NovelToon NovelToon
Arunika

Arunika

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: LV Edelweiss

Kisah Nyata : Adakalanya cinta itu memang harus dilepas, bukan karena jika bersama akan saling menyakiti, Namun...jika terus bersama, akan ada banyak hati yg tersakiti.

Diangkat dari kisah nyata, Adeeva seorang guru honorer yang di buat jatuh cinta oleh Adrian, seorang pria berprofesi sebagai polisi. Kegigihan Adrian membuat Adeeva luluh dan menerimanya.
Namun masalah demi masalah pun mulai bermunculan. Membuat Adeeva ingin menyerah dan berhenti. Bagaimana cara mereka menyelesaikan permasalahan yang ada? Akankah mereka bisa bersatu atau justru harus saling merelakan?

Temukan jawabannya di novel ini. Yang akan membuatmu masuk ke dalam kisah percintaan yang mengharukan.

Note : Demi menjaga privasi tokoh sebenarnya, semua nama dan lokasi kejadian sudah di rahasiakan.

follow saya di
Ig : lv.edelweiss

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LV Edelweiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Matahari di Pulau Seribu Cinta

Hai, namaku Adeeva. Aku adalah seorang guru honorer di desaku. Sebagai seorang guru, aku tentunya harus mengabdikan diriku untuk mendidik tanpa melihat sebesar apa aku dibayar. Yah, kalian tentu tahu berapa gaji seorang guru honorer. Hanya cukup untuk membeli segelas affogato dingin. Tapi ini bukan tentang affogato. Ini tentang 'KAMI'.

***

Alarm terus berbunyi kencang memecah kesunyian kamarku. Namun aku masih enggan untuk bangun karena semalam sungguh sangat melelahkan. Warung mi Aceh yang dikelola oleh ayahku begitu ramai pembeli. Memang sama seperti hari-hari biasanya sih, namun entah mengapa semalam sangat diluar ekspektasi kami.

"Adeeva.... Adeeva... " suara ibu menusuk gendang telingaku. Seperti samar-samar terdengar. Aku bergegas bangun dan membuka pintu kamar.

"Ya bu... " jawabku lirih dengan mata masih setengah tertutup.

"Sudah jam berapa ini? " tanyanya.

Aku menolehkan kepala ke arah jam dinding kamarku. Oh Tuhan, sudah pukul 6.30. Aku langsung berlari masuk ke dalam kamar mandi. Hari ini senin ada upacara. Kalau telat aku pasti sangat malu. Anak-anak murid ku pasti menganggapku bukan guru yang baik. Kepala sekolah juga pasti akan menegurku. Bagaimana ini?

Ibu hanya tersenyum melihat aku yang kocar kacir tidak menentu. Ibu sangat tahu bagaimana karakter anak gadisnya ini. Susah sekali untuk bangun. Bahkan sholat subuh saja aku sering kesiangan. Kebiasan buruk yang sepertinya sudah boleh untuk aku buang.

Setelah selesai berkemas, aku langsung turun ke bawah. ibu menyuruhku untuk sarapan tapi aku sudah tidak punya waktu. Segera aku berlari untuk mengambil sepatu heels ku yang aku beli lewat majalah trendy. Heels dengan ukuran 10 cm itu terasa sendal jepit kalau dalam situasi seperti ini.

"Bu... Adeeva pergi ya..." teriakku berpamitan

Aku langsung berlari-lari kecil melewati toko-toko. Bertemu dengan banyak orang-orang dengan berbagai aktivitas mereka. Ada seorang ibu tukang sapu. Sepasang suami istri tua yang baru keluar dari masjid. Abang-abang yang hendak membuka toko-toko mereka. Aku memberi senyum pada mereka meski dalam situasi genting seperti sekarang ini. Sebab melempar senyum pada mereka sudah seperti kebiasaan bagiku setiap pagi.

