Pertemuan tanpa sengaja menjadi bibit cinta tumbuh dibumbui oleh perjalanan karakter yang penuh rintangan serta persahabatan antar karakter yang membuat kisah mereka lebih berwarna
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
Pada saat sampai di ruang tamu mereka melihat Kinan yang masih melihat TV dan Veranda sedang menyiapkan makan malam dan saat itu juga gandengan tangan mereka dilepas karena mereka tidak ingin status mereka diketahui.
"Ehh kamu Vin, lama banget sih ngobrolnya" ucap Kinan melihat mereka berdua baru sampai di ruang tamu
"Maaf pak tadi Shani ingin mengobrol hal penting pada saya" balas Vino
"Hal penting apa hal penting nih?" Tanya Kinan sambil menggoda Shani
"Penting pah" balas Shani dengan wajah cemberutnya
"Ya udah deh, sebentar lagi mau Maghrib nanti kamu imamin sholat yah" pinta Kinan
"Loh kok ngga di masjid aja pak"
"Saya sekarang cuman bisa sholat di rumah kalo Jumat aja ke masjid"
"Ohh gitu pak, ya sudah nanti saya imamkan" Vino mengiyakan
"Nah gitu dong calon mantu saya" ucap Kinan menepuk pundak Vino
"Ah bapak bisa aja"
Disela-sela obrolan mereka, suara adzan yang berada di dekat rumah Shani berkumandang.
"Nah yang ditunggu dateng, kamu wudhu dulu yah nanti gantian" ucap Kinan setelah mendengar Adzan
"Iya pak saya permisi wudhu dulu"
Vino terlebih dahulu menuju kamar mandi dan dilanjutkan oleh Kinan dan seterusnya, dan kemudian mereka semua yang ada di rumah sholat Maghrib berjamaah dengan imamnya Vino seperti biasa Shani tidak ikut sholat.
Setelah sholat mereka melanjutkan untuk makan malam bersama yang sudah disiapkan Veranda sejak tadi, dan disela-sela makan mereka Vino ingin meminta ijin pada Kinan dan Veranda namun dia terlebih dahulu melihat Shani untuk menyakinkan dirinya dulu sebelum bertanya.
"Hmm pak" Vino membuka obrolan saat mereka makan
"Iya Vin kenapa?" Tanya Kinan melihat Vino
"Nanti saya tidur di kamar Shani gpp?" Tanya Vino yang memberanikan diri namun kaki Vino dicubit oleh Shani yang berada disebelahnya karena tidak ingin menimbulkan masalah
"Hahh maksud kamu apa Vin?" Ucap Kinan yang emosi mendengar ucapan Vino dan ingin di tenangkan oleh Veranda
"Ngga pak ngga, saya denger Shani takut tidur sendiri" vino menjelaskan maksudnya
"Ahh saya kira kamu mau apa, itu cuman alesan ci Shani aja padahal pengin Deket sama kamu aja Vin" ucap Kinan yang sudah menurunkan emosi setelah mendengar alasan Vino
"Ihh beneran pah masa ngga percaya sih" ucap Shani yang mulai kesal kembali
"Kalo papah boleh aja tapi ingin batasan yah" goda Kinan sambil mengingatkan
"Iya pak" Vino menganggukkan kepalanya
"Sama satu lagi"
"Apa itu pak?" Tanya vino yang penasaran dan Shani juga
"Nanti aja deh papah yang bilang ke vino hehehe" canda Kinan
"Ihh gitu sih pah" ucap Shani sambil berdiri dari kursinya
"Biarin ini obrolan cowo sama cowo, Cici ngga boleh ikut" canda Kinan
"Ihh papah ngeselin" ucap Shani yang meninggal meja makan sebelum dia menghabiskan makanannya
"Ehh Shan mau kemana?" Tanya vino yang berusaha menahan Shani
"Udah vin biarin aja nanti kamu bawa makannya ke kamar Shani yah" ucap Kinan membiarkan Shani untuk ke kamarnya
"Iya pak maaf ya kalo ganggu suasana makan malem hari ini" Vino memohon maaf
"Gpp Vin kita suka godain Shani karena diliat umurnya sekarang harusnya udah punya pacar" ucap Kinan kenapa suka menggoda anak gadisnya itu
"Ohh gitu yah pak" Vino menganggukkan kepalanya
"Iya Vin, ehh krish itu ada yang ngetik pintu dibukain yah" pinta Kinan pada Krishna
"Iya pah" Krishna menganggukkan kepalanya
Kemudian Krishna menuju ke pintu rumahnya dan membukakan pintu itu.
