Lelah dengan pertanyaan "Kapan menikah" Dari kedua orang tuanya. Joe Erlangga justru menyeret dan menawarkan sebuah pernikahan dengan seorang gadis yang selalu di buat makan hati oleh kekasihnya.
Tissa Andriana, Gadis cantik yang sudah memiliki kekasih itu terpaksa menerima tawaran Joe. Memutuskan sang kekasih yang selama lima tahun ini tanpa ada kepastian dan justru menyakiti nya dengan dekat dengan wanita lain selain dirinya.
••••••
" Apakah pernikahan ini semacam pernikahan kontrak?" Tissa Andriana.
"No! Tidak ada pernikahan kontrak diantara kita. Aku ingin menikah sekali seumur hidupku dan itu bersamamu.." Joe Erlangga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hanya Di Manfaatkan
"Jadi mobil yang biasa di pakai kakak kamu itu punya pacarnya?" Ucap seorang gadis, Dia menyeruput minumannya yang sejak tadi ia pesan
"Iya.. Sebenarnya aku udah tahu kalau mobil itu milik kak Tissa. Cuma aku dukung kak Elfan buat bilang ke ibu kalau mobil itu Kakakku yang beli.." Mendengar namanya di sebut, Tissa yang kebetulan hendak pulang itu menghentikan langkahnya.
Ia menoleh dan mendapati Ussi, Adik dari Elfan tengah duduk di salah satu tempat bersama temannya.
"Ada apa Tiss? Kok berhenti?" Tissa menoleh, Tissa menempelkan jari telunjuknya di bibir memberikan kode kepada Ina agar diam.
Tissa tak mendengar apa yang Ussi bicarakan tadi. Tapi yang jelas dia mendengar kalau namanya di sebut. Entah kenapa Tissa merasa curiga. Demi mencari aman, Tissa mengambil kacamata hitam serta masker dari dalam tasnya.
Wanita itu memakai keduanya agar Ussi tak mengenalinya.
"Ayo ikut aku.." Tissa menarik pergelangan tangan sahabat sekaligus atasannya itu. Keduanya duduk di tempat yang tak jauh dari dua gadis itu.
"Yah, Sayang dong Si.. Kalo mobilnya di ambil lagi. Padahal mobil itu bagus dan nyaman banget loh.. Aku malahan pengen naik itu mobil.." Ujar teman Ussi yang biasa di panggil Amel itu.
"Ya mau gimana lagi.. Kak Tissa udah terlanjur marah sama keluarga aku. Itu semua gara-gara ibu sama Bibi. Coba kalo mereka jaga ucapan, Pasti semua baik-baik saja. Aku itu udah sering bilang sama ibu kalo ada kak Tissa datang itu harus hati-hati. Bicara seolah dia itu terima kak Tissa gitu.. Tapi ibu aja yang tetep bandel.." Ujar Ussi dengan nada kesal, Tissa masih mendengarkan. Dari awal pembicaraan mereka masih baik baik saja hingga..
"Berarti cuma kamu dong yang terlihat baik di mata pacar kakak kamu.." Amel bertanya lagi.
"Ya iyalah.. Kamu tahu sendiri, Semua biaya kuliah aku itu dia yang biayain. Kalo bersikap ketus kayak ibu dan yang lainnya Kak Tissa bisa cabut semuanya dong. Dan aku gak mau itu terjadi. Setidaknya Kak Tissa harus bisa biayain kuliah aku sampai aku lulus.. Dan setelah itu yaudah, Kalau kak Elfan mau buang dia yang terserah, Yang penting aku udah sampai pada tujuanku.." Jelas Ussi membuat Amel hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Kamu licik juga yah?
"Ya iyalah Mel.. Di dunia ini kita harus pintar. Lagi pula sebenarnya aku juga gak suka sama Kak Tissa. Aku pernah ceritakan, Dia itu gak punya orang tua. Dari bayi itu dia di rawat sama Paman dan Bibinya di kampung. Iya kali aku mau punya kakak ipar orang kampung.. Masih lebih kak Cecil kemana-mana. Dia juga cantik, Anak pengusaha lagi.." Kedua tangan Tissa terkepal erat. Dia tak menyangka kalau niatnya dia duduk disini akan mendengar semua rahasia Ussi yang selama ini baik padanya.
Dan ternyata selama ini gadis itu hanya memakai topeng saja. Ussi sama saja dengan Elfan dan seluruh keluarganya. Jadi selama ini dia hanya di manfaatkan kan saja. Seluruh keluarga Elfan tidak ada yang tulus baik Elfan, Keluarganya apalagi.
