SPIN OFF NOVEL "ISTRI PENGGANTI CEO"
Alexander David Mahendra adalah seorang pengusaha yang sukses, membawa perusahaan keluarganya menjadi perusahaan kampiun di kancah nasional dan internasional. Sikapnya yang terkenal arogan, tegas dan keras membuat siapapun tidak berani membantah perkataannya.
Di balik sikap kerasnya, David memiliki pengalaman masa lalu yang membuatnya tidak mudah jatuh cinta. Dan bertemulah ia dengan Adrena Clarissa Putri.
Adrena Clarissa Putri adalah seorang Waiter Pub, yang di datangi David. Karena sesuatu hal, Rena dapat menarik perhatian David dari sekian banyak wanita yang pernah di kenalnya itu.
Rena sendiri tidak ingin berada di lingkungan orang - orang kaya dan terpandang untuk menghindari terbongkarnya jati dirinya. Sehingga ia berusaha menjauhi David.
Dapatkah Rena menjauhi Alexander David Mahendra, saat pria itu sudah menargetkan dirinya? Dan apa rahasia masa lalu yang di miliki oleh Adrena Clarissa Putri?
Nantikan terus kisah mereka ya~~~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwiezy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alexander David Mahendra
Di sebuah ruangan di lantai tertinggi gedung pencakar langit, Alexander David Mahendra sedang sibuk berkutat dengan kertas - kertas kerjanya. David adalah seseorang yang sangat tegas dan ketat dengan segala aturan di perusahaannya. Ia juga terkenal sebagai atasan yang keras dan tidak bisa menerima kata tidak. Setiap keinginannya adalah perintah. Tidak ada seorang pun yang berani untuk membantah perkataan Alexander David Mahendra.
Di usianya yang ke 30 tahun, ia telah membawa bendera perusahaan keluarga Mahendra menjadi paling teratas di dunia bisnis. Berbagai macam bisnis telah di gelutinya, dan semuanya telah mencapai tangga kesuksesan, karena kehandalannya dan tangan besinya. Apapun yang di sentuhnya akan menjadi bisnis yang sangat menguntungkan.
Dering telepon genggam di meja kerjanya memecah kesunyian ruangan itu.
"Halo," ujarnya datar sambil menjawab panggilan telepon yang masuk, tangannya masih sibuk dan mencoret - coret berkas di mejanya David sangat teliti memeriksa semua berkas - berkas laporan dari managernya. Ia akan meminta revisi jika ada sesuatu yang di rasanya kurang.
"David, my man! Ada di mana kau? Jangan bilang jam segini kamu masih ada di meja kerjamu!" Ujar seseorang laki - laki dari sebrang sambungam telepon genggamnya.
"Aku memang masih di kantor, Kenapa, Ken?" tanyanya pada Kenzi, salah satu sahabatnya yang masih berkontak hingga saat ini.
"Ayolah David keluarlah dari kandang emasmu itu, kita bersenang - senang malam ini!" Ujar Kenzi di antara hingar bingar suara musik di tempat Kenzi berada.
"Aku masih ada pekerjaan, Ken," ujar David datar. Ia memang tidak suka berpesta seperti kalangan menengah keatas lainnya yang suka menghaburkan - hamburkan uang dan berfoya - foya. Ia lebih memilih bekerja di kantornya.
"Pekerjaan tidak akan ada habisnya, David! Datanglah kesini Edwin mengundang kita untuk berkumpul. Ayolah!"
Kenzi berusaha untuk membujuk sahabatnya itu untuk keluar dan bersenang - senang sejenak.
"Come on! Kapan terakhir kali kau berkumpul bersama kami?" ujar Kenzi masih membujuk David untuk datang
"Hang out for awhile will not kill you!" Seloroh Kenzi.
"Siapa tahu kau bertemu dengan wanita cantik di sini!" Tambah Kenzi tertawa.
David menghela nafas dan menyandarkan bahunya di sandaran kursi.
Wanita! Makhluk yang hanya membuat segala sesuatunya menjadi sulit! Kenapa aku harus mengharap untuk bertemu satu malam ini?
Tentu saja bukan hal yang sulit bagi Alexander David Mahendra untuk mendapatkan seorang gadis atau bahkan 10 orang gadis sekaligus yang mau menyodorkan dirinya secara sukarela kepada David.
Alexander David Mahendra tidak hanya berharta, namun juga sangat tampan dan berkharisma, yang membuat wanita mana saja akan bertekuk lutut di hadapannya. Postur badannya sangat ideal dengan dada bidang dan badan tegap. Belum lagi wajah yang terbungkus tulang rahang yang kokoh, hidung mancung, netra coklat bundar yang sangat ekpresif dan rambut yang selalu tertata rapi.
"So, what do you say?" tanya Kenzi lagi yang masih membujuk David.
David melihat berkas - berkas di mejanya hanya tinggal beberapa lembar saja, kemudian melihat jam di pergelangan tangannya. Saat itu masih jam setengah 8 malam dan berpikir mungkin ia bisa mampir kesana sebentar.
