Merebut Cintamu

Sebenarnya ada rindu bagi perempuan di dalam cafe. Tapi karena situasi yang tidak enak seperti ini Kevin enggan menyapa Arleta. Pasti Arleta tau siapa Melani. Hati Kevin jadi sedih. Dengan wajah suram dia memasuki kantornya. Di lobby dia beretemu Rangga adiknya.

"Bang dari mana? Tadi aku ke ruangan Abang tapi Abang ga ada. Aku sudah serahkan berkas yang di minta papa pada Rendy ya". Rangga menyapa abangnya yang terlihat muram. Rendy asisten Kevin di kantor.

"Oh ya sudah. Tadi ada perlu sebentar". Kevin jadi mengerti sekarang. Mengapa ada Revita dan Arleta di cafe seberang. Ternyata karena menjemput Rangga. Dia sebenarnya lupa kalau adiknya pulang hari ini.

"Bang di sana ada wanita yang suka menanyakan Abang. Aku sih ga bilang apa-apa dan aku cuma kasih tau Abang saja". Rangga sebenarnya tau perempuan itu Melani, mantan pacar abangnya. Dia tau dari papanya yang juga menasehatinya untuk berhati-hati agar peristiwa Kevin tidak terulang pada Rangga. Tapi Rangga tidak mau membuat Kevin malu atau kesal. Biar bagaimana dia sayang pada abangnya.

"Abaikan saja, dia bukan siapa-siapa. Aku benci mengingatnya". Kevin tau yang di maksud adalah Melani. Siapa lagi perempuan yang mencarinya. Dari jawaban Kevin Rangga tau arti Melani bagi abangnya. Bukan siapa-siapa katanya. Arleta tetap jadi pemenang di hati abangnya. Sayangnya Arleta betpaling.

"Kalau begitu aku pulang ya bang. Nanti ketemu lagi di rumah". Rangga menepuk lengan abangnya.

"Hati-hati". Kevin pun berlalu menuju ruang kerjanya. Rangga menyusul Arleta dan Revita ke cafe.

"Ketemu Anang mukanya sedih banget". kata Rangga sambil duduk di hadapan dua wanita cantik.

"Masa sih, kan ketemu mantan pacar?". tanya Revita heran. Rangga langsung melirik Arleta.

"Bukan yang ini, tapi yang abal-abal". jelas Revita melihat lirikan Rangga.

"Astaga, perempuan itu nyusul ke sini?". Rangga terkejut.

"Iya tuh, tadi ketemuannya di sini. Kita dateng mereka lagi duduk berdua". Revita menjelaskan pada Rangga.

"Pantes muka Abang suram begitu. Tapi ternyata Abang ga suka sama perempuan itu ya?". Rangga berusaha membela abangnya. Dia kadihan mengingat mengingat wajah abangnya yang seperti tadi. Walaupun abangnya memang salah tapi kehilangan orang yg kita cintai itu sakit banget. Dia sudah merasakan ketika harus melepaskan Arleta. Padahal dia lebih dulu mengenal Arleta di banding Kevin. Rangga menempuh pendidikannya di dalam negeri. Sedangkan Kevin kuliah di luar negeri. Tapi memang sepertinya tidak berjodoh.

"Sudah yuk kita pulang. Mama pasti ingin ketemu Abang". Revita mengalihkan perhatian. Dia menyadari wajah Arleta yang berubah sendu. Pasti tidak mudah mennghafapi hal ini. Dia orang yang menyakiti hatinya muncul di hadapannya. Rangga bisa menangkap maksud Revita. Diapun mendukung adiknya dan beranjak bangun. Arleta sendiri pikirannya penuh dengan berbagai kata. Hatinya perih. Tapi dia terhibur dengan kata-kata Rangga tadi. Kevin tidak menganggap Melani penting dalam hidupnya. Arleta percaya sekarang Kevin serius mencintainya. Tapi semua sudah terlambat. Selama perjalanan ke rumah keluarga Monta Arleta diam saja. Kedua kakak beradik itu seperti tau keadaan hati Arleta, mereka tidak mengusiknya. Tiba di rumah Riana menyambut dengan gembira kepulangan putranya. Apalagi dengan kehadiran Arleta. Dia merindukan gadis itu.

