Damar Prasetyo, lelaki yang berprofesi sebagai seorang ASN di suatu instansi. Damar dikenal sebagai lelaki yang baik. Namun sayang, hidupnya tak sebaik dengan sifatnya.
Istri yang dinikahi selama hampir tiga tahun, tiba-tiba meminta cerai. Padahal mereka sudah dikaruniai dua orang anak.
Damar pun dipindahkan ke daerah pelosok oleh atasannya yang tak lain adalah paman dari Rasita, mantan istrinya.
Ketika pindah ke daerah itu, Damar bertemu dengan Kasih seorang guru di daerah itu.
Perjuangan hidup Kasih dan juga beberapa orang yang dikenalnya di daerah itu, membuat Damar sadar, jika hidupnya masih lebih baik dibandingkan mereka.
Damar pun bangkit dan bertekad akan merubah hidupnya lebih baik dari sebelumnya. Bahkan Damar menggunakan warisan yang tak pernah dia gubris selama ini untuk membangun daerah itu.
Bagaimanakah kisah Damar? Apakah bisa dia mewujudkan keinginannya itu? Bagaimana pula reaksi Damar setelah tau alasan sebenarnya kenapa Rasita meminta cerai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naira_w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permintaan Cerai
"Aku mau cerai!!!!" ucap seorang wanita dengan suara lantang.
Wanita itu sudah siap meninggalkan rumah dengan tangan menenteng koper besar.
"Astaghfirullah, ngucap kamu Ras. Jangan sembarang kamu kalau ngomong." kata pria yang di depannya.
"Aku gak sembarangan dan aku serius. Aku mau cerai dan ini sudah kupikirkan matang-matang." kata Rasita wanita 32 tahun itu.
"Ya Allah... Apa-apaan kamu, Ras. Bisa-bisanya kamu memikirkan cerai. Kamu gak kasian sama anak-anak." kata Damar suami dari Rasita.
"Justru karena aku memikirkan anak-anak makanya lebih baik kita cerai. Dan aku udah ngomong ke mama dan keluargaku tentang masalah ini. Dan mereka mendukungku." kata Rasita
"Nggak, aku gak mau cerai. Gila kamu, udah gak mikir anak-anak." kata Damar dengan tegas.
"Terserah, aku udah mengurus semuanya. Anak-anak juga sudah aku bawa ke rumah mama. Kami akan tinggal di sana." kata Rasita tak mau kalah.
"Rasita!!!!" Suara keras Damar menandakan dia sudah sangat geram dengan istrinya.
"Apa??? Mau pukul aku? Nih, silahkan. Pukul aku." kata Rasita yang justru menyodorkan wajahnya, memprovokasi Damar agar memukul wajahnya.
Namun Damar tak melakukan apapun, hanya memandang wanita yang berstatus ibu anak-anaknya itu dengan tatapan nanar.
"Aku udah gak nyaman hidup sama kamu, aku gak bahagia. Seharusnya kamu paham, Damar." kata Rasita dengan nada tinggi.
Damar mengepalkan kedua tangannya, harga diri Damar terluka dengan ucapan Rasita.
"Tolong jangan mempersulitnya. Aku minta kerjasamamu agar proses kita cepat selesai. Satu lagi, aku mau rumah ini juga mobil sebagai harta gono-gini." Kata Rasita dengan enteng kemudian pergi meninggalkan Damar yang masih berdiri mematung di ruang tamu di rumah itu.
Terlihat Rasita menyeret kopernya ke luar rumah, tak memperdulikan Damar yang sudah terlihat berkaca-kaca.
Damar Prasetyo menikahi wanita bernama Rasita Anjani dan diusia pernikahan yang hampir tiga tahun, Rasita malah meminta bercerai. Padahal mereka sudah dikaruniai dua orang anak yang berusia dua tahun dan lima bulan.
Rasita adalah anak atasan Damar di kantor lamanya. Usia Rasita lebih tua dua tahun dari Damar. Rasita yang memang berasal dari keluarga berada membuatnya selalu bersikap dominan dan tak mau kalah dengan suaminya.
Damar yang hanya seorang PNS biasa dan hanya memiliki gaji yang tinggal setengah karena pinjaman di bank. Rasita tak puas dengan keadaan seperti itu dan sering mencari gara-gara untuk bertengkar.
Padahal uang yang dipinjam dari bank semuanya Rasita yang memegang dan mengaturnya.
