Warning!!!!!!!!
ini adalah novel yang sangat menguras emosi bagi yang tahan silahkan di lanjut kalau yang tidak yah, di skip aja
kalo mental baja sih aku yakin dia baca!!
Tak bisa memberikan anak adalah sesuatu yang sangat menyakitkan bagi seorang wanita. Hal itu bisa meruntuhkan hubungan baik yang sudah tertata rapi dalam sebuah ikatan pernikahan. Dia adalah Rika, wanita yang berhayal setinggi langit namun yang di dapatkannya tak sesuai ekspektasi.
Dirinya mandul? entahlah, selama ini Rika merasa baik-baik saja. lalu kenapa sampai sekarang ini iya masih belum punya anak?
Mungkin ada yang salah.
Yukk!! ikuti kisahnya dalam menemukan kebenaran.
Kebenaran harus diketahui bukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrena Rhafani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 1
"PLAKKK ...!!" Terdengar suara tamparan dari seorang wanita setengah tua kepada wanita yang masih terlihat cantik dan anggun.
Semua tamu undangan yang tadinya sedang asik berbincang satu sama lain, seketika berkumpul menjadi satu untuk melihat adegan ibu mertua yang menampar menantu perempuannya sendiri.
"Mah, sakit,"rintih Rika sembari memegang pipinya yang merah.
"Dasar perempuan MANDULLL! tak punya malu! Apa yang kau banggakan dengan menjabat sebagai istri dari anakku Dion?"
Jedarrr!!!
Perkataan itu bagaikan petir yang menyambar jiwa dan perasaan Rika. ucapan yang dilontarkan ibu mertuanya bahkan jauh lebih perih dibandingkan tamparan yang didapatkannya.
Wanita yang menjabat sebagai ibu mertuanya sendiri tega mengatainya di depan semua orang.
Entah kesalahan sebesar apa yang Rika lakukan hingga menyinggung ibu mertuanya.
Air mata tak bisa dibendung lagi. Butiran air bening itu mulai berjatuhan dan mengalir sederas derasnya.
"Mah, Rika gak mandul,"lirihnya campur tangis
"Berani kamu bilang gak Mandul! Dasar gak tau diri! Terus mana cucu yang selama ini kamu janjikan!!hahhh?"berang ibu mertua Rika.
Amarahnya terus menggebu kala mengingat pernikahan anaknya sebentar lagi akan memasuki usia 5 tahun namun belum juga memberikan keturunan.
"Cukup Mah!"sela Dion suami Rika dengan nada sedikit tinggi. Iya terlihat menunjukkan sedikit perlawanan kepada ibunya.
"Diam kamu Dion!"bentak ibunya dengan lebih tinggi lagi.
"Berani ya kamu bentak mama."
"Bukan gitu mah,"ucapnya dengan nada melemah.
Secuit nyali tadi tiba-tiba padam setelah kedua bola mata ibunya menatap dirinya tajam. Dengan sedikit gugup Dion kembali melanjutkan perkataannya.
"Ri ...Rika ha ... hanya menumpahkan segelas air putih, lalu kenapa Mama harus semarah
itu?"
istrinya memang berjalan kurang hati-hati sehingga segelas air putih yang ada di tangannya tumpah dan mengenai ibunya.
"Ah sudahlah! Durhaka kamu kalau lebih memilih istrimu dibandingkan aku ibumu yang melahirkan mu."pungkas ibu mertua Rika lalu dengan wajah penuh kekesalan meninggalkan aula pesta.
Malam ini adalah ulang tahun perusahaan SorayaGrup milik Dion suami Rika. Tapi, tak disangka tuan rumah sendiri malah memperlihatkan aib menantunya di depan umum.
Soraya grup awalnya dipimpin oleh tuan Huda ayah Rika. Namun penyakit stroke yang dideritanya terpaksa menghentikan karirnya. Rika adalah anak semata wayang dari tuan Huda. Rika tidak memiliki banyak pengalaman di perusahaan, jadi dengan terpaksa tuan Huda mewariskan posisi dan jabatannya kepada menantunya Dion suami anaknya.
Pemberian posisi dan jabatan itu tertulis di dalam surat wasiat tuan Huda makanya SorayaGrup kini resmi dipimpin oleh Dion Aryaloka.
Dion akan mengejar ibunya, Rika dengan penuh ketidak berdayaan pun menarik lengan suaminya.
"Mas!"
Kini hidupnya mencapai masa terendah antar manusia. Lalu apakah suaminya akan pergi meninggalkannya?
Dion membalikkan kepalanya lalu menatap istrinya yang memiliki bekas lima jari di pipinya.
"Jangan tinggalkan aku, mas,"lirih Rika penuh harapan.
Tanpa berpikir lagi, Dion langsung menepis tangan istrinya hingga jatuh tersungkur ke lantai kemudian berlari tipis-tipis ke arah dimana ibunya pergi.
Rika hanya bisa menangis di depan semua orang. Cacian dan makian kini berlalu lalang di telinganya.
