terinspirasi dari film: Takut Gak Sih.
menceritakan seorang You Tuber dengan nama Chanel Takut Gak Sih yang membuat konten untuk membongkar kasus kematian para arwah gentayangan dari berbagai daerah dan pulau.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misteri kamar nomer 15 part 5
"Assalamu'alaikum.." Ucap Cahaya, Vina, dan Putri serentak di depan rumah Bu Sari.
"Wa'alaikum salam.." Jawab Bu Sari dari dalam.
ia kemudian membuka pintu, "loh... mbak Putri, Mbak Cahaya, Mbak Vina. ada apa ya? Pagi pagi gini dateng, apa ada masalah..."
"Kami mau izin buat konten di kos Bunga Mawar bu, kami mau mencoba mengungkap teror kuntilanak yang kerap muncul tiap malam hari.. " ucap Cahaya ramah.
"Konten? Ngga! Ngga boleh!" Jawab Bu Sari dengan keras.
"Loh? Kenapa ngga boleh Bu? Bukannya ini justru bagus buat kos kosan ibu? Kalau misteri itu terungkap otomatis ngga ada hantu lagi, para penghuni kos juga ngga akan was was setiap malem.." Sahut Putri.
"Kamu ngomong apa? Udah ngga ada Kuntilanak lagi di situ! Semuanya aman, ngga ada hantu, makhluk halus atau demit, pokoknya ibu ngga akan izinin kalian buat konten di situ!" Ucapnya.
Brak!
Ia menutup pintu rumahnya dengan cara di banting.
"Bu Sari kenapa, ya? Perasaan waktu aku mau ngekos dia ramah banget, eh sekarang kok judes, kaya ibu ibu yang lagi pusing mikirin utang.." Ucap Vina dengan lirih.
"Apa jangan jangan teror kuntilanak itu ada hubungannya dengan Bu Sari?" Tebak Putri.
"Bisa jadi..."
"Udah ayo kita kembali lagi aja dulu, ngga enak ngomongin Bu Sari di sini..." Ucap Cahaya.
Mereka bertiga akhirnya memilih untuk kembali ke kosan Bunga Mawar dengan tangan kosong tanpa membawa kunci kamar nomer 15.
"Gimana Ay? Dapet kuncinya?" Tanya Galang to the point.
"Ngga, bu Sari ngga ngijinin kita buat bikin konten di sini.." Ucap Cahaya.
"Kenapa ngga di ijinin ya?"
"Udah pasti sih Bu Sari ada hubungannya dengan misteri di kamar nomer 15 itu!" Ucap Putri tegap pada pendiriannya, "Gimana kalau kita lapor polisi aja..."
Galang menggeleng, "Ngga kita ngga bisa lapor polisi begitu saja, kasusnya belum jelas."
"Hei... bubar!!!" Bu Sari tiba tiba datang sembari berteriak, "kamu cowok ngapain di kos kosan saya! Kos Kosan ini khusus cewe! Bubar nggak?! kalau ngga saya bakalan teriak?!" Ancam Bu Sari.
"Lah? Kita ngga masuk ke dalam kos bu, kita ada di luar..." Sahut Atmo.
"Tetep aja! Lagian ngapain kalian kumpul di sini, saya tahu kalian itu Tim Cahaya Nusantara. Saya ngga ijinin kalian buat bikin konten di sini, bubar!" Bentak Bu Sari.
"Lah? Tapi kami bayar di sini bu.." Sahut Vina.
"Kalian berdua di sini cuma bayar kos! Bukan bayar buat konten. Lagian kalian bayar saya sekalipun ngga akan saya ijinin kalian buat konten di sini, Bubar!" Bentak Bu Sari.
"Ayo Ngat, pergi aja.." Ucap Galang sembari berjalan menaiki motornya di ikuti oleh Atmo.
"Eh lang, mau kemana kamu?" Tanya Cahaya.
Galang tidak menjawab, ia menjalankan motornya begitu saja menjauh dari kosan bunga mawar.
Bu Sari menatap Cahaya dan Vina bergantian, "saya ngga perduli kalian berdua berasal dari keluarga berada, kalau sampai kalian berani buat konten di sini tanpa seijin saya akan saya laporkan kalian berdua ke polisi! Dan akan saya sebarkan kasus ini biar nama Chanel kalian jelek di mata Publik!" Ucapnya kemudian berjalan menjauh.
