Saat engkau berjanji itu mungkin sesuatu hal yang ingin engkau tepati, tapi sering kali tak bisa engkau sadari bahwa sebuah janji bisa saja engkau ingkari.
Seseorang memegang janji mu, tapi dia merasa kecewa dan sakit hati bila semua janji manismu hanyalah palsu belaka.
Wanita mana yang bisa merelekan kekasihnya untuk orang lain?
Kisah cinta Juna dan Nara yang menjalani hubungan jarak jauh demi sebuah cita-cita dan kesuksesan.
Siapakah yang bertahan menjalani?
Dan bagaimana kisah mereka, apakah cinta keduanya akan bersatu?
Yang penasaran dengan kisahnya
jangan lupa mampir yah teman-teman, ikuti dan jangan lupa dukungannya!
😘😘😘😘😘
***
Salam santuy dari Author; Gadis Nias
🌺🌺🌺🌺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Nias, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menanti Janji Eps. 1 _ Aku pamit!
***
"Nara aku mohon kamu jangan menangis, kita berpisah hanya sementara waktu. Sabarlah menungguku!" ucap seorang pria itu sambil memeluk erat tubuh kekasihnya. Ini perpisahan diantara mereka, Juna seorang pria yang mempunyai tekad untuk melanjutkan kuliah di kota besar. Dan untuk hal ini Nara kekasih hatinya menyetujui bahkan memberinya semangat agar Juna bisa mencapai cita-cita yang dia inginkan.
"Aku mengerti tapi ini kali terakhir kita bertemu, biarkan aku memelukmu lebih lama," balas gadis itu penuh tangis, air matanya semakin jatuh tak tertahan kala pelukan mereka semakin erat. Hati Juna memang sangat berat untuk meninggalkan Nara, dia pernah memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan kuliah namun gadis itu memberinya dorongan dan semangat sehingga hatinya kembali tergerak karena ada dukungan besar dari seorang kekasih.
"Jaga dirimu baik-baik sayang, ingat kamu tunggu aku sampai sukses. Jangan coba-coba menerima lamaran orang lain dibelakang ku!" setelah suasana dirasa mulai tenang, Juna melonggarkan pelukan mereka sambil memegang kedua lengan Nara dan menatap baik-baik wajah gadis itu.
Nara mencoba untuk tersenyum, walau pun hatinya sangat tidak ingin ditinggal jauh oleh Juna. Perasaan takut kehilangan menyelimuti setiap pikiran, namun kata-kata pria itu kembali menguatkannya. Seolah-olah dia memberi satu keyakinan bahwa sampai kapan pun dia pasti akan kembali dan melanjutkan hubungan mereka hingga kejenjang pernikahan.
"Aku akan menjaga hati dan diriku untuk mu Juna, sebelum kamu kembali aku tidak akan menerima orang lain di hatiku," ucapan gadis itu sangat tulus, dia tersenyum menatap wajah tampan sang kekasih. Juna sangat tampan sekali bahkan banyak wanita yang tergila-gila padanya, namun apakah Juna bisa menahan diri untuk tetap setia kepada Nara jika sudah berada di kota besar? Hal inilah yang gadis itu masih mengimbang-imbangi, dia jadi galau kala memikirkannya.
"Sayang, aku boleh meminta kamu berjanji satu hal padaku?" ucap Nara memberanikan diri mengucapkan apa yang sedang terbesit di dalam pikirannya. "Katakan, apa yang harus aku janji padamu," Juna tersenyum dan mengangguk, untuk saat ini dia sangat menyayangi Nara. Gadis itu bukan hanya cantik, dia juga baik dan penurut karena itulah Juna semakin jatuh hati padanya.
"Aku hanya meminta satu hal, Setia lah samaku tetap jaga hati untuk ku. Jangan sekali-kali kamu tergoda sama perempuan lain," ucap gadis itu dengan lesu, dia menunduk dan sedih. Merasa menyesal telah mengucapkan kalimat-kalimat tersebut, dia jadi takut jika Juna beranggapan lain padanya dan bisa-bisa membuatnya mengurungkan niat untuk tidak pergi.
Namun pria itu sangat mengerti apa sebenarnya yang dimaksud Nara padanya. Juna menarik nafas panjang dan mengeluarkan sangat pelan. Bibirnya tersenyum menatap sang kekasih yang tampak menyesal meminta janji padanya.