Matahari pagi yang cerah kemerahan, mulai muncul malu-malu disebalik gunung yang hijau. Ini adalah pulau yang indah. Di sini tak banyak fasilitas yang memadai. Pembangunan di desa ini juga dapat dikatakan belum merata. Mungkin karena pulau, jadi pemerintah belum menjangkaunya sampai ke sini. Namun soal pemandangan, pulau ini sangatlah Indah. Kalau tidak masuk dalam rekomendasi pulau yang wajib di kunjungi, mana mungkin warung kami sering kedatangan pembeli bule dari luar negeri.

Seperti beberapa hari yang lalu, saat ayah sedang memasak mi pesanan pelanggan. Seorang bule masuk dan menanyaka apakah ada daging?

"excuse me, is there meat? "

"Mit.. mit apa? ' tanya ayahayah tidak mengerti maksud si bule.

" meat... meat... " Bule itu kembali mempertegas namun ayah tetap tidak mengerti. Si bule sepertinya tidak begitu mahir berbahasa Indonesia dan ayah juga buta akan bahasa Inggris. Mereka memang sangat cocok saat bertemu. Hehee

Langsung ayah menyuruh ibu untuk memanggilku. Aku sih memang tidak begitu hebat juga dalam berbahasa Inggris. Setidaknya ada beberapa kosa kata yang aku mengerti artinya.

"Meat... oh daging.. ? " Aku menunjukkan padanya daging sapi. Dia mengangguk dengan ekspresi bahagia.

"Daging yah... dia minta mi pakai daging. " Jelasku pada ayah.

Bule itu kembali bertanya...

" Cold drinks? "

" Here... " Aku menunjuknya kulkas minuman di dekat rak jus. Bule itu langsung membukanya dan mengambil dua buah teh botol.

Kalau ingat kejadian itu, aku dan ayah juga ibu suka tertawa. Lucu. Ditambah saat bule itu akan membayar. Ayah tak tahu cara mengatakan tagihan yang harus dia bayar dalam bahasa Inggris. Akhirnya aku sebutkan jumlah tagihan makanannya. Bule itu tampak takjub mendengar bahasa inggrisnya yang lumayan bagus.

Dia mengatakan... "Nice... very nice.. " Aku pun mengucapkan terimakasih padanya. Dan berharap dia akan mampir lagi ke warung kami di lain waktu.

...***...

"Buru-buru amat dek? " sapa salah seorang penjaga toko

"Iya nih, uda telat bang... " Jawabku seraya terus melangkah.

Jarak dari warung ibu ke sekolah memang lumayan jauh. Mungkin sekitar 1 kilometer. Tapi aku sudah terbiasa dengan heel-ku berjalan sejauh itu untuk sampai ke sekolah. Aku juga sebenarnya tidak sendiri, nanti di tengah jalan aku akan bertemu dengan teman seperjuanganku. Namanya Kak Una. Kak Una sudah lebih dari 15 tahun mengabdi sebagai guru honorer. Umur nya juga mungkin sudah sekitar 38 tahunan... dia belum menikah.

"Assalamu'alaikum... kak Una..." Aku memanggilnya dari luar.

"Iya waalaikumsalam. Yuk..." Ajak kak Una.

Kami pun kemudian berangkat bersama menuju sekolah. Dari rumah kak Una ke sekolah memang tidak jauh lagi. mungkin sekitar 500 meteran.

Letak SDN 1 tempat aku mengajar berada di kaki gunung. Lokasinya jauh dari jalan raya. Jadi tidak ada bising kendaraan yang mengganggu kegiatan belajar mengajar. Di sana lah ratusan anak menimba ilmu untuk masa depan mereka. Berbagai latar belakang mereka dan karakter mereka aku temui disini. Ada yang mudah di mengerti ada juga yang sangat sulit untuk didekati. Ada yang patuh, tapi ada juga yang suka menentang. Namun aku tahu, aku disini bukanlah hadir sebagai hakim untuk menghukum mereka jika salah, aku hadir disini adalah sebagai lentera untuk menerangi mereka dengan ilmu pengetahuan. Jadi, seberat apapun yang kujalani dalam mendidik mereka, aku senang dan bahagia. Aku harus ikhlas. Harus punya kesabaran yang luas. Karena aku sadar, jika aku sedang mendidik masa depan negara ini. Yang mana juga akan menjadi masa depanku dikemudian hari.