"Apa kabarmu sayang? Mama kangen sama kamu Leta". Riana memeluk gadis itu. Arleta tersenyum. Dia terharu masih dianggap keluarga.

"Baik ma. Maaf Leta sibuk belakangan ini". sebenarnya Arleta merasa bersalah atas pertunangannya yang mendadak.

"Maafin putra mama ya sayang, dia menyakitimu". kata Riana sambil melepas pelukannya.

"Iya ma, Leta juga minta maaf tiba-tiba tunangan tanpa pamit dulu ". suasana jadi sedih.

"Ma anaknya yang ini. Mama ga salah peluk?". tanya Rangga yang berusaha mengubah suasana.

"Oh iya anak mama belum di peluk". Riana mengalihkan perhatiannya dan memeluk putra yang di rindukannya.

"Menurut mama aku lebih ganteng ga?". Rangga menggoda Riana yang langsung mengamatinya.

"Sepertinya jadi lebih tua ya. Kamu makan makanan basi ya di sana?". Riana tau Rangga menggodanya. Maka dia membalas putranya.

"Ma makanan sehat sama makanan basi Rangga tau bedanya. Lagi pula kalau Rangga makan makanan basi sudah dikirim ke rumah sakit ".

"Terus kamu makan apa di sana ?". Riana ingin tau.

"Rangga catering ko sama salah satu staf di sana".

"Perempuan atau laki-laki ?". Riana jadi lebih sensitif sejak masalah Kevin.

"Ih mama pertanyaannya. Aku catering sama pak Johan, orang kepercayaan papa. Istrinya pintar masak . Dia yang ngatur urusan makananku". jelas Rangga. Riana menjadi lega mendengar penjelasan anaknya. Mereka pun duduk bersama dan mengobrol sambil menikmati kue yang di buat Riana. Rangga jelas bisa mengubah suasana menjadi ceria. Tiba-tiba ponsel Arleta berbunyi. Ada nama Restandi di layar ponselnya. Arleta jadi teringat dia punya tunangan.

"Hai Rest ". seru Arleta.

"Arleta kamu di mana? Aku ke klinik kamu ga ada". kata Restandi ramah. Baru kali ini dia mendapati Arleta tidak ada di klinik.

"Aku di rumah Revita hari ini memang tidak ke klinik". jelas Arleta.

"Aku mau ngajak kamu makan siang. Kalau kamu mau aku jemput sekarang. Kamu kasih alamatnya ke aku". Restandi mengutarakan maksudnya tapi tidak memaksa.

"Ok, aku kirim alamatnya. Aku tunggu ya". Arleta memutuskan sambungan lalu mengirimkan alamat keluarga Monta. Tidak lama kemudian Restandi datang menjemput. Keluarga itu keluar mengantar Arleta. Restandi turun dari mobilnya dan membukakan pintu bagi Arleta.

"Maaf saya menjemput Arleta dan mengganggu acara kalian". ucapnya tulus pada keluarga itu.

"Tidak apa-apa nak, kami mengerti ko" Jawab Riana. Dia terkesan. Pilihan Arleta tetnyata pria yang sopan dan lembut.

"Kami permisi dulu". Kata Restandi sambil mengangguk lalu berjalan dan menaiki mobilnya. Rangga yang memperhatikan pria itu berdecak. Saingan abangnya berat. Pria itu tampan, matang dan karirnya cemerlang. Dia juga cukup perhatian pada Arleta. Dokter ahli bedah jantung katanya. Terkenal lagi. Pasti waktunya sibuk. Tapi masih punya waktu untuk tunangannya. Rangga bersyukur dia sudah merelakan Arleta. Saingannya seperti itu dia pasti gigit jari. Rangga yakin walau di jodohkan tapi kalau Arleta tidak suka pria itu Arleta pasti tidak akan mau Melihat langsung pria itu Rangga tau dia memiliki sesuatu yang membuat Arleta nyaman. Mamanya sendiri terkesan pada Restandi. Orang yang di pikirkan Rangga sedang terkejut saat ini. Menjemput Arleta di rumah Kevin. Tapi mengingat sejarah persahabatannya dengan Revita seharusnya tidak kaget.

"Kamu libur hari ini?". Restandi membuka percakapan.

"Revita minta di temani jemput abangnya Rangga di bandara". jelas Arleta.