NovelToon NovelToon
Nur

Nur

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Selingkuh / Cerai
Popularitas:14.3k
Nilai: 5
Nama Author: Redwhite

Seperti artinya, Nur adalah cahaya. Dia adalah pelita untuk keluarganya. Pelita untuk suami dan anaknya.

Seharusnya ...

Namun, Nur di anggap terlalu menyilaukan hingga membuat mereka buta dan tak melihat kebaikannya.

Nur tetaplah Nur, di mana pun dia berada dia akan selalu bersinar, meski di buang oleh orang-orang yang telah di sinarinya.

Ikuti kisah Nur, wanita paruh baya yang di sia-siakan oleh suami dan anak-anaknya.

Di selingkuhi suami dan sahabatnya sudahlah berat, di tambah anak-anaknya yang justru membela mereka, membuat cahaya Nur hampir meredup.

Tapi kemudian dia sadar, akan arti namanya dan perlahan mulai bangkit dan mengembalikan sinarnya.

Apa yang akan Nur lakukan hingga membuat orang-orang yang dulu menyia-nyiakannya akhirnya menyesal?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

Nur Bahira, seorang ibu rumah tangga yang kesehariannya hanya berada di rumah, merawat anak dan suaminya.

Sore itu, seperti kebiasaannya, dia tengah menata tanaman hiasnya di depan rumah sembari menunggu kepulangan suami dan anak sulungnya.

Tak seperti biasanya, entah kenapa Nur merasa perasaannya tidak enak sejak pagi tadi. Dia selalu gelisah. Berbagai kegiatan sudah dia lakukan untuk sedikit mengurangi kecemasannya itu, tapi tetap saja tak mau hilang.

Bahkan saking khawatirnya terjadi sesuatu pada adik-adiknya dia sampai menghubungi mereka supaya tahu kedua adiknya baik-baik saja.

Tak lama, suara mobil sang suami terdengar berhenti di depan pagar.

Nur dengan senyum terkembang segera berlari untuk membuka pintu seperti biasanya.

Menyambut kedatangan suami dan juga anak sulung mereka yang sering pulang bersama.

Namun, senyum Nur sedikit memudar kala melihat keberadaan sahabatnya— Sisil yang ikut turun dari mobil suaminya.

Tanpa berpikir buruk dia tetap menyambut ketiganya.

"Sisil?" sapa Nur sembari mendekat. Tak lupa dia juga mencium punggung tangan sang suami seperti kebiasannya.

Namun, lagi-lagi ada yang berbeda, biasanya sang suami akan mengecup keningnya setelah dia menyalaminya, tapi kali ini tidak.

"Hai Nur, sibuk?" balas Sisil dengan senyum manisnya seperti biasa.

"Biasalah," balas Nur lalu menatap putri sulungnya yang terlihat berbeda.

"Manda kenapa sayang?" tanya Nur heran.

"Ngga papa Mah, Manda cuma capai, Manda masuk duluan ya," ucap gadis dua puluh tahun itu.

Nur pun mengangguk dan mempersilakan tamu yang merupakan sahabatnya itu untuk ikut masuk.

"Ridho apa kabar Sil? Udah lama aku ngga lihat dia, terkahir kali beberapa bulan lalu."

Sisil kemudian tersenyum canggung sembari melirik suami Nur— Pamungkas.

Nur memperhatikan sikap keduanya, "ada apa sih?" ujarnya sembari mengernyit heran.

Terlebih lagi saat melihat sang suami ikut duduk bergabung. Tak seperti biasanya, yang meninggalkan dia dan sang sahabat untuk berbincang.

Kali ini sang suami yang baru pulang kerja bukannya membersihkan diri, malah ikut menimbrung dengannya.

"Ridho baik Nur. Emm ... Maaf kalau kedatangan aku yang mendadak ya Nur. Ada yang mau kami sampaikan," ucap Sisil tiba-tiba.

"Ada apa sih, kok aku jadi deg-degan ya," jawab Nur sambil berusaha mengenyahkan pikiran buruknya.

Bohong jika Nur tak melihat gelagat aneh suami dan sahabatnya.

Di dalam benaknya, dia berusaha mengenyahkan pikiran buruk itu.

Enggak Nur, Astaghfirullah hal adzim.

Nur berulang kali terus menggumamkan istigfar dalam hati.

Dia ingin mengenyahkan prasangka buruknya, meski sulit.

Sisil menunduk, entah kenapa ada rasa sungkan mengatakan sesuatu yang justru sejak tadi dia yakini.

Dia yakin setelah ini sang sahabat yang sudah banyak berjasa pada hidupnya, mungkin akan membencinya.

