NovelToon NovelToon
Ketika Istriku Lelah

Ketika Istriku Lelah

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Penyesalan Suami
Popularitas:212.6k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Persahabatan Audi, Rani dan Bimo terjalin begitu kuat bahkan hingga Rani menikah dengan Bimo, sampai akhirnya ketika Rani hamil besar ia mengalami kecelakaan yang membuat nyawanya tak tertolong tapi bayinya bisa diselamatkan.

Beberapa bulan berlalu, anak itu tumbuh tanpa sosok ibu, Mertua Bimo—Ibu Rani akhirnya meminta Audi untuk menikah dengan Bimo untuk menjadi ibu pengganti.

Tapi bagaimana jadinya jika setelah pernikahan itu, Bimo tidak sekalipun ingin menyentuh, bersikap lembut dan berbicara panjang dengannya seperti saat mereka bersahabat dulu, bahkan Audi diperlakukan sebagai pembantu di kamar terpisah, sampai akhirnya Audi merasa tidak tahan lagi, apakah yang akan dia lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Dua

Rani terbangun dari kegelapan, matanya perlahan terbuka saat cahaya lampu neon yang dingin menusuk ke dalam ruang perawatan. Bau antiseptik menyeruak di udara, menciptakan atmosfer yang dingin dan tidak bersahabat. Jantungnya berdebar kencang, dan saat ia mencoba menggerakkan tubuh, rasa sakit yang tajam menusuk di perutnya. Kenangan akan kecelakaan itu mengembalikan gambaran samar tentang mobil yang menabrak pembatas jalan karena menghindari sebuah truk.

Suara teriakan, dan Audi, sahabatnya yang terjatuh terbayang dalam pikirannya. Namun, satu hal yang paling membebani pikirannya: janinnya.

“Audi?” suara lemah Rani memanggil sahabatnya yang tidak terlihat.

Audi, sahabatnya, langsung muncul dari balik tirai, wajahnya pucat dan bermata sembab. "Rani!" Dia duduk di sisi tempat tidur dengan cepat, menahan tangan Rani. “Kau akhirnya sadar.”

Beruntung Audi tak mengalami luka serius sehingga bisa langsung menemui Rani. Walau sebenarnya dia masih merasakan sakit.

“Apa … apa yang terjadi?” Rani menatap tajam pada Audi, mencobanya untuk mengingat detail demi detail yang samar.

“Mobil kita … kecelakaan. Kamu … kamu di bawa ke sini,” Audi mengatur nafasnya, berjuang melawan emosi. “Dokter bilang, mereka harus melakukan operasi untuk menyelamatkan janin'mu, Rani.”

“Oh, Tuhan .…” Rani menutup mulutnya. Air matanya mulai mengalir, merasakan beban yang tak terkatakan. "Bagaimana dengan janinku? Apakah dia baik-baik saja?"

Audi menggenggam tangan Rani lebih erat. “Kita berdoa untuk yang terbaik, Rani.”

Seorang dokter memasuki ruang perawatan, mengenakan jas putih dengan masker dan pandangan serius. “Maaf mengganggu momen ini, tetapi kami perlu menjelaskan prosedur yang harus dilakukan, Rani. Kami perlu melakukan operasi sesegera mungkin. Kondisi kamu cukup kritis.”

Rani menelan air liur, matanya melebar. “Berapa lama waktu yang aku miliki?”

“Waktu kita terbatas. Janin baru berusia tujuh bulan … Jika kita tidak bertindak, bisa berakibat fatal bagi kalian berdua,” dokter itu menjelaskan dengan tenang, meski ada kegelisahan dalam nada suaranya.

“Apakah aku tak bisa menunggu suamiku dulu?" Rani bertanya dengan suara bergetar, kepanikan mulai menjalar.

"Aku sudah mencoba menghubungi Bimo, tapi ponselnya tak aktif. Tapi ibumu sudah aku hubungi dan segera datang," jawab Audi.

"Bayi dalam kandungan Ibu tak bisa menunggu lebih lama lagi. Harus segera dioperasi jika ingin diselamatkan!" seru Dokter.

"Baiklah, Dok. Lakukan yang terbaik untuk janinku. Audi, tolong wakilkan Mas Bimo untuk tanda tangani prosedur operasi. Aku tak mau kehilangan bayiku. Aku akan merasa sangat bersalah jika janin dalam kandunganku tak bisa diselamatkan."