Salah satunya untuk operasi caesar kelahiran anak ke duanya. Rasita mengeluh tak mau melahirkan normal dan ingin melahirkan secara caesar.
Dia meminta Damar meminjam uang untuk biaya operasi dan membeli sebuah kendaraan roda empat yang dirasa Damar sebenarnya belum memerlukannya.
Damar menahan air mata yang hampir saja luruh itu. Kesedihan Damar bukan karena harus kehilangan Rasita jika mereka bercerai, tetapi karena anak-anaknya.
Jika dia bercerai, bisa dipastikan Damar akan sangat kesulitan menemui anak-anaknya karena dia sudah paham dengan watak dan karakter Rasita serta keluarganya.
Damar bahkan ingat bagaimana ayah mertuanya mengusirnya ketika melihat Damar yang menampar Rasita karena kekurangan ajarannya.
Dulu Damar dan Rasita memang pernah bertengkar dengan cukup hebat. Karena Rasita yang memang tak suka dengan keluarga Damar itu membuat keributan saat lamaran adik kandung Damar, Amira.
Yang membuat Damar marah adalah Rasita mengatai Damar dan Amira adalah anak seorang pelacur dan buah jatuh tak jauh dari pohonnya di depan keluarga calon suami Amira.
Sontak saja Damar menyeret Rasita pulang dari rumah peninggalan ayah angkatnya dan mereka bertengkar cukup hebat sampai-sampai Damar yang terkenal sabar itu bisa melayangkan tamparan di pipi sang istri.
Sialnya saat itu ayah Rasita melihatnya dan mengusir Damar dari rumah sederhana yang dibeli Damar sewaktu dia masih bujangan dulu.
Dan beberapa minggu kemudian mertuanya meminta Damar pulang karena Rasita mengalami pendarahan dan harus dirawat inap. Damar diminta kembali dan menjaga Rasita sampai melahirkan.
Damar sangat menyayanginya buah hatinya. Selama ini Damar lah yang selalu mengurusi putranya jika ada di rumah.
Bahkan saat tidur pun Damar yang meninabobokan Hanif, putra pertamanya.
Sementara sang istri yang sudah capek itu hanya berbaring sambil memainkan ponselnya tanpa mau membantunya.
Dan kelahiran anak keduanya adalah anugerah buat Damar. Bayi cantik itu lahir beberapa bulan setelah ayah mertuanya meninggal dan rumah tangga mereka sudah mulai goyah saat itu.
Apalagi Rasita yang sering pulang ke rumah orang tuanya dan menginap di sana karena menemani ibunya yang kini hidup sendiri. Damar tak mempermasalahkannya, baginya itu salah satu bakti kepada orang tuannya
Setahu Damar istrinya memang tak menggunakan kontrasepsi dan dia sendiri tak mau menanyakan hal itu. Baginya anak adalah rejeki dan tentunya damar tak akan menolak rejeki.
Terus terang saja, Damar pun jarang sekali berhubungan dengan sang istri. Bukan karena tak punya hasrat tapi istrinya selalu menolaknya.
Dan jika Rasita sedang ingin, barulah mereka bisa berhubungan suami istri.
Damar bukan tipe suami pemaksa dan akhirnya pun mengerti jika sang istri yang kelelahan mengurus rumah tangganya.
Walaupun sebenarnya tak ada pekerjaan apapun yang dilakukan oleh Rasita.
Pakaian semuanya di laundry, menyapu dan mengepel Damar yang mengerjakannya saat subuh.
Memasak, Rasita tak pernah menyentuh dapur semenjak mereka menikah. Bahkan untuk memasak bubur anaknya pun Damar yang mengerjakannya.
Damar rela bangun sebelum subuh untuk menyiapkan sarapan dan makanan untuk istri dan anaknya.
Jadi kurang apa lagi. Damar masih terlihat diam dan meratapi keadaannya.
Cukup lama dia merenung sendiri, kemudian dia beranjak dari tempatnya duduk tadi dan mengambil ponselnya di rak televisi.
Damar menghubungi seseorang. Orang yang memiliki kekuasaan dan Damar yakin jika dia bisa membantu Damar.
"Waalaikumsalam. Mas lagi sibuk nggak?" jawab Damar setelah panggilan itu tersambung dan dijawab oleh kakak iparnya Seandy Kenneth Abidzar.
############
Selamat datang di novel ke empat ku
Yang bingung dengan Damar bisa baca novel aku sebelumnya Merayu Gadisku
kok lama gak berlanjutttt????
wahhhh..
sejahtera..