Sesampainya disekolah. Kak Una mengajakku untuk sarapan terlebih dulu mumpung bel belum berbunyi. Makanan favorite kami adalah nasi goreng Wak Ti di kantin sekolah. Ditambah dengan mi gorengnya sedap sekali. Untung aku tidak terlambat, jadi sempat sarapan. Kalau tidak... bisa sempoyongan saat upacara.

Sesaat kemudian bel pun berbunyi. Aku dan Kak Una bergegas menuju kantor untuk menaruh tas. Bersiap menuju ke lapangan untuk mengikuti upacara bendera. Hari ini kepala sekolah sendiri yang menjadi pembina upacara. Semua siswa sudah berkumpul di lapangan. Membentuk barisan rapih dan tertip. Tapi namanya anak-anak SD, sudah di arahkan tapi masih saja ada yang tidak mau mengikuti. Apalagi murid-murid dari kelas 1, sungguh menguji ke imanan dan kesabaran. Heh...

Siswa kelas enam menyanyikan lagu Indonesia Raya saat bendera sedang di naikkan. Semua mengangkat tangan hormat pada Sang Saka Merah Putih. Bendera kebanggaan kita semua. Dan hari ini, upacara berjalan dengan lancar dan khitmad.

" Hari ini ngajar dikelas berapa? " Tanya kak Una.

" Kelas 3 kak " jawabku.

"Haduh, yang sabar ya... " Kak Una membuatku tidak mengerti.

"Emangnya kenapa kak? " Tanyaku

" Si Fedi tau kan? Keponakannya kepala sekolah. Ampun dah, itu anak bandelnya kuar biasa. Kakak selalu habis kesabaran kalau sama dia. " Kak Una berkata setengah berbisik. Dia mungkin takut jika ibu kepala sekolah mendengarnya.

" Ada-ada aja kakak... " Jawabku sambil tertawa.

"Serius... Ya uda ya, kakak mau ke kelas 6 dulu.. " Katanya sambil berlalu.

Aku menarik nafas panjang. Bagiku sih sebenarnya tidak ada anak yang nakal, tapi yang ada hanyalah anak yang mencari perhatian. Aku tahu cerita tentang Fedi ini. Dia anak yang ditinggal oleh ibunya. Ayahnya kemudian menikah lagi dan tidak membawanya turut tinggal bersama mereka. Jadi Fedi di asuh oleh kepala sekolah. Namanya anak yang tidak mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuanya, sudah tentu dia tumbuh menjadi anak yang tidak terarah. Dia jadi gampang emosi. Suka melawan. Tidak mau mendengar dengan baik. Itu semua dipengaruhi oleh rasa sedihnya yang tak dapat dia ungkapkan.

Aku melangkah menuju ruang kelas 3. Suara hiruk pikuk dan tangisan seorang anak sudah terdengar dari luar. Aku langsung mempercepat langkah kakiku. Saat aku tiba di depan pintu, Fedi sedang menarik rambut salah seorang murid perempuan.

"Ya Allah, Fedi... Lepaskan... " Aku menarik tangan Fedi. Lalu menarik nafas panjang.

"Fedi... ada apa ini Nak? " Tanyaku. Dia menatapku tajam. Auranya jelas dia menentangku.

"Biarin... " Katanya lalu berlari ke kursinya.

"Sakit? " Tanyaku pada anak perempuan itu. Dia hanya menganggukkan kepala.

"Rasain... " teriak Fedi.

"Fedi... nggak baik kayak gitu Nak...Oke? minta maaf sama temannya. " Perintahku.

"Nggak mau... " Dia lalu berlari keluar kelas.

