NovelToon NovelToon
Sang Legenda: Naga Langit

Sang Legenda: Naga Langit

Status: tamat
Genre:Misteri / Fantasi Timur / Balas Dendam / Kebangkitan pecundang / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan / Tamat
Popularitas:7.2M
Nilai: 4.5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Xiao Chen selalu dianggap murid terlemah di Klan Xiao.

Tidak punya bakat, selalu gagal dalam ujian, dan menjadi bahan ejekan seluruh murid.
Namun tidak ada yang tahu kebenaran sesungguhnya bahwa tubuhnya menyembunyikan darah naga purba yang tersegel sejak lahir.

Segalanya berubah saat Ritual Penerimaan Roh Penjaga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34: Negosiasi dan Kartu Giok Ungu

Pertanyaan Lin Zihan yang merdu menggantung di udara aula yang kini sunyi. Semua mata tertuju pada Xiao Chen, menunggu reaksinya di hadapan manajer legendaris Paviliun Harta Karun.

Xiao Chen tidak menunjukkan rasa gugup. Dia hanya mengangguk sedikit dan menunjuk ke botol giok di atas konter. "Inilah barangnya."

Lin Zihan mengambil botol itu dengan jari-jarinya yang lentik. Dia tidak memerlukan alat bantu apa pun. Saat dia menuangkan pil itu ke telapak tangannya yang seputih giok, matanya yang tajam langsung terpaku pada pola awan samar di permukaannya. Senyum profesional di wajahnya sedikit goyah, digantikan oleh kilatan keterkejutan yang dalam, yang dengan cepat ia sembunyikan.

Dia tidak perlu memeriksanya lebih jauh. Sebagai manajer Paviliun Harta Karun dan seorang kultivator yang kuat, dia langsung mengenali apa artinya pola itu.

Kualitas Sempurna... pikirnya, hatinya sedikit bergejolak. Dari Pil Pemulihan Qi tingkat terendah? Alkemis Master tingkat empat pun akan kesulitan untuk mencapai kesempurnaan seperti ini. Tapi pemuda ini... auranya jelas baru saja menembus Alam Pembangunan Fondasi. Siapa dia sebenarnya? Atau siapa guru di belakangnya?

Dia langsung mengerti. Nilai sesungguhnya bukanlah pada pil itu sendiri, tetapi pada sumbernya.

Sikapnya berubah seketika. Dia menatap Xiao Chen dengan tatapan yang sepenuhnya baru—tatapan seorang pebisnis yang menemukan tambang emas yang belum terjamah.

"Tuan Muda," katanya, suaranya kini terdengar lebih hangat. "Barang ini terlalu berharga untuk didiskusikan di tempat seramai ini. Maukah Anda ikut dengan saya ke ruang pribadi untuk minum teh?"

Xiao Chen mengangguk.

Lin Zihan memimpin jalan, melewati pintu tersembunyi di belakang konter dan menyusuri koridor yang didekorasi dengan indah. Mereka tiba di sebuah ruang minum teh yang elegan, dipenuhi aroma kayu cendana dan teh berkualitas tinggi. Dengan lambaian tangannya, dia menyuruh semua pelayan dan bahkan Penatua Guo yang mengikuti, untuk pergi, meninggalkan hanya mereka berdua di dalam ruangan.

Dia secara pribadi menyeduh teh dan menuangkannya ke dalam cangkir di depan Xiao Chen, sebuah gestur penghormatan yang luar biasa.

"Pil ini, apakah Anda yang membuatnya sendiri?" tanyanya langsung, matanya yang tajam seolah mencoba membaca setiap rahasia Xiao Chen.

"Apakah itu penting?" jawab Xiao Chen dengan tenang, sambil menyesap tehnya. "Yang penting adalah, saya bisa menyediakan lebih banyak lagi."

Lin Zihan tertegun sejenak oleh ketenangan dan kepercayaan diri pemuda itu, sebelum akhirnya senyum tulus terukir di bibirnya. Dia suka bernegosiasi dengan orang pintar. "Baiklah. Mari kita bicara bisnis. Paviliun kami akan membeli pil ini. Berapa harga yang Anda inginkan? Dan berapa banyak lagi yang Anda miliki?"

"Saya punya sembilan lagi dengan kualitas yang sama," kata Xiao Chen, membuat Lin Zihan kembali terkejut. "Dan saya tidak ingin menjualnya untuk koin emas. Emas tidak banyak berguna bagi saya. Saya ingin menukarnya dengan ramuan obat spiritual lain, atau... melelangnya dan kita bagi keuntungannya."

Ini adalah sebuah pertaruhan. Dia menunjukkan bahwa dia tahu nilai sebenarnya dari barangnya.

Lin Zihan menatapnya selama beberapa saat, sebelum akhirnya tertawa pelan, tawa yang merdu dan menawan. "Tuan Muda benar-benar menarik. Anda tidak hanya memiliki keterampilan yang mengejutkan, tetapi juga hebat dalam berbisnis."

Dia meletakkan cangkir tehnya. "Saya punya proposal yang lebih baik. Bagaimana jika Paviliun Harta Karun melelang kesepuluh pil ini sebagai salah satu sorotan utama dalam lelang bulanan kami minggu depan? Kami akan mempromosikannya besar-besaran. Dan sebagai gantinya... kami tidak akan mengambil komisi sepeser pun. Semua keuntungan akan menjadi milik Anda."

Kali ini, giliran Xiao Chen yang terkejut. "Mengapa Anda melakukan itu? Apa untungnya bagi Anda?"

