Dihina Karena Suami Bisu

Hari ini Azila merasa begitu sangat melelahkan sekali, saat ditoko es cream bertemu dengan Sherly saat dirumah malah bertemu Ibu Tirinya serta Saudara Tirinya.

Hal itu benar-benar membuat Azila merasa muak sekali, yang dikatakan selalu saja ingin menghina suaminya.

Azila yang merebahkan dirinya diatas tempat tidur kini mencoba menutup matanya agar rasa lelahnya hilang.

Sementara Monica.

Sepanjang perjalanan tadi dia selalu memikirkan cara bagaimana untuk merebut Fathaan dari Azila?

Dia sedang duduk diruang tengah dengan wajah yang begitu serius sekali, merasa heran dengan tingkahnya Monica kini Safira mendekati Monica dan bertanya.

" Ada apa denganmu? Sedari tadi seperti orang aneh aja" tegur Safira kepada Monica

Monica menghelankan nafasnya saja kini dia menatap kearah Safira.

" Bu, awalnya seharusnya aku yang menikah dengan Tuan Fathaan bukan?" tanya Monica dengan nada seriusnya

" Iya emang sih awalnya kamu yang dijodohkan, karena waktu itu Ibu mengetahui bahwa dia bisu dan tuli makanya Ibu menumbalkan Azila, ada apa dengan itu?"

Monica terdiam, kini dia mencoba memikirkan kata-kata yang tepat untuk dikatakan kepada Safira.

" Bu, kalau begitu bisa dong aku merebut kembali Tuan Fathaan karena sudah bisa berbicara bukan?"

" Eh, jangan terlalu pendek pikiran kamu Monica"

" Loh kenapa bu? Anggap saja Azila itu hanya penggantiku dan lagi jika aku menikah dengan Tuan Fathaan kehidupan kita akan lebih terjamin bukan?"

Safira terdiam, yang dikatakan oleh Monica ada benarnya juga tetapi yang menjadi masalah adalah saat ini Azila sedang mengandung anaknya Fathaan.

" Tetapi sekarang Azila sedang mengandung anaknya Tuan Fathaan, itu akan membuatmu sangat susah merebutnya"

" Tenang aja bu, serahkan semuanya kepadaku ibu menunggu hasil saja nanti"

" Apa yang akan kamu lakukan?"

" Lihat saja nanti bu, besok aku akan pergi untuk menemui Tuan Fathaan di Perusahaannya"

Safira tersenyum saat mendengar ucapannya Monica, semoga saja hasilnya sangat memuaskan.

****

Keesokkan harinya.

Fathaan yang sudah ada dikantornya, hari ini dia turun begitu awal sekali karena banyak beberapa dokumen yang belum selesai.

Selama Azila dirumah sakit pekerjaannya ditunda karena dia sangat fokus ke Azila.

" Ferdy, tolong selesaikan dokumen yang saya kirim ke-emailmu nanti siang serahkan kepada saya" ucap Fathaan membuat Ferdy terkejut

Ferdy yang belum mengetahui bahwa Fathaan bisa berbicara, kini dia menatap kearah Fathaan dengan wajah terbengong serta mulut yang ternganga.

Merasa tidak ada jawaban sama sekali kini Fathaan kembali memanggil Ferdy.

" Ferdy, apa kamu mendengarkan saya?" tanya Fathaan sambil melihat kearah Ferdy

Saat dia melihat, betapa herannya Fathaan melihat Ferdy yang terdiam namun dengan mulut yang ternganga.

" Ferdy" bentak Fathaan membuat dia sadar

" I-iya tuan ada apa?" tanya Ferdy kepada Fathaan

Fathaan menghelakan nafasnya saja.

" Ada apa denganmu sehingga tidak menjawab pertanyaan saya?"

" Saya begitu terkejut tuan saat mendengar anda sudah bisa berbicara, namun sejak kapan anda bisa berbicara?"

" 3 hari yang lalu"

" Apa?" terkejutnya Ferdy" Mengapa anda tidak mengatakannya kepada saya tuan?" sambung Ferdy

" Sepertinya saya sangat lupa untuk mengatakannya kepadamu"

Ferdy hanya terdiam saja, seingat Ferdy 3 hari yang lalu bukannya Azila sedang dirawat dirumah sakit?

Ferdy hanya bisa menghelakan nafasnya saja, belum juga Ferdy berbicara kembali kini terdengar suara ketukkan pintu.

Tok. Tok. Tok.

