Wira, pria pemalas yang sering membuat orang tuanya marah. Selain pemalas, Wira juga seorang pengangguran dan hobby menyaksikan film dewasa.
Suatu hari, Wira mengalami peristiwa yang membuatnya tiba-tiba berada di dunia lain dan terjebak dalam masalah tujuh wanita cantik yang menganggap mereka adalah bidadari.
Untuk memecahkan misteri keberadaannya di dunia itu, mau tidak mau Wira harus menjadi pelindung tujuh bidadari tersebut.
Berbagai masalah pun menghampiri Wira, termasuk masalah asmara terlarang antara manusia dan para bidadari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melawan Singa
Binatang buas itu mengaum dan bersiap untuk menerkam mangsanya. Sang singa itu langsung lari beberapa meter lalu melompat dengan mulut terbuka.
"Akhh!" Wira teriak kencang dengan tubuh yang seakan terpaku.
Entah kenapa, tiba-tiba tubuh Wira sama sekali tidak bisa bergerak. Rasa takut dan panik secara berlebihan, menyebabkan pemuda itu hanya bisa terpaku dengan tangan terkepal.
"Akhh!" Wira kembali teriak dengan mata terpejam kala menyaksikan sang Singa mendekat. Dengan spontan, Wira pun menganyunkan salah satu tangan terkepalnya.
Dezig!
Wira tercengang. Mata yang tadi terpejam, seketika melebar kala dirinya menyadari telah melakukan sesuatu yang diluar dugaan.
Wira menatap Singa yang terlempar cukup jauh lalu memandang tangan kanannya yang terkepal dan gemetar. "Aku ... menghantam Singa?" tanyanya dengan suara terbata dan tatapan tidak percaya.
Bukan hanya Wira yang tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lakukan, ketujuh bidadari yang menyaksikan kejadian itu juga menatap tak percaya dengan apa yang mereka saksikan.
Wira telah menghantam rahang Singa sampai binatang buas tersebut terpental, membuat para bidadari itu tak bisa berkata-kata.
Wira menoleh dan menatap ketujuh wanita yang sedang menatapnya. Namun di saat bersamaan, Singa itu kembali bangkit dan bersiap untuk kembali menyerang .
"Kang, Singanya bangkit!" teriak bidadari berbaju kuning.
Wira langsung menoleh dan menatap Singa dengan tatapan campur aduk. Singa itu bangkit dan nampak begitu marah. Wira pun kembali mengepalkan tangannya.
"Semoga, tadi bukan kebetulan," harap Wira dalam dengan segala permohonan lainnya yang dia kumandangkan dalam hatinya.
Hauummm!
Singa kembali mengaum, lalu dia bersiap untuk menerjang Wira. Tak butuh waktu lama, sang Singa langsung melancarkan aksinya.
"Akhh!" Secara sadar kali ini Wira kembali melayangkan kepalan tangannya dan diluar dugaan Wira berhasil menghantam rahang Singa dengan tenaga penuh, sampai Singa itu terpental kembali.
Mata Wira semakin melebar. Dia menatap tangannya dengan perasaaan yang masih sama seperti tadi. "Sepertinya aku memang memiliki kekuatan tersembunyi," gumamnya.
"Awas, Kang, Singa itu menyerang lagi!" teriak bidadari berkain hijau.
Wira langsung menatap ke arah Singa dan kali ini pemuda itu memiliki keyakinan kalau doa bisa menghadapi si raja hutan.
Wira langsung mengambil ancang ancang layaknya pendekar yang siap untuk bertarung. Ketika Singa menyerang, Wira pun sudah siap untuk melawannya.
Sungguh diluar dugaan, Wira ternyata mampu melawan Singa yang tubuhnya lebih besar. Dengan gerakan gerakan ala pendekar, Wira melawan setiap serangan yang dilancarkan Singa jantan itu.
Bugh!
Dakh!
Dezigg!
Pertarungan terlihat sangat seru. Wira bahkan terlihat seperti pendekar hebat dengan banyak mengeluarkan gerakan yang dinamis dan sangat bagus.
Ketujuh Bidadari sampai dibuat takjub. Mereka seketika berkumpul menjadi satu, bersembunyi di balik semak semak sembari mengawasi jalannya pertarungan yang terjadi antara Wira dan sang singa.
"Wahhh, Singanya kalah!" seru beberapa bidadari begitu melihat singa terkapar dan tidak bisa berkutik. Singa itu tergeletak di bebatuan dengan darah yang mengalir di beberapa bagian tubuhnya. Singa terlihat sangat tidak berdaya.
Wira sendiri terpaku dengan rasa tidak percaya kepada dirinya sendiri. Nafasnya tersengal menatap Singa yang terkapar di depannya.
"Aku, mengalahkan singa?" tanyanya pada diri sendiri.
Sungguh ini adalah kejutan yang luar biasa bagi Wira. Pemuda dua puluh satu tahun itu sangat tahu betul kalau dirinya tidak memiliki ilmu bela diri sama sekali. Meski dia gemar olahraga tiap sore untuk menjaga kesehatan tubuhnya, tapi untuk bela diri, tidak pernah ada dalam pikiran pemuda itu.