Senyum di wajah Lin Zihan menjadi lebih cerah. "Anggap saja sebagai investasi dan tanda niat baik. Paviliun Harta Karun selalu ingin menjalin hubungan kerja sama jangka panjang dengan seorang Master Alkemis yang misterius. Kami memberimu panggung, dan sebagai gantinya, di masa depan, pil-pil luar biasa lainnya dari Anda akan diprioritaskan untuk dilelang di tempat kami."

Dia kemudian mengeluarkan sebuah kartu dari lengan bajunya dan meletakkannya di atas meja. Kartu itu terbuat dari sejenis giok ungu yang hangat, dengan ukiran karakter "Harta" yang rumit di tengahnya.

"Sebagai tanda keseriusan kami, terimalah ini."

"Ini adalah Kartu Giok Ungu," jelasnya. "Kartu VIP peringkat tertinggi dari Paviliun Harta Karun. Di seluruh Kota Angin Perak, hanya ada delapan orang yang memilikinya. Dengan kartu ini, Anda adalah tamu paling terhormat kami. Anda bisa masuk ke lantai mana pun, mendapatkan diskon dua puluh persen untuk semua barang yang kami jual, dan memiliki hak prioritas untuk membeli barang-barang langka yang baru masuk."

Xiao Chen menatap kartu itu, lalu ke mata Lin Zihan. Dia mengerti. Ini bukan lagi sekadar transaksi. Ini adalah sebuah tawaran aliansi. Dengan kartu ini, statusnya di Kota Angin Perak akan berubah total.

Dia mengangguk. "Saya setuju dengan proposal Anda."

Kesepakatan tercapai.

"Kalau begitu, bolehkah saya mengetahui nama Master Alkemis yang akan segera mengguncang kota ini?" tanya Lin Zihan sambil tersenyum.

"Xiao Chen."

Xiao Chen? Nama yang sangat biasa. Tapi orang di baliknya sama sekali tidak biasa, pikir Lin Zihan, rasa ingin tahunya semakin terusik.

Setelah menyelesaikan detailnya, Xiao Chen bangkit untuk pergi. Lin Zihan secara pribadi mengantarnya, bukan ke pintu samping, tetapi ke pintu keluar utama.

Saat mereka muncul di lobi utama yang mewah, penjaga yang sama yang tadi menghalangi Xiao Chen dengan sombong melihatnya berjalan di samping sang manajer. Matanya melebar karena syok. Dan saat dia melihat Kartu Giok Ungu yang dipegang Xiao Chen dengan santai, wajahnya menjadi pucat pasi.

Dia dan ketiga penjaga lainnya langsung membungkuk dalam-dalam. "Selamat jalan, Tuan Terhormat!"

Xiao Chen berjalan keluar dari pintu utama Paviliun Harta Karun, mengabaikan tatapan kaget dari para kultivator lain di lobi. Dia melangkah kembali ke jalanan yang ramai, tidak lagi sebagai seorang pemuda desa anonim, tetapi sebagai tamu VIP dari kekuatan dagang terbesar di kota.

Jalannya untuk mengumpulkan sumber daya dan membangun fondasinya di kota ini kini telah terbuka lebar.

1
Bin Bin
teman2, kemungkinan maksudnya yang misterius itu masternya (gurunya), buka xiao chen 🤭
YAN 28
yg jenius bukan mc nya, dia pecundang masa susah ngalahin lawan yg kultivasinya dibawah... 🤣🤣🤣
Juni Ardi
keren😄
Darwito
xyuxux
Kris Worro
melawan musuh yg ranahnya jauh dibawahnya kerepotan sampai terluka, melawan musuh yg ranahnya setara seringnya kehabisan qi ujung-ujungnya pingsan wl menang dan melawan musuh yg ranahnya satu tingkatan kecil diatasnya mungkin si mc modar. si author bingung mau menempatkan mc posisinya gmn
n max
ceritanya hanya mencari kekuatan aja, tdk ada sosialisasi kpd rakyat dn tdk ada cerita romantisnya membosankan
Purwoko Joko Prawoko
bukankan sang paman kedua sudah membuat sumpah dao akan setia kepada sang nona pewaris???
Kris Worro
Di novel ini elemen petir seolah gk ada harga dirinya, dqn di novel ini diceritakan bhw elemen petir itu turunan dr elemen kayu. Sedangkan dicerita novel yg lain-lainnya elemen petir adl salah satu elemen terkuat yg ada disamping elemen cahaya, elemen rung dan waktu dan elemen kegelapan
Kris Worro
Menjijikqn sekali si mc, pertarungan dg lawan yg seimbang atau kuat selalu dan selalu kehabisan qi akhirnya pingsan. Gk ada metode lain apa thor utk mengembangkan cerita biar lbh menarik. Lagian kultivasi baru tahan 3 (Core Formation) aja digambarkan seolah-olah kekuatannya di ranah Kaisar Surgawi, terlalu berlebihan kamu thor dan lbh mendekati ke alay dlm bercerita
Kris Worro
Kirain ranah kultivasi ketua sekte (matriak) itu sdh di ranah kaisar langit atau kaisar surgawi, eh gk taunya ranah kultivasinya 1 tingkat di atas ranah kultivasi Xiao Chen. Sungguh sangat berlebihan sekali si author dlm menggambarkan sebuah kekuatan
Darwito
geyeue
Darwito
whn
Darwito
yzuzzu
Darwito
twtw5w
Darwito
duxh
Darwito
tatwyye
Darwito
yeyeeuio
Erwin Rambang
Q1
MATADEWA
Akan tiba waktunya......
MATADEWA
Tetap low profile.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!