"Aku akan berjanji untuk hal itu Nara, percayalah aku hanya milikmu. Aku akan tetap menjaga hatiku untukmu," Juna sungguh-sungguh mengucap janji, ini bukan hanya sekedar janji lelaki buaya. Dia sampai bersumpah dalam hati bahwa sampai kapan pun tak ingin menyakiti hati Nara.
Mendengar janji demi janji, Nara tersenyum senang. Harapan terbesarnya adalah semoga saja Juna tidak mengingkari dan menyakiti perasaan nya.
"Aku percaya, ya udah sana pergi. Jangan lama-lama nanti kamu telat!" sebelum mereka benar-benar berpisah, Nara kembali memeluk sang kekasih. Tak lupa juga dia meninggalkan sebuah ciuman, kalung pemberian Juna dia simpan baik-baik sebagai tanda kenang-kenangan untuk cinta mereka berdua.
"Aku pergi sayang, doakan aku," Juna membalas ciumannya serta mengelus lembut pucuk kepala sang kekasih.
Air mata yang sedari tadi sudah mulai reda, kini menetes kembali mengiringi kepergian Juna. Sepasang kekasih itu sama-sama terlihat sedih seakan tidak ingin pisah. Nara melambai menatap sendu kepergian Juna. Hatinya sangat tidak rela, bahkan ingin sekali mengejar pacar tampannya itu. Namun itu semua tidak akan mungkin dia lakukan, Juna harus pergi meraih cita-citanya sampai sukses baru lah Nara akan kembali menagih semua janji itu.
"Nara ayo kita pulang, udah lah jangan sedih terus nanti Juna tidak tenang," seru Tuti, sahabatnya yang sengaja ikut menemani Nara mengantar Juna sampai kebandara. Saat pesawat yang membawa Juna sudah tak terlihat lagi, Tuti menegur agar Nara tidak berlarut dalam kesedihan. Sebagai seorang kekasih dia harus terus memberikan dukungan agar yang bercita-cita semakin bersemangat untuk meraihnya.
"Ya udah baiklah, kita akan pulang sekarang," jawab Nara lesu, sumpah dia baru menyadari jika Tuti menemaninya disana. Dia hampir lupa saking sedihnya berpisah dengan kekasih. "Aduh Nara, kamu ini kenapa sih bisa lupa sama teman sendiri!" gadis itu membantin sendiri sambil mengelus elus dada. Tak lupa dia menghapus seluruh air mata serta menarik nafas dalam-dalam untuk merilexkan diri kembali. Setelah dirasa sudah baikan dia segera mengajak Tuti untuk pergi dari sana.
***
Setelah satu hari terlewatkan dan Nara bisa melaluinya sendiri dengan perasaan gundah, hati masih belum rela sepenuhnya dengan kepergian Juna. Dia masih sangat takut akan kehilangan pria itu, jika Juna mengingkari janji sia-sia sudah lah hubungan mereka yang sudah terjalin selama 3 tahun ini. Tau nya, semenjak Juna dan Nara berada di bangku Sekolah Menengah Akhir kedua pasangan sejoli itu telah menjalin hubungan. Begitu banyak kenangan yang mereka lewati sehingga sangat menyakitkan jika terpisahkan.
Sedang merenung seorang diri di dalam kamar, tiba-tiba getar ponsel Nara membuatnya terkejut. Buru-buru tangannya meraih benda pipih itu, begitu senangnya dia saat pesan masuk ternyata dari Juna. Pria itu mengabari jika dia baru saja sampai di kota yang dia tuju, dia juga sangat lelah sehingga harus beristirahat dulu. Nara mengerti, dia segera membalas pesan itu. Kini perasaannya sudah mulai tenang, setidaknya kabar seperti ini dari Juna sudah membuatnya bahagia.
"Juna aku akan menunggu mu, i love you!" gadis itu sangat senang, tak tanggung-tanggung dia mencium penuh cinta sebuah foto yang baru saja dikirim oleh sang kekasih. Malam ini mungkin tidurnya sedikit akan tenang, mengingat Juna mengabari tepat waktu. Dia pun berharap semoga akan tetap seperti ini sampai waktu mempertemukan mereka kembali.
"Kamu sangat cantik Nara i love you, tunggu lah aku sampai sukses!"
Tak hanya gadis itu saja, Juna pun merasa bahagia di kota sana. Bibirnya tersenyum kala sang kekasih mengirim foto untuknya. Rasa lelah seketika hilang dengan melihat wajah Nara, walau pun ini hanya sebuah foto namun kecantikan gadis itu tetap sama membuat hati Juna sangat damai.
***
BERSAMBUNG...