Beberapa saat setelah Wira agak tenang, Mata Wira yang masih menatap Singa, seketika tumbuh rasa iba benaknya. Melihat Singa jantan yang terkapar di depan matanya, Wira memutuskan menepis rasa takut, dan mendekati Singa yang terkapar itu.
"Kang! Apa yang kamu lakukan?" teriak salah satu Bidadari saat mereka keluar dari persembunyiannya.
Wira menoleh. "Singa ini terluka, kasihan dia," sahutnya dengan suara yang cukup kencang. Ketujuh bidadari sontak mengerutkan keningnya, dan mereka juga perlahan melangkah menuju tempat Wira dan Singa berada.
"Sepertinya, Singanya terluka cukup parah, Kang," ucap bidadari berkain ungu. "Kasihan dia, luka lukanya harus diobati."
Wira menatap iba pada Singa yang tidak berdaya dan memberanikan diri untuk mengusapnya. "Astaga! Sepertinya ada yang tidak beres dalam tubuhku? Kenapa aku jadi berani seperti ini?" gumam Wira merasa lucu.
"Apa ada yang tahu cara mengobati luka?" ucap Wira tanpa menoleh ke arah tujuh bidadari karena dia tahu para bidadari sudah berada di dekatnya.
"Kami tahu," ucap salah satu bidadari. "Ayo teman teman, kita cari daun obat," ajaknya. Para bidadari yang lain langsung setuju. Wira tersenyum tipis dengan tangan yang terus mengusap Singa.
Beberapa menit kemudian, ketujuh bidadari kembali dengan membawa beberapa daun yang dipercaya bisa mengobati luka. Dengan alat seadanya yang mereka temukan di sekitar sungai, ketujuh bidadari tersebut meracik obat sesuai yang mereka pelajari saat masih berada di langit.
"Ini, Kang," bidadari berbaju nila menyerahkan hasil racikan obatnya. "Yang ini dioleskan kelukanya dan yang ini diminumkan, Kang."
Wira tertegun beberapa saat, lalu dia menngambil racikan obat yang berada pada tempurung kelapa. Wira sendiri cukup terkejut sebenarnya, karena para wanita itu benar benar memanfaatkan apa yang mereka temukan di alam sekitar.
Dengan perlahan dan sedikit keberanian yang dipaksakan, Wira membimbing Singa untuk membuka mulut. Secara menakjubkan Singa itu menurutinya dan meminum racikan obat itu sampai habis. Setelah itu Wira mengolesi beberapa bagian tubuh singa yang terluka dengan tumbukan dedauanan yang dipercaya sebagai obat.
Setelah semua ritual pengobatan selesai, Wira dan tujuh bidadari merasa lebih lega. Sang Singa juga sepertinya sudah merasa lebih baik meski tubuhnya masih terbaring, dia tidak kelihatan kesakitan seperti beberapa waktu sebelumnya.
"Sebentar lagi gelap, kita akan istirahat dimana?" ucap bidadari berbaju Kuning. Mendengar hal itu, sontak semua mata langsung menatap langit dan saat itu juga rasa bingung melanda semuanya.
Di saat itu juga mereka dibuat terkejut saat Singa itu tiba tiba bangkit. Awalnya mereka takut, tapi tak lama setelahnya mereka dibuat heran dengan tingkah Singa yang mengaum dan menolehkan kepalanya beberapa kali ke satu arah.
"Sepertinya Singa itu ingin menunjukan sesuatu," ucap bidadari berbaju Merah.
"Benar, dia seperti memberi tahu, agar kita mengikutinya," bidadari berbaju hijau ikut menimpali.
"Apa kamu ingin menunjukan sesuatu pada kami?" tanya Wira yang memang jaraknya lebih dekat dengan Singa. Bahkan mereka saling berhadapan. Wira dan yang lain begitu terkejut saat singa itu mengangguk. Wira lalu menatap ketujuh bidadari. "Apa sebaiknya kita ikuti Singa ini?"
"Ikuti aja, Kang," sahut bidadari berbaju Jingga setelah dia dan yang lain berpikir sejenak. Keputusan Jingga juga disetujui oleh bidadari yang lainnya.
"Baiklah," Wira lalu kembali menatap singa. "Ayo kita pergi."
Sang Singa melangkah terlebih dahulu disusul Wira di belakangnya lalu para bidadari.
berarti masih ada enam bidadari lagi yang mesti di cairkan...hahahhaa...
dengan keahlian jemarimu itu Thor, bisalah di selipkan nama nama pembaca cowok sebagai tokohnya, pastinya kan kami pasti mengagumi karyamu ini Thor..
Moso yoo cuma tokoh Wira saja toohh...hihihiiiiii ngarep banget sih saya yaaaa...🤭🤭🤭
..hemmm
wes, tambah lagi kopinya Thor, gulanya dikiiiiitt aja...
🤭