"Aku udah bilang dan ngasih ide ke kak Elfan supaya dia itu harus pintar. Kali aja bisa merebut surat resmi mobil itu, Aku yakin Kak Tissa pasti kasih semuanya. Dia itu oon, Bo-doh.. Mau aja di kibuli. Hahaha.." Sekali lagi, Jantung Tissa seperti di remas. Dia tak menyangka kalau Ussi, Gadis baik dan terlihat polos gadis yang dia sayangi itu punya sifat yang tersembunyi. Ussi ternyata sama saja.
Padahal Tissa sudah menganggap gadis itu seperti adiknya sendiri. Apapun yang Ussi mau Tissa selalu berikan, Semua demi restu dari keluarga Elfan.
Dulu Elfan selalu bersikap manis, Tapi setelah tiga tahun mereka berhubungan. Sikap Elfan sedikit berubah, Apalagi semenjak pria itu di angkat sebagai asisten di perusahaan tempatnya mereka bekerja.
Terlebih setahun belakangan, Sikap Elfan semakin menjadi-jadi. Dan anehnya Tissa masih cinta pada pria itu.
"Betapa bodohnya aku..
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Sekarang kamu denger sendiri kan? Ussi yang kamu anggap Adik yang baik, Ternyata semuanya palsu. Kamu itu cuma di manfaatin aja.. " Tissa masih diam sesegukan disana.
Setelah mengetahui kenyataan ini, Tissa berlari ke keluar cafe dan menangis di dalam mobilnya. Hati siapa yang tidak sakit, Kalau orang yang kita percaya ternyata hanya seorang pengkhianat. Wajah lugu Ussi hanyalah topeng demi meloloskan rencananya.
"Sekarang gimana? Apa keputusan kamu?" Tissa menghapus air matanya dengan kasar. Ia tak boleh menangis lagi hanya karena mereka.
"Aku akan balas mereka mbak.. Mulai saat ini aku putusin gak bakalan kasih biaya kuliah buat Ussi lagi. Biarin aja keluarganya yang biayain. Dulu aku percaya aja saat Elfan bilang minta tolong buat bantu biayain kuliah Ussi. Awalnya memang kita saling bantu tapi belakangan ini, Aku yang apa-apa bertindak. Tapi lihat aja.. Aku gak akan tinggal diam.." Tissa akan bertekad, Akan mengambil semua yang mereka pakai.
"Nah gitu dong.. Kamu tahu gak? Aku udah rekam pembicaraan Adik Elfan tadi loh?" Tissa meraih benda pipih milik Ina. Dan benar saja, Ina merekam percakapan dua gadis itu dari awal hingga akhir.
"Aku akan posting video ini ke media sosial... Tentunya pakai akun privasi supaya aman.." Ina menaik turunkan alisnya.
"Boleh, Aku ingin lihat gimana gemparnya keluarga itu nanti.." Ponsel milik Tissa berdering. Wanita itu menatap Ina sejenak kemudian mengangkat panggilan dari Elfan.
"Halo??
"Kamu bisa gak nanti malam datang ke rumah..
"Mau ngapain? Kamu undang aku supaya aku bisa di abaikan dan permalukan lagi..?" Tissa melihat Ina yang juga fokus mendengarkan percakapan Elfan dan Tissa.
"Enggak.. Ini tentang hubungan kita. Aku udah bicarain tentang pernikahan ini sama ibu dan keluarga aku yang lainnya.. Dan aku juga punya keputusan. Kita bicarakan gimana nanti enaknya.." Tissa diam, Sepertinya ini adalah kesempatan yang bagus untuk membalas keluarga itu.
"Okey.. Aku akan segera datang.. Tunggu saja nanti malam.. Dan ohya?
"Apalagi...
"Bilang ke ibu kamu.. Aku minta uang yang kemaren ibu kamu pinjam. Aku lagi butuh soalnya.. Siapin ya, Aku sampai uang itu harus ada.
"Tapi Tiss...
Tuuuut..
Tissa langsung mengakhiri panggilan dari Elfan sebelum pria itu menyelesaikan pembicaraan. Kita lihat nanti malam, Apa yang akan di bicarakan oleh mereka nanti.
"Kamu mau datang?
"Iya..Mbak ikut ya?
" Okey, Gak masalah..
"Ayo sekarang kita balik ke butik.. Kita udah terlalu lama disini.." Ina pun mulai melajukan mobilnya menuju ke arah butik. Tak lama, Benda pipih itu berdering kembali.
"Halo..
"Kak Tissa..
"Ada apa Ussi...
"Kak ada iuran dari kampus.. Aku suruh bayar uang senilai lima juta.. Aku..
"Aku gak bisa bayarin Ussi.. Mending kau minta sama kakak kamu.. Dia jadi asisten di perusahaan..
"Tap..
Tuuuuut...
"Dasar tidak tahu malu!!
•
•
•
TBC
Mending pulang ke rumah paman mu lagi lbh nyaman tnpa ribut
Biarkan mereka itu bahagia dan hancur lebur di buat Joe Erlangga🤣