"Baiklah, kirimkan alamatnya," ujar David akhirnya.
"Alright, You wont regret it! Aku kirim alamatnya sekarang!" Ujar Kenzi kemudian memutuskan sambungan teleponnya.
Hanya dalam hitungan detik bunyi pesan masuk sudah terdengar dari telepon genggam David dan Albatros Pub, sebuah nama Pub yang cukup terkenal tertera di sana.
David memanggil Alvin, Asistennya.
"Siapkan mobil," ujar David pada Alvin.
"Baik, Pak. Bapak sudah mau pulang?" ucap Alvin, karena merasa heran Bosnya itu pulang lebih cepat dari jadwal biasanya.
"Tidak, kembalikan berkas - berkas ini untuk di revisi. Besok siang, hasilnya sudah harus saya terima!" Perintah David sambil membereskan berkas - berkas di mejanya, dan menyerahkannya pada Alvin.
"Baik, Pak." jawab Alvin. Ia pun membawa berkas - berkas itu bersamanya kemudian menelepon Eddy, supir pribadi David untuk bersiap ke depan loby gedung.
5 menit berikutnya. David sudah berjalan keluar dari ruang kantornya yang elegan, dan Alvin mengikutinya dari belakang dengan membawa tas kerja David. Alvin memencet tombol lift dan merekapun segera menaiki lift VIP yang khusus di sediakan bagi sang CEO.
Sesampainya ia di lobby, Eddy telah menunggunya di depan mobil mewah miliknya dan membukakan pintu.
"Selamat malam, Pak David." ujar Eddy dengan hormat. David masuk ke dalam mobil dan langsung duduk.
"Kau pulanglah, pekerjaanmu sudah selesai malam ini," ujar David pada Alvin.
Alvin tercengang, ia tidak menyangka Bosnya akan membiarkannya pulang cepat malam ini. Walaupun ia penasaran kemana Bosnya itu akan pergi, tetapi ia tidak berani bertanya dan hanya mengangguk, kemudian menaruh tas kerja Bosnya itu dari sisi lain pintu mobil dan menutup pintu.
"Albatros Pub," ujar David sambil melihat ke arah spion dalam, dan melihat Eddy mengangguk, kemudian menjawab, "Baik Pak,"
Dalam hati Eddy merasa heran melihat Bosnya itu pergi ke Pub tidak seperti biasanya.
Biasanya Bosnya itu akan pulang atau minta di antar untuk bisnis atu meeting lainnya di restoran mewah di kota itu, tetapi tidak ke tempat hiburan malam atau tempat - tempat hang out.
Dalam waktu 10 menit. David sudah berdiri di depan pintu Pub, melihat ke sekeliling dan mencari Kenzi.
"David," terdengar suara Kenzi memanggilnya. Dan ia pun melihat ke arah asal suaranya itu. Kenzi, Edwin dan beberapa orang temannya sudah ada di sana sedang mengobrol di temani beberapa orang wanita berpakaian minim.
"Wow lihat siapa yang datang! Alexander David Mahendra! Apa kabar kawan?!" Ujar teman - teman David menyambut kedatangannya dan mereka pun berdiri. Wanita - wanita yang ada di sana pun tak ayal memandang David dengan pandangan takjub dan berharap dan dapat menarik perhatiannya.
Tetapi David adalah David, ia tidak mudah tertarik pada wanita.
David pun menyalami teman - temannya, Kenzi, Edwin, Damian, Rony dan Hendi. Mereka semua adalah teman - temannya saat masih kuliah di LA.
"David kenalkan ini, Sarah,Lisa, Karina, Kety, dan Fani. Mereka akan menemani kita malam ini!" Ujar Kenzi mengenalkan wanita - wanita itu pada David. Tentu saja para wanita itu kegirangan, mereka sama sekali tidak menyangka akan duduk satu meja dengan Alexander David Mahendra dan mereka menggunakan kesempatan langka itu untuk menarik perhatian David.
Sarah, Lisa, Karina, Kety dan Fani kerap kali datang ke Pub itu, untuk menemani pria - pria yang ada di sana, sekedar hanya untuk minum atau berlanjut ke hal lain di luar Pub.
Kety terlihat sangat agresif dan mendudukkan dirinya di sebelah David. Hal itu, tentu saja membuat yang lainnya menatap sinis padanya.
"David, kau mau minum apa? Aku haus, biar aku pesankan sekalian," ujar Kety berusaha untuk menarik perhatian David.
"Tidak perlu. Aku bisa pesan sendiri," jawab David dengan mengabaikan Kety. Ia kemudian berbicara dengan teman - temannya. David merasa tidak perlu meladeni ucapan Kety, karena tujuannya datang ke Pub adalah untuk bertemu dengan teman - temannya. Dan Kety harus menahan rasa dongkolnya telah di abaikan oleh CEO tampan dan juga kaya raya itu.
Bersambung...
Terima kasih sudah membaca. Maaf jika masih banyak typho.
Jangan lupa untuk selalu like, komen, vote dan hadiahnya.
kayak nggak ada harga diri aja