Kehancuran yang Siska alami setelah kehilangan sang bayi, hasil dari pelecahan yang ia alami. Dan juga sang kekasih yang masuk ke dalam penjara atas pembalasan dendam yang ia lakukan atas pembunuhan anak dari Siska sendiri. Membuat Siska depresi dan memilih jalan pintas untuk bunuh diri, agar semua masalah di hidupnya berakhir dengan cepat. Justru membuat dia hidup dalam lembaran yang baru dan dengan identitas baru setelah kehilangan ingatannya. Dan semua masa masa kelam serta kebahagiaan yang ia alami sebelumnya.
Siska mengalami amnesia dan menikah dengan pria yang sebelumnya melamarnya. Hingga hidup bahagia bersamanya, sebelum takdir kembali mempertemukan dia dengan orang yang ia cintai, yang baru saja bebas dalam penjara. Dan hal itu membuat Siska merasa ada hal yang aneh ketika ia melihatnya, sampai tanpa sadar Siska kembali teringat sesuatu tentang pria bernama Hamdi tersebut, yang membuat degub jantungnya kembali berdetak tak seperti sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sari Nurdiyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kenyataan
POV Siska.
Aku tak tahu siapa pria itu dan apa yang ia mau dariku, namun saat ia mendekat entah kenapa aku malah teringat akan mimpiku, mimpi indahku bersamanya yang bahkan aku pun tak tahu apakah kita pernah saling akrab atau tidak.
Dia tampak tersenyum kepadaku dan menyapaku dengan ramahnya. Hingga akhirnya dia pun menegurku dan berbicara padaku, sampai aku tahu siapa namanya.
Andri. Nama yang cukup asing bagiku, namun aku akan cari tahu nama tersebut untuk memulihkan ingatanku.
Aku tak ingin terlalu dekat dengannya dan tak ingin membuat Jonathan cemburu juga. Hanya saja aku pun tak bisa diam saja saat melihatnya hanya seperti itu. Sehingga aku pun menjawab semua pertanyaannya dengan cepat, agar dia pergi sekarang juga.
Aku tak ingin membuat Jonathan cemburu dan curiga padaku. sehingga aku berharap pria ini pergi dengan cepat dari sini sebelum dia datang dan melihat kami sedang berbincang, meskipun hanya pertanyaan bas basi yang ia lontarkan sekarang
hingga akhirnya dia pun pergi dari sini dan membuat hatiku tenang.
aku menatap sekeliling tempat ini, mencoba mencari di mana Jonathan berada setelah berniat untuk membeli es krim. hingga cukup lama aku berkeliling di taman ini, akhirnya aku melihat pria tersebut dengan berbincang dengan seorang wanita yang tak lain adalah wanita yang baru saja kita temui.
ini Entah sebuah kebetulan atau Memang rencana Tuhan, aku bertemu dengan pria yang memang ingin kuketahui siapa dia karena penasarannya aku miliki, dan Jonathan bertemu kembali dengan wanita yang bahkan kamu ketahui siapa dia sebenarnya.
dia adalah Nadia dan aku tak ingat apapun tentang sebenarnya hubungan dia dengan Jonathan, terlebih lagi kenapa pria itu terlihat sangat panik dan juga terkesan ingin dekat dengannya. seolah pria itu merasa penasaran dengan apa yang terjadi sekarang.
aku dihadapkan dua pilihan, harus mendekat ke arahnya atau menunggu saja di sini menatap apa yang akan ia lakukan.
Jonathan tak mungkin mengatakan hal sejujurnya padaku, dan mungkin saja rasa penasaranku semakin membesar jika pria itu kudekati dan ku interogasi. sehingga aku pun memutuskan untuk menunggunya di sini dan melihat serta mencoba mendengarkan apa yang sedang mereka bicarakan.
aku mengendap-endap dan bersembunyi di salah satu pohon yang tak jauh dari truk es krim. kau lihat wanita itu Tengah Menahan tangisnya, dan Jonathan terus berusaha untuk mendekatinya.
"kenapa kau pergi dari kampus saat dulu? apa yang membuatmu pergi? kenapa kau menghindariku, seolah aku yang bersalah saat hal itu terjadi" tanya Mas Jonathan pada wanita itu, yang tak kuketahui apa maksud dari ucapannya saat ini.
"sudah! lupakan semuanya. Aku tak ingin memperpanjang pembicaraan ini, dan kumohon jangan pernah dekati aku serta anakku. Aku tak ingin lagi berurusan denganmu, dan aku tak ingin jika Siska salah paham dengan kita berdua"jauh wanita itu dengan amarah.
"kalau itu memang maumu, maka baiklah. Aku akan pergi darimu Dan aku tak akan pernah mendekatimu lagi. . Aku hanya ingin tahu apa yang terjadi padamu dan kenapa kau menjauhiku. Maaf untuk kejadian itu, aku sungguh tak berniat membuatmu merasa takut di trauma, apalagi membuatmu tak berdaya. Aku sungguh minta maaf" ucap jonathan yang tak lama kemudian bersiap untuk pergi, namun di tahan kembali oleh wanita di depannya saat ini.
"aku mau jujur padamu. Tapi kamu yakin apakah akan bersikap baik padaku?" ucap wanita itu yang membuat jantungku berdegup dengan kencang, karena takut jika apa yang akan dia katakan, membuatku terluka dan tak bisa berkata apa apa.
"apa?"
"aku sebenarnya..."
Kring.
Ponselku tiba tiba saja berdering, membuatku lantas memalingkan wajah karena takut ketahuan oleh Jonathan ataupun Nadin, hingga tak lama kemudian aku pun meninggalkan mereka karena ingin mengangkat telpon yang aku pun tak tahu ini siapa.
*******
POV author
Nadin menggenggamnya tangan Jonathan dengan erat dan wanita itu pun mulai mengatakan apa yang sebenarnya ia rasakan dan apa yang ia sembunyikan selama ini. Hingga Jonathan bahkan terkejut saat mendegarkannya, dan tak tahu harus berbuat apa sekarang .
"aku sebenarnya hamil" ucap Nadin dengan pelan
"apa?! Bagimana bisa?!" teriak Jonathan yang menjadi pusat perhatian orang orang
Jonathan yang malu lantas mengecilkan suaranya dan mulai menatap kembali Nadin serta anak di samping wanita itu saat ini.
"apa dia?"
"ya, dia anakmu. usianya saat ini tiga tahun. Dan dia selama ini tak tahu siapa ayahnya" jawab Nadin dengan tegas.
"jadi ini benal ayah aku Bu?" tanya anak itu dengan pelan, yang membuat Jonathan pun lantas terduduk lemas.
"aku ..aku menjadi seorang ayah?" tanya pria itu Kembali mencoba memastikan lagi.