"Galak banget Bu Sari, beda banget pas awalan kita masuk ke sini Ay.." Ucap Vina.
Cahaya hanya diam saja, tidak menyahuti.
"Fiks sih, Bu Sari ada hubungannya sama misteri di kamar nomer 15 itu..." Sahut Putri.
Ting!
Sebuah pesan masuk di ponsel Cahaya, Cahaya membacanya dan menghembuskan nafas panjang.
"Sudahlah, lupain aja konten ini. Aku udah ngga mood." Ucap Cahaya dia kemudian pergi begitu saja menuju ke rumah makan pinggir jalan.
"Ay! Kok kamu nyerah gitu aja sih? Biasanya ngga gini, biasanya kamu suka mengungkap teror beginian.." Ucap Vina.
"Cahaya, Vina! Ayo dong... masa iya Bu Sari di biarin gitu aja." Putri ikut menyusul mereka.
Dari kejauhan tampak Bu Sari menghela nafas lega melihat Cahaya, Vina, dan Putri akhirnya pergi.
Tidak lama kemudian Bu Sari memilih untuk pergi dan kembali ke rumahnya.
"Nah sip.. akhirnya pergi juga itu mak lampir.." Ucap Galang yang ternyata bersembunyi bersama Atmo mengawasi Bu Sari.
"Seru juga kaya gini Lang, udah serasa kaya intel..."
"Haha.. sesuai rencana ya, Ngat. Kamu jaga di sini, kabarin Cahaya kalau ada Bu Sari aku mau masuk..."
"Sip..." Jawab Atmo.
Galang kemudian menyerahkan ponselnya, untuk jaga jaga apabila Bu Sari kembali datang maka Atmo akan langsung menghubungi Cahaya.
Galang kemudian langsung menjalankan motornya menuju ke Kos Kosan itu.
Sesuai dengan rencana yang Galang kirim melalui pesan, Cahaya, Vina dan Putri sudah menunggu di sana.
"Ayo buruan!" Ucap Cahaya yang membuka gerbang kosan itu.
Setelah motor Galang memasuki Kosan, mereka bertiga juga ikut masuk dan menutup gerbang dengan rapat.
Tanpa basa basi lagi mereka langsung melesat ke kamar nomer 15. Suasana di kos kosan ini sangat sepi, bahkan tidak ada penghuni kos lainnya di sini.
Alasannya sangat sederhana karena di jam saat ini adalah jadwal mereka kerja dan kuliah.
Singkat cerita Akhirnya Galang tiba di depan pintu kamar kos nomer 15 bersama dengan Cahaya, Vina, dan Putri.
Galang mencoba membuka pintu itu namun ternyata di kunci.
Sementara Cahaya mengeluarkan ponselnya untuk mengabadikan momen ini.
Brak!
Brak!
Brak!
Setelah tiga kali dobrakan akhirnya Galang mampu membuka pintu kamar kos itu.
Mereka semua langsung memasuki kamar nomer 15 itu. Pemandangan di kamar ini layaknya kamar kamar kos pada umumnya, ada kasur, lemari namun di sini terdapat banyak sekali sarang laba laba dan debu, seolah tidak pernah di bersihkan.
"Di sini ngga ada barang milik korban... Aku ngga akan bisa menerawang kematian dia..." Ucap Galang dalam hatinya dengan ekspresi sedikit putus asa.
Tiba tiba Galang melihat Arwah wanita itu menunjuk ke salah satu sudut ruangan ini.
Sontak Galang menuju ke sudut ruangan itu, ia tersenyum melihat sebuah pensil panjang yang di penuhi debu, "ini pasti barang milik korban." Batinnya.
Cahaya, Vina, dan Putri sedari tadi hanya menyimak dengan serius apa yang di lakukan oleh Galang.
Tidak lupa Cahaya merekam aksi Galang.
Galang langsung duduk bersila seperti orang bertapa.
Lap!
Seketika itu juga Jiwa galang berpindah ke masalalu.
Apakah Galang bisa membongkar misteri kamar nomer 15 itu? Benarkah Bu Sari pelaku dari balik teror kuntilanak yang ada di Kos? atau justru Arman dan Dani Atau mungkin pelakunya bukan mereka semua.... simak kelanjutannya di Next Episode jangan lupa kasih Like, bintang lima dan komen agar author semangat updatenya.