Ini adalah lanjutan dari seven R Anak genius bagi yang sudah membaca novel sebelum nya pasti tau dong siapa mereka?
Kejeniusan mereka sudah sudah diketahui dunia. Mereka pun menjadi incaran para mafia yang menginginkan otak mereka.
Bisakah sikembar menghadapi Semuanya?
Cerita ini juga diselingi kisah cinta mereka.
Penasaran ikuti yuk...
Seperti biasa cerita ini hanya khayalan semata alias fiksi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal mula
.
Hai guys, apa kabar semuanya? berjumpa lagi dengan author abal abal ini. Kalau suka dengan karyaku beri rating 5 ya, komentar, like, vote dan gift seikhlas kalian.
.
.
.
Tujuh bocah kembar yang baru berusia 10 tahun sedang berjalan memasuki universitas ternama di kota London, mereka mendapat undangan langsung dari profesor Albert. Karena kejeniusan mereka sudah diketahui dunia, jadi profesor Albert mengundang mereka untuk dijadikan mahasiswa khusus yang diajarkan langsung olehnya.
Sikembar berjalan menyusuri lorong di kampus tersebut.
"Mengapa mereka memperhatikan kita seperti itu?" tanya Ren pada saudara saudaranya.
"Apa kamu tidak sadar? lihatlah mereka dan lihatlah kita," Rakha.
"Mereka menganggap kita ini anak kecil," ucap Ram.
"Tapi memang iya kan?" tanya Roy.
"Kamu aja yang anak kecil, aku tidak." Ray.
"Sudah, sudah biarkan mereka mau bilang apa?" Raffa.
Akhirnya mereka pun tiba di depan pintu ruangan profesor Albert. kemudian sikembar pun mengetuk pintu ruangan profesor Albert.
Tok...
Tok...
Tok...
"Masuk," terdengar suara perintah dari dalam. Sikembar pun masuk kedalam ruangan tersebut, dan berjalan menuju kursi yang ada diruangan itu.
(Anggap saja mereka berbicara dengan bahasa asing).
"Kalian sudah datang? silahkan duduk," tanya profesor Albert.
"Terimakasih prof," jawab sikembar serentak, lalu mereka duduk dikursi berseberangan dengan profesor Albert.
"Bagaimana kabar kalian?" tanya profesor Albert.
"Kami baik baik saja prof," jawab sikembar.
"Kalian sudah tau kalian kuliah disini berapa tahun?" tanya profesor Albert.
"Tau prof, 8 tahun." jawab Ray.
"Bagus, tapi setelah itu kalian akan langsung mendapatkan gelar profesor juga," kata profesor Albert, sikembar saling pandang, Lalu bertanya.
"Bukankah dalam perjanjian hanya sampai S3?" tanya Ram.
"Pertama memang begitu, tapi melihat kemampuan dan kejeniusan kalian jadi saya berubah pikiran," jawab profesor Albert.
"Bagaimana dengan perjanjian itu prof?" tanya Ren.
"Perjanjian itu masih berlaku hanya diubah sedikit, tenang kalian dibawah bimbingan saya langsung jadi kalian aman," kata profesor Albert.
"Hmmm, baiklah kalau begitu kami setuju," Ray.
Setelah menemui profesor Albert dan berbincang, mereka pun keluar dari ruangan itu. Mereka berjalan jalan disekitar kampus tersebut.
"Heh, kalian bocah ngapain berkeliaran di kampus ini?" tanya mahasiswa dengan tubuh tegap tinggi.
"Kami mahasiswa disini," jawab Ram.
"Hahaha, bocah seperti kalian mahasiswa? paling kalian baru SD," tanya mahasiswa tersebut.
Sikembar cuek saja dan malas meladeni mahasiswa tersebut. Mereka hendak pergi dari tempat itu tapi dihadang oleh kawanan mahasiswa tersebut.
"Mau kemana kalian? kalian tidak tunduk kepada tuan kami?" tanya yang lain.
"Oya, kenalkan namaku Bryan ketua gangster disini." kata Bryan dengan sombong.
"Kami tidak peduli siapa kalian," kata Ray datar.
"Oh berani ya kalian menentang kami?" tanya Bryan.
"Tidak ada alasan untuk kami takut," jawab Ram.
"Hajar mereka," perintah Bryan.
"Tunggu, apa salah kami sehingga kalian mau menghajar kami?" tanya Ren.
"Kalian tidak mematuhi dan tunduk kepada kami," ucap anak buah Bryan.
"Maafkan kami, kami hanya anak kecil apakah kalian tega menghajar kami," kata Ram penuh drama.
"Hmmm, kalau begitu serahkan uang kalian, maka kalian akan aman," kata Bryan.
"Tapi kami cuma orang miskin," ucap Ram.
"Hahaha, baiklah berarti kalian memilih untuk dihajar," Bryan.