Audi menyeka air mata Rani dengan lembut. “Baiklah, Rani. Kamu harus berjuang Kita akan melalui ini bersama-sama. Kamu kuat, aku tahu itu.”

Rani menatap Audi dengan mata penuh harap, lalu berpaling kepada dokter yang menunggu jawaban. “Ya … lakukan operasi sekarang, Dok. Selamatkan janin dalam kandunganku ini.”

"Baiklah. Ibu bisa melakukan pendaftaran dulu," ucap Dokter pada Audi.

"Audi, jika nanti nyawaku tak terselamatkan, aku mohon jaga bayiku. Aku yakin kamu pasti bisa menyayanginya," ucap Rani terbata. Dia merasakan sakit di perut dan sekujur tubuh, tapi mencoba menahan demi buah hatinya.

"Jangan bicara begitu, Rani. Aku yakin kamu bisa diselamatkan. Kamu dan bayimu akan sehat!" seru Audi.

"Apa pun yang terjadi denganku, aku minta kamu jangan pergi tinggalkan bayiku!" seru Rani lagi.

Perawat datang menghampiri dan membawa Rani memasuki ruang operasi. Sementara itu Audi pergi melakukan pendaftaran dan menandatangani persetujuan operasi, akhirnya Rani di bawa masuk ke ruang operasi. Audi menunggu di luar dengan gelisah.

Dalam keadaan setengah sadar, Rani mencoba untuk berjuang, berusaha menggenggam lagi harapan. Bayangan Bimo sang suami, bergetar di benaknya, diiringi dengan tawa bahagia saat mereka menghabiskan weekend di pantai, merasakan angin yang menampar lembut wajah mereka.

Namun, sekuat apa pun Rani mencoba kuat, akhirnya tak sadarkan diri saat memasuki ruang operasi. Mungkin rasa sakit karena kecelakaan mulai dia rasakan.

Saat Audi menunggu dengan cemas, terdengar suara seorang wanita memanggil namanya.

"Audi ...."

Audi menoleh dan melihat ibunya Rani, Tante Susi datang menghampiri. Berjalan tergesa mendekati dirinya.

"Di mana, Rani?" tanya Tante Susi.

"Lagi di ruang operasi, Tante. Dokter harus melakukan itu untuk menyelematkan janinnya. Benturan di perutnya cukup keras sehingga membuat dokter kuatir akan berbahaya bagi bayi jika tak melakukan segera!" seru Audi dengan suara gemetar.

"Sebenarnya apa yang terjadi, Audi?" tanya Tante Susi.

Audi lalu mengatakan semuanya. Tante Susi tahu bagaimana putrinya. Rani memang sedikit manja dan keras kepala. Dia juga sudah sering menasehati anaknya itu untuk tidak mengebut dijalanan. Tapi, Rani selalu tak mengindahkan larangannya.

Tante Susi masih terus berusaha menghubungi Bimo sambil menunggu operasi berlangsung. Namun, ponselnya tak juga aktif. Akhirnya wanita itu menghubungi sekretarisnya dan mengatakan tentang Rani yang mengalami kecelakaan.

Rani masih terbaring di atas meja operasi, tubuhnya yang lemah dan pucat terlihat jelas di bawah lampu operasi yang terang. Dokter dan tim medis bekerja dengan cepat dan tepat untuk melakukan operasi Caesar yang sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan bayinya.

Satu jam berlalu, dan akhirnya operasi selesai. Dokter keluar dari ruang operasi dengan wajah yang berat, diikuti oleh napas lega dan sedih. Susi, ibunya Rani, dan Audi, sahabat Rani yang juga mengalami kecelakaan bersamanya, langsung menghampiri dokter dengan wajah yang penuh kekhawatiran.

"Bagaimana keadaan Rani, Dok?" Susi bertanya dengan suara yang gemetar. Takut terjadi sesuatu dengan putrinya itu.

Dokter menundukkan kepala, berusaha untuk menemukan kata-kata yang tepat. "Operasi Caesar berjalan lancar, dan bayi Rani selamat. Namun ... kami mohon maaf, Ibu Rani tak bisa kami selamatkan."

Audi dan Susi terkejut, mata mereka melebar dengan tak percaya. "Apa maksud Dokter?" Audi bertanya dengan suara yang gemetar.

Dokter mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Rani mengalami pendarahan hebat selama operasi, dan kami tidak bisa menghentikannya. Kami telah melakukan yang terbaik, tetapi Allah berkehendak lain ...."