Fathaan dan Ferdy pun saling bertatapan saat mendengar suara ketukkan pintu. Mereka merasa heran sebenarnya siapa yang datang dijam 8 pagi begini?

" Masuk" perintah Fathaan

Ceklek!

Suara pintu terbuka terdengar, dimana Monica melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangannya Fathaan.

Mereka berdua merasa heran saat kedatangan Monica karena tidak ada undangan apapun.

Kini Monica melangkahkan kakinya mendekat kearah meja Fathaan, rasanya sangat aneh sekali kehadirannya tanpa diundang.

" Selamat pagi Tuan Fathaan" sapa Monica dengan wajah yang menggoda

Fathaan hanya mengangkat satu alisnya merasa aneh sekali kedatangannya Monica.

" Atas dasar apa kedatangan anda kali ini Nona Monica?"

Monica tersenyum, namun raut wajah Fathaan masih sangat terheran-heran sekali saat melihat Monica didepannya.

" Ada yang ingin saya katakan kepada anda tuan"

Fathaan mengangkat satu alisnya.

" Apa itu?" tanya Fathaan dengan wajah dinginnya

" Ceraikan Azila dan menikahlah dengan saya, karena Azila hanya pengganti saya dan yang sebenarnya harus menikah dengan anda adalah saya"

Tatapan Fathaan seketika berubah menjadi tajam dan marah saat mendengar ucapannya Monica.

Rasa tidak suka dengan apa yang dikatakan Monica, seolah-olah pernikahan itu hanya permainan saja bagi Monica.

" Anda pikir itu sangat lucu Nona?"

" Saya tidak ada mengatakan itu lucu tuan, namun memang benar bukan dari awal saya lah yang dijodohkan dengan anda bukan Azila"

Fathaan tersenyum, dia merasa otak Monica sangat terganggu sekali bagaimana bisa semudah itu dia mengatakannya?

Ferdy yang disamping Fathaan merasa sangat heran dan bertanya-tanya mengapa dengan wanita didepannya ini?

" Maaf Nona Monica, bercanda anda tidak lucu dan lagian saya tidak akan menceraikan Azila maupun dari awalnya anda yang harus menikahi saya atau Azila hanya pengganti saya tidak peduli, hanya Azila yang saya mau saat ini bukan siapa-siapa atau anda Nona"

Raut wajah Monica seketika berubah menjadi sangat kesal sekali saat mendengar ucapannya Fathaan.

Dia tidak menyangka bahwa Fathaan bisa menolaknya secepat itu, Fathaan merasa ini benar-benar membuatnya gila sekali.

Bahkan saat Azila sudah hamil pikiran Monica sangat tidak masuk akal sekali.

" Jika Nona Monica tidak ada hal yang penting untuk dibahas lebih anda pergi karena saya lagi banyak pekerjaan" usir Fathaan secara halus

Namun Monica masih duduk sambil menatap kearah Fathaan, dia tidak terima atas penolakkannya Fathaan.

" Mengapa anda menolak saya? Secara materi saya lebih cantik dibandingkan Azila"

Fathaan memegangi alisnya, dia tidak menyangka ada orang yang begitu percaya diri sekali memuji dirinya.

Ferdy yang merasa sedikit mual kini memutarkan kepalanya kearah belakang serta menahan tawanya.

Dia merasa sangat lucu sekali saat Monica mulai membandingkan dirinya dengan Azila.

" Lebih baik anda keluar dari ruangan saya sebelum saya memanggil security untuk menyeret anda keluar Nona Monica"

Fathaan yang sudah muak melihat Monica benar-benar tidak ada rasa malunya sekali, sebenarnya apa yang dia incar?

Tentu saja hartanya Fathaan, saat ini perekonomian mereka mulai menurun itulah mengapa Safira ingin meminjam uang kepada Fathaan serta Monica ingin merebutnya dari Azila.

Agar kehidupan mereka terjamin dan perekonomiannya stabil kembali. Sebenarnya mereka melakukan ini tanpa sepengetahuannya Benny.

Jika Benny tau maka dia akan marah, karena salah sedikit saja maka Perusahaan Benny akan jatuh ketangannya Fathaan.

Namun tetapi Safira dan Monjca tidak mengetahui semua perjanjian yang dibuat oleh Fathaan kepada Benny.

Mereka hanya memikirkan tentang uang, uang dan uang saja tidak tau bagaimana perjanjiannya yang bisa membuat mereka bangkrut.