan Azura menyentuh bahu Axel, Axel langsung menepis dan mendorong Azura.
"Akhhh"
Axel berjongkok lalu memegang dagu Azura "Ucapkan selamat tinggal dunia" mata Azura membola saat Axel mengucapkan kata itu.
Axel berdiri lalu menendang perut Azura sehingga Azura terseret dan membentur dinding.
"Akhhh"
Axel kembali mendekati Azura yang sedang merintih kesakitan pada perutnya, menarik rambut Azura dengan sangat keras ke atas hingga wajah Azura mendongak "Kamu tahu?, kamu hanya benalu dan parasit di hidup saya dan sekarang saya akan menghilangkan benalu itu".
Bugh
Prang
Tubuh kecil Azura di lempar hingga vas besar pecah dan menimpa Azura, keadaan Azura sunggu tidak bisa dikatakan baik-baik saja.
Ctar
Axel mencambuk Azura menggunakan gesper/sabuk miliknya.
"Ck ternyata kau kuat juga"
Dor
Peluru itu bersarang di punggung Azura.
"Uhuk...akhhh"
"Ada kata-kata terakhir?" tanya Axel sambil menodongkan pistol di kepala Azura.
"Uhuk..a...aku...menyesal mencintai laki-laki sepertimu..uhuk...jika...ada kesempatan kedua...aku tidak akan mencintai mu..."
"Heh kau pikir saya beruntung di cintai oleh wanita murahan seperti mu"
"Aku..benci kamu Axel..."
Deg
Entah kenapa saat Azura mengatakan itu hati Axel berdenyut nyeri dan sesak di dada. Tapi Axel menepis semua itu "Selamat tinggal"
Dor
Axel menembak Azura tepat di kepalanya dimana itu membuat Azura tiada begitu pun dengan janin yang di kandungnya.
"HAHAHAHA...selesai..semua selesai" tawa kemenangan dari mulut Axel keluar, semua pekerja mansion yang melihat nyonya mereka di bunuh oleh tuan nya, menangis dalam diam itu yang bisa mereka lakukan sekarang, namun berbeda dengan Sisil dia menelpon seseorang untuk memberitahu kabar itu.
Axel menatap mayat Azura ada sedikit rasa menyesal di dalam dirinya dan ia merasa tidak membunuh satu orang melainkan lebih, tapi Axel menepis semuanya dia tidak peduli dengan apa yang ia rasakan sekarang. Setelah terdiam cukup lama Axel pergi dari mansion itu. Setelah Axel pergi beberapa bodyguard membawa jasad Azura.
Tbc....
Smngttt....🌹🌹🌹
ada jg yg bkl saingan sm axel....jd biarin aja dia brjuang,tnggal nnti dkung kputusan azura dia bkln mlih spa....sbg kk' sm shbtnya,yg pnting sllu dkung dia apa pun yg trjdi....ok....