Susi dan Audi terdiam, wajah mereka dipenuhi dengan kesedihan dan keputusasaan. Mereka tidak bisa menerima kenyataan bahwa Rani tidak bisa diselamatkan, sementara bayinya yang baru lahir masih hidup dan bernapas. Air mata mengalir deras di wajah mereka, saat mereka memikirkan tentang kehilangan sahabat dan anak yang sangat mereka cintai.

"Ini tak mungkin. Rani tak mungkin pergi meninggalkan kami," ucap Audi dengan suara serak.

Sementara itu Ibu Rani, tak bisa lagi menahan lemah tubuhnya. Dia terduduk di kursi ruang tunggu. Tak percaya dengan apa yang di dengarnya.

Bertepatan dengan itu, dari kejauhan terlihat Bimo, suaminya Rani berlari menghampiri mereka. Pria itu mendekati ibu mertuanya.

"Ma, dimana Rani? Bagaimana keadaannya?" tanya Bimo. Ibu Susi tak bisa menjawab pertanyaan menantunya. Hanya air mata yang terus jatuh membasahi pipinya.

1
❤ Nadia Sari ❤
ceritanya bagus dan mudah-mudahan Audi Bimo rujuk 🥰
Felycia R. Fernandez
datang ke kantor,jumpai Daniel...
jelaskan klo kamu resign...mau tenang dulu sementara...kamu juga perlu bahas hubungan kalian...break atau putus langsung...jangan kek gini,lari sana lari sini...kamu udah dewasa Audi...mantap kan hati mu...jangan nge gantung si Daniel...
Felycia R. Fernandez
ya jangan la...kamu masih terikat hubungan ma Daniel... walaupun status kalian hanya pacaran.masa iya datang ke perusahaan bareng mantan suami...
haddeuh...Audi... Audi...
Felycia R. Fernandez
setuju nih ma pendapat Bimo...
ken darsihk
Jujur itu lebih baik Audy dan terima semua nya dengan ikhlas
Tuti Chandra
lebih baik audi dtg ke kantor daniel dan pamitan baik baik kl mau mengudurkan diri di pekerjaannya pasti daneil juga akan mengeeti.hayoo semangat audi kamu harus sembuh dan sehat kembali
Eva Karmita
Bimo kamu memang sahabat terbaik Audi terimakasih sudah ada dimasa sulit Audi yg sangat butuh dukungan , semangat Bim jaga Audi dan raihlah kembali kepercayaan Audi untuk mu semoga persahabatan kalian berujung dgn kebahagiaan 😍❤️💪
❤ Nadia Sari ❤
Ga usah resign langsung out aja fokus di pengobatanmu sampai sembuh ... bahagia selalu AuBi 😊
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Audi kenapa tidak terus terang saja sama Daniel,kasihan dia
Felycia R. Fernandez: gak ngerti juga jalan pikiran Audi kk...
kek labil gtu... ada masalah lari,🤦‍♀️
total 1 replies
mama eza
semoga jodoh Audy bukan Bimo..#eh
Ma Em
Semoga Audi disembuhkan dari penyakitnya dan sehat kembali , semangat Audi jgn putus asa banyak orang yg menyayangimu 💪💪
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Hafifah Hafifah
itu Audi istrimu yg kamu cari
Patrick Khan
kisah cinta audi manut mam reni aja lah😁
Warung Sembako
kyknya bakal clbk mereka...
Sugiharti Rusli
terkadang penyakit itu memang harus dimulai dari pikiran yah, dan kalo kita bisa melakukan hal" yang positif semoga bisa mengurangi bahkan menghilangkannya
Sugiharti Rusli
semoga dengan membangkitkan kesenangan kalian dulu bisa menimbulkan energi pisitif buat Audi agar selalu semangat menjalani hidupnya sekarang
Esther Alviah Ekawati Ndoen
Awalnya kembali bersama sebagai sahabat, tapi lama2 cinta lama belum kelar akan tumbuh kembali dalam hati Audi dan Bimo, apalagi mereka pernah menikah meskipun dulu Bimo menyakiti hati Audi karena fitnah Rani
Sugiharti Rusli
memang yang terbaik Audi harus resign dari pekerjaannya sekarang yah, semoga Daniel menghormati keputusan kamu yah,,,
Sugiharti Rusli
semuanya berproses dan selalu ada harapan baik kalo kita tulus mendukungnya di kala ujian datang dalam bentuk sakitnya Audi,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!