Aku tidak mengejarnya. Aku membiarkan dia melakukan apa yang bisa membuat jiwanya lebih tenang. Aku menyuruh semua murid untuk kembali duduk dan memulai kegiatan belajar.

Anak itu unik. Mereka tak dapat kita tebak. Apa yang membuatnya sering marah dan menentang kita itu semua hanya dia yang tahu. Namun yang harus kita pelajari adalah bagaimana untuk menumbuhkan rasa sabar yang besar saat berhadapan dengan jenis anak seperti ini.

1
Luxy Aya
kisahnya beda tipis denganku kak,,bahkan setelah lama kita lost contact punya kehidupan sendiri sendiri Tuhan masih pnya cara untuk mempertemukan kita tapi dengan status yg berbeda dia duda aku istri orang hanya saja perasaan kita masih sama😊
LV Edelweiss: huhuhu... cinta tak pernah salah ya kk, dan semoga kita tdk membawanya kepada jln yg salah. tetap semangat kak 😇🥰
total 1 replies
kante ngolo
Do'a ke 44. Kalau Anak Adrian dan Laras lahir semoga anak mereka mirip Adeeva
LV Edelweiss: ya ya ya bisa jadi bisa jadi... 🤣
total 1 replies
kante ngolo
alahai Adeeva ribet kali.
kawen aja truss sama pak Edward udah beress.. gak banyak kali abis episode..
kante ngolo
Si Ustazd itu kayaknya Adrian yang lagi nyamar.
dalen maharini
Ini masih ada lanjutannya atau ngak ya author? baguus bgt jln ceritanya.
LV Edelweiss: masih kak... selama belum end, masih lanjut 😄 makasih kk sudah baca 😊
total 1 replies
dalen maharini
Lanjut thor ...aku sampai nangis baca novelnya, sedih bgt tapi bagus jln ceritanya
LV Edelweiss: huhuuu sad banget emang kk😩 apalagi ini real true story y kk... siap2 tissu pokoknya...
total 1 replies
kante ngolo
Udah lah Adeeva cari cowok lain aja... Adrian itu orangnya gak setia...
kante ngolo
Adeeva jangan mau sama Adrian. Adrian playboy cap minyak angin.
S. M yanie
semangat kak, aku baru belajar nulis, semoga bisa sebagus cerita kakak..
S. M yanie: aammieeennn
LV Edelweiss: semangat juga kk... Terima kasih ya kk. semoga sukses selalu kak😊☺
total 2 replies
kante ngolo
emangnya ada apa dengan si Adrian itu? udah terlanjur ngehamilin anak orang duluan dia ya? emang paleh si Adrian itu. sedang membangun hubungan dengan Adeeva sempat sempatnya dia "tembak" anak orang sampe hamil..
kante ngolo: Tebak Tebak
Buah Cempedak
Adrian Berak
Kolornya Koyak
😃😆😅
LV Edelweiss: ops... salah... tidak seperti itu🤣
total 2 replies
kante ngolo
Adrian Paleh...
LV Edelweiss: 🤣🤣🤣 jangan dong bg
kante ngolo: diakhir cerita kasih azab buat Adrian ya...
total 3 replies
kante ngolo
Sambungannya Please..
kante ngolo
kelanjutannya kapan??!
LV Edelweiss: Ditunggu aja ya 😄
trimakasih sudah membaca 🙏
total 1 replies
Alunk Callisto
👍👍👍
kante ngolo
mantap 👍👍👍
LV Edelweiss: terimakasih 🙏😊
total 1 replies
Alunk Callisto
Bagus
LV Edelweiss: terimakasih... 😊😄
total 1 replies
Alunk Callisto
👍
Alphonse Elric
Hati-hati ketagihan membaca! Ceritanya sungguh menghibur 👏
LV Edelweiss: makasih kk... diikuti trus ya sampai selesai
total 1 replies
Claudia - creepy
Bisa baca cerita berkualitas tanpa perlu keluar rumah, siapa sangka? 🙌
LV Edelweiss: tunggu eps srlnjutny y kk. mksh 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!