"Ya ampun kasihan sekali istri direktur kita, kalau aku jadi dia, lebih baik mati saja."
"pak Dion begitu tampan. tapi siapa yang tau, teryata dia tidak bisa punya anak."
"Heh! Bukan pak Dion yang tidak bisa punya anak, tapi istrinya."
"Hmm malang sekali hidupnya."
"Pelankan suaramu, jangan sampai perkataan kita membuatnya bunuh diri."
"pak Dion pasti akan meninggalkannya.
Rika berusaha mengumpulkan semua tenaganya kemudian mulai bangkit dan juga berjalan meninggalkan aula pesta.
Begitu besar hukuman bagi seorang wanita yang tidak bisa melahirkan anak. Rika juga ingin punya anak, namun apa dayanya jika yang maha kuasa tidak memberinya. Semua wanita di bumi ini pasti menginginkan sebuah janin di perutnya, tapi jika kita tidak memiliki kesempatan itu kita bisa apa?
****
Dengan tatapan kosong, Rika perlahan melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar tidurnya dan suaminya mas Dion.
Perlahan iya mulai mendudukkan tubuhnya di bibir tempat tidur. Kedua tangannya mulai mengelus perut datarnya itu.
"Andai ada sebuah janin di dalam perut ini, pastinya aku tak perlu merasakan penghinaan menyakitkan itu,"ucapnya ditemani sebutir air yang jatuh dari matanya.
Hidupnya benar-benar kacau sekarang. Aib yang harusnya hanya dia dan keluarga yang tahu kini telah diketahui oleh semua orang. Bagaimana Rika akan menghadapi dunia ini sekarang?
Sebenarnya Rika tidak mandul sama sekali. Iya juga rutin melakukan check up tiap bulannya di rumah sakit. Dokter kandungan bahkan mengatakan bahwa kandungannya baik dan normal saja. Lalu apa? Kenapa sampai sekarang Rika belum hamil juga?
Ini karena memang yang maha kuasa saja yang belum memberinya izin untuk melahirkan dan menjadi wanita sempurna seperti di luar sana.
"Rik, Rika!"tegur Dion yang sudah berdiri di pintu kamar entah sedari kapan.
Rika tak menghiraukan panggilan suaminya. Sudah sangat jelas bahwa perlakuan suaminya tadi benar-benar membuatnya kecewa.
Rika Masi dengan posisi awalnya dimana iya menundukkan kepalanya dan hanya air matanya yang menjadi bentuk ungapan hatinya sekarang ini.
"Kamu gak papa?"tanyanya sembari duduk di samping wanita yang iya cintai pada pandangan pertama di masa kuliah dulu.
Bisa-bisanya mas Dion menanyakan pertanyaan konyol seperti itu. Sudah pasti hati istrinya terluka sekarang ini, lalu untuk apa pertanyaan memuakkan itu?
"Aku sudah mewakilkan mu minta maaf kepada mamaku,"ungkapnya meski tak dapat respon dari wanita di sebelahnya.
"Atas nama mamaku, aku juga minta maaf padamu. Kamu maukan maafkan kesalahan mama?" Tambahnya
"Rik, Rika,"panggilnya karena istrinya tak menyahutinya.
"Kamu dengar Mas, kan?"
"Mas! Sekarang ini aku ingin sendiri. Kamu tidak mengerti dengan apa yang kurasakan sekarang ini, keluarlah,"ucap Rika tanpa menatap ke arah suaminya.
"Sudahlah Rik, kenapa kamu harus semarah ini sih sama mama? Lagian yang dikatakan mamaku itu benar, kamu itu Mandul."
"MAS!!" Sentak Rika
" Aku itu enggak mandul!"Tegas Rika sembari berdiri mengotot pada mas Dion.
"Tega yah kamu ngomong begitu sama istri kamu sendiri!"
Dion dengan mantapnya juga bangkit dari duduknya.
Keduanya terlihat sedang berlawanan dengan sengitnya
"Sudah jelas-jelas kalau kamu itu Mandul! Kamu itu harus terima dengan kekurangan mu itu! Kalau Mandul yah terima saja!" Mas Dion sudah sangat yakin bahwa wanita yang sedang beradu argument di hadapannya itu seratus persen tidak akan bisa memberinya keturunan.
Rika hanya bisa menggeleng mendengar
perkataan suaminya yang masi terlihat muda dan tampan itu.
Air mata kemarahan serta kekecewaan bersatu padu membasahi wajahnya.
"Mas! Jaga ucapanmu! Aku tidak Mandul! kamu yang mandul!"
"Plakkk!" Dion melayangkan tamparan keras ke wajah istrinya yang terus ngotot padanya.
Seketika itu juga, Rika jatuh tersungkur ke tempat tidur dengan bercak darah di sudut bibirnya.
****
hy teman-teman yang gantengg cantik dan baik hati, ini karya baru aku yah please!! bantu dukungannya yah supaya aku gak patah semangat dalam berkarya dan melanjutkan cerita seruku ini.
please LIKE and VOTE
PLISSSSSSSSSS
skip lah.. bosan