NovelToon NovelToon
Batalyon Pulau Karang 2

Batalyon Pulau Karang 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Beda Usia
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: Bojone_Batman

Terkadang kenyataan tidak sejalan dengan keinginan, Letnan Dallas menginginkan kekasih yang usianya tidak jauh berbeda dengannya tapi harus bertemu dengan perempuan yang usianya terpaut jauh di bawahnya. Semua terjadi karena dirinya trauma memiliki kekasih yang kekanakan di masa lalu.

Tak jauh berbeda dengan Letnan Dallas, Letnan Herca pun akhirnya terpaksa berkenalan dengan seorang wanita pilihan orang tuanya terutama Opa sebab cemas jika Letnan Herca akan salah arah. Penyebabnya tak jauh karena beliau tidak pernah melihat Letnan Herca bersama seorang gadis.

Lantas jika jodoh di tangan Opa, lantas siapa berjodoh dengan siapa dan prahara apa yang akan terjadi terkait masa lalu Bang Herca dengan seorang gadis berinisial Y.

Harap skip jika tidak sanggup dengan KONFLIK.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. Perhatian kecil.

"Pakaian apa ini?? Dindra seperti pernah lihat." Celetuk Dindra sambil terus memperhatikan pakaian 'kebesaran' istri prajurit di hadapannya. Ia menghadap kiri kanan melihat bentuk tubuhnya yang mendadak anggun memakainya.

Tak lama Bang Herca mengetuk pintu dan Dindra segera membukanya. Sungguh kaget Dindra melihat Bang Herca datang dengan seragam PDH dan nampak begitu gagah.

"O_om Her, tentara??"

"Kamu menikah dengan orangnya, bukan profesinya." Jawab Bang Herca.

"Nggak mau, Dindra nggak mau nikah..!!" Dindra menutup pintu kamar mess dengan cepat.

Kaki Bang Herca sigap menghalangi. Ia segera membuka pintu kembali lalu masuk dan menutupnya rapat.

"Tidak semua tentara itu buruk. Jangan hanya karena satu atau dua orang yang menyakitimu lalu kamu memukul rata semua tentara." Kata Bang Herca. "Sebenarnya siapa yang sudah menyakitimu sampai seperti ini??"

"Untuk apa pengen tau??? Pengen mengulang kisahnya?? Atau kelakuannya???? Papaku saja bukan manusia yang setia." Dindra masuk ke dalam kamar tidurnya.

"Apakah tampang saya mirip dengan pria-pria b*****t itu sampai kamu juga membenci saya?"

"Simpan kesombongan itu untuk diri Om Her sendiri..!!!!! Silakan keluar, Dindra mau ganti pakaian..!!!!" Usir Dindra.

"Saya memberikan seragam tersebut bukan tanpa alasan. Walaupun sangat sederhana tapi tidak semua wanita bisa memakai dan memilikinya. Saya memberikannya padamu untuk menghormatimu sebagai pendamping saya dan itu berarti hanya kamulah satu-satunya wanita dalam hidup saya, istri saya dan belahan jiwa saya. Terserah seperti apa pria lain memperlakukan wanitanya. Namun jika ingin main tangan dan hanya menekan mental, berarti bukan saya orangnya. Watak saya memang keras tapi saya usahakan tidak akan melakukan hal yang menyakiti fisik dan batinmu." Janji Bang Herca di hadapan Dindra.

Entah apa yang terjadi, seketika Dindra luluh bagai terbawa arus. Ia menunduk tenang dan Bang Herca pun ikut tersenyum tenang bisa membuat Dindra tidak lagi bersikap keras.

"Rapikan pakaianmu, saya tunggu di luar..!!"

-_-_-_-_-

Banyak sekali berkas dan perkara yang harus di selesaikan hingga sore hari mereka belum mendapatkan hasil yang maksimal.

"Rigi capek, Bang." Rengek Rigi.

Bang Dallas mengusap puncak kepala Rigi. "Sabar ya, baru juga di hari pertama."

Dindra lebih banyak diam, tenaganya terasa terkuras pasalnya tamu bulanannya pun belum usai. Hanya lirikan mata Bang Herca memastikan bahwa semua dalam keadaan aman terkendali.

:

Dindra berjalan lambat. Perutnya masih terasa tidak nyaman. Bang Herca segera menghampirinya.

"Mau ke toilet??" Tanya Bang Herca.

Dindra melihat ada banyak prajurit pria sedang berkerumun. Dari wajahnya nampak ragu untuk pergi kesana.

"Saya temani..!!" Kata Bang Herca memberi tawaran. Tidak mungkin juga dirinya membiarkan Dindra melewati kerumunan para pria.

Akhirnya Dindra mengangguk. Bang Herca pun memberikan lengannya agar Dindra lebih tenang berjalan bersamanya.

Dindra menitipkan tasnya pada Bang Herca. Akhirnya Bang Herca menyadari segagah apapun seorang pria pasti pada akhirnya pernah menjinjing tas wanita. Hal yang selama ini belum pernah di lakukannya.

"Her.. mau balikatau jalan dulu?? Aku balik ke mess ya. Rigi sudah capek." Pamit Bang Dallas.

"Nanti kutanya Dindra dulu. Sepertinya Dindra kurang sehat, moodnya juga selalu buruk. Barangkali kalau lihat pemandangan, suasana hatinya bisa sedikit lebih baik." Jawab Bang Herca.

"Ya sudah sana. Aku duluan ya..!!!"

"Iya."

~

Hampir tiga puluh menit Dindra di dalam toilet. Mengingat kejadian yang lalu tentu ada kecemasan tersendiri dalam hati Bang Herca.