"Assalamu'alaikum" salam seseorang disana
"Walaikumsalam, ehh baru pulang koh ngga bilang" balas Krishna sambil menyalami seseorang itu
"Apaan ngga bilang, tadi papah bilang ada calon mantu buat Shani, mana orangnya?" Tanya seseorang itu
"Itu di dalem lagi makan, yuk koh pasti belum makan oh ya" ajak Krishna
"Iya sih ya udah kita masuk"
Seseorang itu masuk ke dalam dan melihat Vino dari belakang tampak familiar, dan pada saat Vino membalikkan badan mereka berdua kaget bukan main.
"Loh Henry?"
"Vino, apa kabar?" Tanya Henry sambil memeluk Vino
"Alhamdulillah baik Lo gimana?" Ucap vino membalas pelukan itu
"Alhamdulillah baik juga" ucap Henry melepaskan pelukannya
"Lah kalian kenal?" Tanya Kinan melihat interaksi mereka berdua
"Kenal lah dia temen kuliah aku pah" ucap Henry sambil merangkul Vino
Ternyata itu ko Henry kakak Shani, dia adalah teman Vino saat kuliah namun dia terpaksa pindah ke US karena ada pertukaran pelajar dan juga mengikuti orang tuanya disana. Vino mengetahui bahwa Henry memiliki adik namun yang dia tau adalah Krishna yang kebetulan dia melamar kerja di kantornya namun di cabang Jogja dan hanya itu saja yang dia tau.
"Ehh ternyata udah kenal dari lama yah" Kinan menganggukkan kepalanya
"Iya pah tapi pas semester 4 dia ikut pertukaran pelajar ke US jadi udah lama ngga ketemu" Henry menjelaskan tentang Vino
"Wihh pernah ke US juga ternyata"
"Hehehe iya pak" ucap vino sambil mengelus tengkuknya
"Jadi pah mana calon mantunya Shani?" Tanya Henry sambil menengok ke kanan dan kiri
"Itu kamu ngga liat?"
"Maksudnya papah?"
"Itu depan kamu loh"
"Astaghfirullah Lo Vin?" Tanya Henry yang tidak percaya bahwa calon adik iparnya adalah Vino
"Hehehe ya gitu lah" jawab vino sambil mengelus tengkuknya
"Wihh hebat yah Lo Vin bisa luluhin itu adek gw" Henry menepuk pundak Vino
"Biasa aja kok hen"
"Tapi gpp gw setuju kok yang penting Lo jangan macem-macem sama adek gw" ucap Henry sambil memperlihatkan Vino
"Siap laksanakan"
"Emang Lo ngga berubah ya Vin"
"Ya udah Vin sana bawa makanannya Shani yah" ucap Veranda yang sudah menyiapkan makanan untuk Shani
"Iya bu"
Kemudian Vino membawa nampan berisi makanan dan minuman untuk Shani kemudian meninggalkan keluarga Shani di meja makan.
"Ehh Henry baru pulang" ucap Veranda setelah memberikan makanan pada Vino
"Iya mah" ucap Henry menyalami Veranda
"Loh Shani kenapa pah?" Tanya Henry pada Kinan yang sekarang sudah duduk di kursi meja makan
"Ngambek dia papah godain terus"
"Papah juga sih udah tau anaknya kayak gitu malah sering digoda"
"Iya kan papah pengin liat putri papah punya pasangan, kamu juga tuh ditunggu cucunya" ucap Kinan menyindir Henry
"Hehehe iya pah lagi berusaha kok sabar ya"
"Ya, sana makan dulu" pinta Kinan
"Iya pah" Henry menganggukkan kepalanya
"Oh iya hen nanti habis makan mamah mau ngomong sesuatu sama kamu"
"Iya mah"
Mereka bertiga melanjutkan makan mereka dan di tambah Henry yang baru datang dari luar kota.
***