Melihat Sisil menunduk, Pamungkas yang tadi duduk di antara keduanya lantas mendekati Sisil dan segera menggenggam tangan sahabat istrinya.

Pikiran Nur mendadak kosong melihat apa yang di lakukan sang suami terhadap sahabat baiknya.

"Nur ... Izinkan kami menikah," ucap sang suami tiba-tiba.

Tubuh Nur membeku, lidahnya kelu. Hanya air mata yang tanpa persetujuannya meluncur begitu saja.

Di lantai atas, Amanda yang mendengar obrolan orang tuanya, merasa cemas.

Dia takut.

Nur menunduk lalu beristighfar lagi berulang-ulang demi bisa meredakan gemuruh di dalam dadanya.

"Nur maafkan kami, kami saling mencintai," sela Sisil tak tahu malu.

Lagi-lagi Nur tak mampu menjawab, tangisnya semakin kencang.

Dia tak menyangka rumah tangga yang telah di jalani selama hampir dua puluh dua tahun kini diterpa badai yang sangat kencang.

Dia pernah melihat kata-kata di sebuah media sosial yang mengatakan, sebagai seorang istri jangan terlalu mencintai suaminya.

Karena jika nanti kehilangan, sakitnya akan berkali lipat.

Kita tak pernah tahu, suami akan pergi dengan cara apa. Entah di panggil sang kuasa, atau malah di rebut oleh pelakor seperti Pamungkas.

Tak tega melihat istrinya terisak, Pemungkas lantas mendekati sang istri.

"Nur maafkan mas, mas enggak bisa mengendalikan perasaan ini. Mas harap kamu mau mengerti, lagi pula—"

Pamungkas lantas menatap Sisil dan di balas anggukan oleh kekasih gelapnya itu.

"Sisil kan sahabatmu, mas yakin kalian bisa kompak. Mas janji bakal adil sama kalian Nur," sambungnya.

"Benar Nur, aku hanya minta kesediaanmu untuk berbagi, aku janji tak akan tamak, kita akan menjadi kakak dan adik madu yang akur," sambung Sisil.

Pamungkas tersenyum membalas ucapan Sisil yang dia rasa sangat bijak.

Teringat obrolan keduanya sebelum memutuskan untuk meminta izin pada Nur atas rencana mereka.

Sisil bahkan bersedia hanya mendapat jatah dua hari yaitu setiap akhir pekan, kalau nanti Nur meminta bagian waktu lebih pada Pamungkas.

Dia sadar diri karena Pamungkas memiliki anak-anak dari Nur.

Sisil dan Pamungkas tahu, mungkin Nur akan marah dan kecewa saat ini. Namun keduanya sangat yakin jika Nur lambat laun akan menerima kehadirannya, sebab Nur adalah perempuan baik dan berhati lembut.

Tanpa menjawab, Nur bangkit berdiri dan berlalu meninggalkan keduanya.

Amanda yang sejak tadi mendengar obrolan mereka lantas turun dan mendekati sang ibu.

"Mah, mamah enggak akan pisah sama papah kan?"

.

.

.

Lanjut

1
Jumi Saddah
perjalanan nur menuju sukses masih jauh deh,,turun naik menanjak,,penuh drama dan air mata trus penuh dgn hinaan dan cacian,,maka itu nur di tempa menjdi kuat dn tegar,,
Viela
semoga aja adik km bisa sadar zahra
Desi Belitong
aduh nur kenapa kamu bodok banget nur nur geretan aku bacanya
Desi Belitong
jangan mau mbak saudaramu jahat banget
Desi Belitong
ya allah gunanya adik2nya waktu susah di bantu ketika kakaknya susah tidak ada yang mau bantu/Sob//Sob/
sofiah sudjai
lanjut thor
Viela
tolongin nur ni'am kasian dia
Jumi Saddah
ini perjalanan si nur amat berkelok kyak roll coster,,,ya semoga nanti nya nur bener2 menemukan kebahagian dan menjdi sukses,,,
Arga Putri Kediri
jalan nur menuju sukses...ato bangkit
Nurlela Nurlela
typo gelas
Noor Dech
nur..
namaku thor🤭
Viela
dasar sahabat aneh
Susi AYANA
diihhh anehhhh
Arga Putri Kediri
kpn Thor nur bangkit jadi wanita kuat
Susi AYANA
dihhh najong punya ade kae gitu, amit2x
Viela
adikny gk berperasaan seperti kacang lupa kulitny
Arga Putri Kediri
sabar nur
Viela
dasar sisil wnita tk punya malu
Arga Putri Kediri
kok sgt menderita nur thor
Viela
owalah nur kasian km
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!