Alia menikah dengan wali kelasnya saat SMA, yaitu Dimas. Di Tengah perjalanan pernikahan mereka mulai muncul banyak konflik, mulai dari urusan ranjang maupun ketidakcocokan, bahkan ada isu orang ketiga, lalu adiknya Dimas yakni Ferdi berniat membantu dan menyelamatkan Alia, namun akhirnya mereka saling jatuh cinta. Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bel Bel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1
Usia 22 tahun
“Ulang tahunmu kali ini, bapak dan ibu hanya bisa membelikanmu kue tanpa kado. Doa ibu masih sama semoga selalu sukses ya nak dan pastinya cepat mendapatkan jodoh terbaik.” Kata Sari.
“Bapak tidak akan memaksamu harus segera menikah atau bekerja, kalau memang kamu ingin bekerja ya silahkan, dan kalau memang kamu ingin berumah tangga juga silahkan, tapi pesan bapak kalau sudah berumah tangga, imam kamu itu bukan lagi bapak tapi suamimu, patuh sama suami, kalau suami melarang tinggalkan, jadi semua harus atas izin suami.” Kata Aris.
“Terima kasih doanya ya pak bu, doakan saja semoga Alia segera mendapatkan jodoh terbaik ya.” Kata Alia.
“Kamu sudah punya pacar belum? Kamu itu anak satu-satunya bapak dan ibu, jujur saja ibu tidak ingin jauh dengan kamu nak.” Kata Sari.
“Sebenarnya Alia sedang dekat dengan seseorang bu, dia adalah wali kelas Alia saat SMA dulu.” Kata Alia.
“Wali kelasmu? Dia tulus tidak kepadamu? Bapak tidak ingin dia hanya memanfaatkanmu saja nak.” Kata Aris.
“Dia sangat menyukaiku pak, hubungan kami sudah satu tahun namun maaf Alia baru bisa cerita hari ini.” Kata Alia.
“Alhamdulillah kalau begitu nak, yang penting bagi bapak itu kamu bahagia dengannya dan dia bisa menjagamu dengan baik.” Kata Aris.
“Dia selalu membuatku nyaman dan bahagia kok pak, alhamdulillah.” Jawab Alia.
“Jadi yang dekat denganmu itu pak Dimas ya? Wah kamu hebat banget bisa mendapatkan pak Dimas. Usia kalian beda berapa tahun nak?” Tanya Sari.
“Beda 8 tahun buk, dia umur 30 tahun sekarang. Dia ingin segera menikahi Alia.” Kata Alia.
“Bagaimana kalian bisa berkenalan?” Tanya Aris.
“Jadi Alia tahun lalu kan hadir di acara reuni akbar SMA, lalu Alia menghampiri pak Dimas bersama teman-teman Alia, apalagi Alia juga kan dulu wakil ketua kelas, dan disana ada Ferdi teman kuliahku, Ferdi sedang mengantarkan ponsel pak Dimas yang tertinggal. Lalu Ferdi berniat mengenalkanku dengan pak Dimas. Ferdi itu adik kandungnya pak Dimas bu. Awalnya aku menolak karena pak Dimas berbeda 8 tahun dengan Alia, tapi karena pak Dimas memang tulus dan ingin mencari jodoh dan juga dia selalu perhatian kepadaku dan pak Dimas juga membantu mengerjakan skripsiku. Ferdi teman dekatku dikampus bu, bisa dibilang dia satu geng denganku, dia khawatir kakaknya lama menjomblo jadi dia seringkali dimintai tolong pak Dimas untuk mencarikan istri, Ferdi percaya denganku kalau aku pantas untuk kakaknya, di pertemanan Alia itu juga banyak perempuannya bu, tapi Ferdi jauh lebih percaya kepadaku.” Jawab Alia.
“Masyaallah itu tandanya pak Dimas tulus kepadamu. Bapak dan ibu mendukung kalian.” Kata Aris.
“Ibu mendoakan kalian semoga kalian selalu bahagia ya.” Kata Sari.
“Nanti saat wisudaku, dia juga akan datang bersama keluarganya bu.” Kata Alia.
“Wah berarti sebentar lagi. Kapan wisudamu nak?” Tanya Sari.
“Bulan depan bu, dan minggu ini dia akan ke rumah menemui bapak ibu.” Kata Alia.
“Iya nak, lebih cepat lebih baik.” Kata Aris.
“Tapi Alia tidak ingin terlalu cepat untuk menikah pak bu, Alia ingin bekerja dan ingin membahagiakan bapak ibu.” Jawab Alia.
“Kalau memang nanti pak Dimas akan memintamu secepatnya, semua Keputusan ada di tanganmu, bapak dan ibu cukup mendoakan yang terbaik buat Alia saja.” Jawab Aris.