"Dek..!!" Bang Herca mengetuk pintu toilet.

"Sebentar..!!"

Masih ada sahutan, nafas Bang Herca berangsur normal.

"Aaaaaaaaaaa...." Pekik Dindra membuat Bang Herca seketika panik.

"Deek.. buka pintunya..!!!" Bang Herca mengetuk pintu toilet bak orang kesetanan.

Kepanikan Bang Herca membuat anggota lain ikut terbawa suasana panik.

"Deeeeekk..!!!!!"

"Hwaaaaaaaaaaaaa..!!!" Pekik Dindra semakin kencang.

"Ghan.. ambil linggis di gudang..!!!!!!" Perintah Bang Herca.

Prada Ghandi bersiap berlari tapi pintu toilet terbuka.

"Ooomm.. ada lipan." Kata Dindra mengadu.

Bang Herca membuka pintu untuk memastikannya dan benar saja ada lipan di dalamnya. Sekelebat Bang Herca melihat ada benda tertinggal. Ia segera masuk dan menyambarnya lalu memasukannya ke dalam saku.

"Kamu nggak apa-apa, kan? Nanti saya minta tolong 'anak-anak' bersihkan area sekitar lagi. Mungkin karena musim hujan banyak hewan keluar sarang."

Dindra mengangguk, badannya masih gemetar melihat lipan sebesar jempol jari tangannya.

Bang Herca menarik tangannya tapi rasa kakinya sulit untuk di gerakan.

"Dindra pusing, Om." Dindra mengesampingkan rasa malunya. Ia bersandar pada dada Bang Herca. Nafasnya terasa tersengal sesak.

Tak buang banyak waktu, Bang Herca mengajak Dindra untuk duduk di sekitar taman Batalyon dan memperhatikan setiap gerak-gerik Dindra.

"Ti_dak usah di lanjutkan pengajuan nikahnya..!!" Pinta Dindra.

Merasa ada yang janggal, Bang Herca mengangkat dagu Dindra agar bisa menatapnya.

"Dimana kamu simpan obatmu? Kenapa tidak membawanya hari ini?"

Tenggorokan Dindra terasa tercekat. Secepat itukah Bang Herca tau tentang dirinya. Ia menatapnya dengan pandangan sedih.

"Dindra sudah membuangnya."

"Kenapa?" Tanya Bang Herca.

Ada tatap mata penuh kepahitan, kesedihan juga rasa sakit yang mungkin tidak terungkapkan disana. Sungguh Bang Herca ikut menahan rasa sakit melihatnya.

Dindra seakan tidak sanggup menjawabnya. Bang Herca mengarahkan Prada Ghandi untuk mencari benda milik Ibu Danton.

"Bi_arkan Din_dra ma_ti..!!"

"Istighfar, dek..!!!" Ucap Bang Herca.

:

Tergopoh gopoh Prada Ghandi menyerahkan obat asma milik Dindra. Ibu Dantonnya itu memang membuangnya di tong sampah tepat di depan ruang bagian administrasi kantor.

Segera Bang Herca memberikan obat itu hingga akhirnya Dindra bisa bernafas normal.

Melihat kondisi Dindra, Bang Herca mengajaknya ke rumah kesehatan. Setidaknya ada sedikit ruang untuk mereka bisa bicara bersama.

"Dindra tidak mau lanjut lagi." Kata Dindra melipat kedua tangan di depan dada, agaknya kelakuannya sudah kembali seperti sedia kala.

Bang Herca tidak banyak menanggapi sikapnya yang berbanding terbalik seperti beberapa saat yang lalu seakan hilang ingatan mendadak.

"Apa alasannya?? Siapapun yang sudah masuk proses pengajuan nikah hanya bisa lepas dalam alasan dan keadaan tertentu saja." Jawab Bang Herca.

"Alasannya ya tidak mau."

"Iyaa.. saya tau kamu tidak mau. Tapi jelaskan lebih detail..!!"

"Nggak suka sama Om Her."

Bang Herca tersenyum mendengarnya, bahkan Dindra yang memalingkan wajahnya terlihat begitu menggemaskan.

"Masa? Gantenge ngalahne Janoko gini masa nggak suka?" Goda Bang Herca.

.

.

.

.

1
Mika Saja
gak aaraa plng ibu bang reno
Mika Saja
bang herca 11/12 bang danar🤭🤭
Murni Zain
Tahan emosi bag Herca.. 😎
Murni Zain
Perlu ketegasan untuk menghadapi kelakuan ibu Reno.. dn itu sulit bagi bang Reno.
dyah EkaPratiwi
harus sabar pak mil
dyah EkaPratiwi
kasian elca semoga bang Reno bisa bijak
dyah EkaPratiwi
semoga bisa segera sembuh ya bang
dyah EkaPratiwi
harus hati2 sama mama bang Reno harus ada penjaan khusus bang
dyah EkaPratiwi
tempur nya beda kalau di kamar pasti ini
dyah EkaPratiwi
hahaha sabar bang herca sabar
dyah EkaPratiwi
bang herca sakit apa ini
dyah EkaPratiwi
hahaha bumil ini bikin jantungan opa opa
dyah EkaPratiwi
hahaha hamil ini
dyah EkaPratiwi
apa yg membuat dindra berat membuka hati ya
dyah EkaPratiwi
hahaha lama2 saling cinta
dyah EkaPratiwi
hahaha kocak dindra
dyah EkaPratiwi
sebenarnya obat apa yg dikasih rigi
dyah EkaPratiwi
wah wah mengejar jodoh ini bang herca
Murni Zain
kehidupan Keluarga Bang Herca, mirip kayak Bang Rama dn Dinda. 🤭
Ros Miati
luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!