3
Daffa Alfano Dirgantara, laki laki matang berusia 28 tahun. Di usianya yang hampir menginjak kepala tiga, ia sama sekali belum berkeinginan untuk mencari pendamping hidup. Semua ini terjadi karena ibunya meninggal saat dulu melahirkan dirinya dan saudara kembarnya ke dunia ini.
Setelah ibunya meninggal, ia diasuh oleh ayahnya, tapi setelah ia dan saudara kembarnya berusia tiga tahun, ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang Daffa tahu berasal dari masa lalu ayahnya. Daffa sangat membenci wanita itu, bahkan jika bisa Daffa ingin menyingkirkan wanita itu, karena ia yakin wanita seperti ibu sambungnya itu hanya ingin mengincar harta kekayaan keluarganya. Hingga akhirnya ditengah kebenciannya yang kian memuncak pada ibu sambungnya itu, ayahnya justru meminta dirinya untuk menikah dengan wanita pilihan mereka, dan hal ini justru membuat Daffa semakin tidak menyukai ibu sambungnya, karena wanita yang akan di jodohkan dengannya, merupakan keponakan jauh dari ibu sambungnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dijodohkan?
Keheningan yang terjadi di ruang keluarga kediaman Dirgantara cukup mencekam. Tuan Riko memandang wajah putranya yang tampak kelam, tidak ada sesuatu yang menggambarkan kebahagiaan disana, sama seperti sebelumnya. Tuan Riko kemudian melirik istrinya yang duduk disampingnya, ia menganggukan kepala tanda meminta persetujuan, dan di balas anggukan kepala pula, seakan mengatakan bahwa ini adalah saat yang tepat
"Daddy ingin menyampaikan bahwa Daddy berniat menjodohkanmu" ucap Tuan Riko
"Tidak akan ada perjodohan ataupun pernikahan, karena aku tidak akan menyetujuinya" balas Daffa sengit
"Daddy menyampaikan ini bukan untuk dibantah, karena Daddy tidak menerima bantahan. Besok kita akan bertemu keluarga calon istrimu, jadi Daddy harap besok kamu bisa meluangkan waktu untuk itu"
"Aku tidak akan datang, lagipula kalaupun aku ingin menikah, makan aku bisa mencari calon istri untukku sendiri, tidak dengan pilihan Daddy, apalagi dia" tunjuk Daffa pada Mama Carissa
"Itu bukan sikap anak kepada orang tuanya, jadi jaga sikapmu didepan Mamamu" peringat Tuan Riko
"Hanya Mama sambung Dad, aku menganggapnya sebagai Mama sambung hanya karena menghargai Daddy, jika bukan karena Daddy, aku tidak akan pernah menerima dia di rumah ini"
"Daffa! Jaga bicaramu" Tuan Riko sampai bangkit dari bangkunya
"Mas, jangan..." Mama Carissa ikut berdiri, mengusap lengan Tuan Riko untuk meredakan emosinya
Ini yang tidak Daffa suka dari Mama sambungnya ini, wanita ular yang selalu bisa membuat Daddy-nya luluh. Wajah teduh dan ayu yang terlihat, nyatanya tidak bisa menutupi kebusukannya dalam pandangan Daffa. Baginya ibu sambungnya ini tidak lebih dari benalu dalam keluarganya, yang datang hanya untuk menghancurkan hubungan antara ayah dan anak.
Daffa mengusap wajahnya kasar setelah Tuan Riko dan Nyonya Carissa pergi. Ia tidak menyangka jika Daddy-nya bisa memiliki pikiran untuk menjodohkan dirinya, dan ini semua pastinya karena ulah ibu sambungnya. Riko mengambil kunci mobilnya, dan kembali menuju perusahaan. Jam makan siang yang biasa ia gunakan untuk diam di ruang kerjanya, kini harus ia isi dengan segala kedongkolan dalam hatinya karena Daddy-nya meminta dirinya untuk pulang, dan membahas hal yang sama sekali tidak Daffa inginkan
"Ahhh..." Daffa memukul kemudinya, rasa kesal dalam hatinya benar benar mendominasi. Setelah beberapa saat mengemudi, akhirnya ia tiba di pelataran kantor miliknya. Tanpa banyak kata, ia segera berjalan menuju ruang kerjanya
Bugh...
Daffa meninju tembok ruang kerjanya. Ya, setelah masuk kedalam ruang kerjanya, ia meninju tembok tidak berdosa itu untuk menyalurkan rasa kesal di hatinya. Tanpa ia sadari, ada seseorang yang terkejut dengan kejadian itu, seseorang yang sejak tadi berada diruang kerjanya, tepatnya di dalam toilet
"Hei, kalau kau kesal, setidaknya jangan meninju tembok, jangan karena tembok tidak bisa melawan, jadi kau bisa sesuka hatimu menyakitinya"
Daffa membalikkan badannya, saat mendengar suara yang tidak asing tersebut. Terlihat seorang laki laki yang tak kalah tampan darinya tengah berdiri berkacak pinggang. Ia sudah tidak terkejut jika laki laki ini bisa tiba tiba berada dalam ruang kerjanya, sebab itu memang sudah menjadi sesuatu yang biasa untuknya. Tanpa menghiraukan laki laki tersebut, ia segera berjalan menuju sofa, dan duduk disana
"Kau kenapa? Seperti orang putus cinta saja" ucap laki laki itu sembari menyusul duduk
"Lebih dari itu" jawab Daffa singkat sembari memijat pangkal hidungnya
"Kenapa? Masalah mamamu lagi?"
"Daddy menjodohkanku"
"What?"