Sikembar mengambil posisi mereka masing-masing dan mereka tetap waspada. Kemudian mereka saling pandang memberi kode lewat tatapan.
"Kalian cuma lima orang, sedangkan kami bertujuh. itu namanya perlawanan tak seimbang," Ram.
"Banyak bacot kalian," teriak Bryan, lalu menendang kearah Ram.
Ram dengan santai menangkap kaki Bryan dan mendorongnya hingga terjungkal kelantai.
Para mahasiswa dan mahasiswi yang menyaksikan semua itu pun tertawa, biasanya mereka tidak berani untuk melawan Bryan dan genk nya.
"Sial," umpat Bryan seraya bangkit lalu pergi dari situ dengan perasaan malu.
"Kalian mahasiswa baru?" tanya seorang gadis sekitar umur 20 tahun.
"Benar kakak cantik," jawab Ram.
"Oh bocah itu bilang aku cantik, selama ini belum ada yang bilang aku cantik," gumam gadis itu dalam hati.
"Kalian tidak tahu siapa mereka? kenapa kalian bisa berani melawan mereka?" tanya gadis itu.
"Memangnya siapa mereka? dan mengapa mereka suka menindas orang lemah?" tanya Ram balik.
"Ah sudahlah, yang penting kalian akan dalam bahaya karena berani melawan mereka," gadis itu.
"Oh ya, kenalkan namaku Rosalinda, panggil Ros bisa panggil Linda juga bisa." kata Rosalinda memperkenalkan diri.
"Panggil Elin gimana?" tanya Ram.
"Hmmm tidak terlalu buruk," ucap Rosalinda.
"Namaku Ramendra, lebih akrab disapa Ram. dan ini saudara saudaraku." Ram.
"Kalian kembar? wow amazing," kata Linda takjub.
"Aku Roy."
"Aku Rendra lebih akrab disapa Ren."
"Aku Raffa, panggil Raffa aja."
"Aku Rakha."
"Aku Rasya."
"Aku Rayden, panggil Ray."
"Nice to meet you," ucap Linda.
"Oke kalau begitu kami permisi dulu," ucap Ram, lalu mereka pun pergi dari situ meninggalkan Linda yang masih tersenyum melihat kepergian sikembar.
"Mereka cute banget sih, sayangnya masih kecil kalau sudah besar pasti mereka akan lebih tampan," gumam Linda sambil tersenyum sendiri.
"Hei, kenapa kamu? senyum sendiri gak jelas gitu?" tanya sahabat Linda.
"Itu tadi ada bocah yang telah berani melawan Bryan." kata Linda.
"Wow berarti orang itu hebat dong, tunggu tunggu tadi kamu bilang bocah?" tanya Nathalie sahabat Linda.
"Hmmm, memang mereka bocah kok," jawab Linda.
"Seperti apa mereka hingga kamu bilang bocah?" tanya Nathalie.
"Mungkin umur mereka baru 10 tahun gitu, tapi aku heran kenapa mereka bisa kuliah disini?" tanya Linda.
"Kamu tanya siapa, dan yang siapa?" tanya Nathalie.
"Ah sudahlah, sebentar lagi kelas dimulai." Linda. Kemudian mereka pun masuk kelas, karena sebentar lagi dosen mereka datang.
Sementara sikembar kembali kerumah yang mereka beli, walaupun tidak terlalu besar tapi cukup untuk mereka, dan Darmendra menyediakan pembantu rumah tangga dari Indonesia. Rumah mereka tidak terlalu jauh dari kampus tempat mereka kuliah.
"Sebenarnya ada apa dengan pria itu? mengapa semua mahasiswa dan mahasiswi tidak ada yang berani?" tanya Ram.
"Sebaiknya kita cari tahu agar kedepannya kita lebih hati-hati," Ren.
"Biar aku yang cari tau," ucap Ray.
Ray pun membuka laptopnya dan dengan lincahnya jarinya berkutak katik di keyboard laptop miliknya.
"Dapat," ucap Ray, tapi pandangannya tidak lepas dari layar laptop tersebut.
Saudara saudaranya pun mendekat dan membaca apa yang Ray dapatkan.
"Ternyata Bryan itu anak dari bos mafia yang ditakuti di negara ini," ucap Ram.
"Pantas saja dia begitu berani, dan semua orang tidak takut untuk melawannya." Roy.
"Jadi bagaimana sekarang, secara tidak langsung kita telah menyinggung mereka," Ren.
"Terlanjur basah mendingan mandi sekalian," Raffa.
"Tidak segampang itu ferguso, yang kita singgung kelompok mafia," ucap Ram.
"Apa kalian lupa, beberapa tahun lalu yang kita lawan itu juga mafia," Rakha.
"Tapi kita tidak tahu kekuatan lawan, hanya saja kita harus berhati-hati." Ray.
.
.
.