NovelToon NovelToon
Jejak Metamorfosa

Jejak Metamorfosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Menyembunyikan Identitas / Trauma masa lalu / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:167
Nilai: 5
Nama Author: Garni Bee

Di balik nama Alysa Kirana Putri, tersembunyi tiga kepribadian yang mencerminkan luka dan pencariannya akan kebebasan. Siapakah "Putri," anak ceria yang selalu tersenyum, namun menyembunyikan ribuan cerita tak terucapkan? Apa yang disembunyikan "Kirana," sosok pemberontak yang melawan bukan untuk menang, tetapi untuk bertahan dari tekanan? Dan bagaimana "Alysa," jiwa yang diam, berjalan dalam bayang-bayang dan bisu menghadapi dunia yang tak pernah memberinya ruang?

Ketika tuntutan orang tua, perundungan, dan trauma menguasai hidupnya, Alysa menghadapi teka-teki terbesar: apakah ia mampu keluar dari kepompong harapan dan luka menjadi kupu-kupu yang bebas? Atau akankah ia tetap terjebak dalam tekanan yang terus menjeratnya? Semua jawabannya tersembunyi dalam jejak langkah hidupnya, di antara tiga kepribadian yang saling bertaut namun tak pernah menyatu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Garni Bee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Awal dari dunia kecil Putri

  Pagi itu sinar matahari masuk melalui jendela kamar. Aku bangun lebih awal dari biasanya. Hari ini adalah hari pertama aku sekolah di SD Nusa Indah, salah satu sekolah terfavorit di Jakarta. Mamah sudah menyiapkan seragam baru ku di atas tempat tidur. Seragam merah putih dan bando pink yang siap aku pakai.

"Putri, cepet bangun. Jangan males-malesan, nanti telat lohh." Suara mama terdengar dari luar pintu kamar.

"Lima menit lagi mahh. Putri masih ngantuk banget."

Mamahku masuk ke kamar, mencium pipiku dan menggelitikku supaya aku bangun. Oh ya, tidak lupa juga menarik hidung ku sampai aku tidak bisa bernapas, katanya sih biar hidung ku yang pesek jadi mancung.

"Putri ayo cepetan bangun. Hari ini hari pertama sekolah."

"EH IYA." Aku segera beranjak dari tempat tidur dan bergegas untuk mandi.

"MAH, SERAGAM PUTRI DIMANA?" Teriak ku karena panik.

"Udah ada di atas tempat tidur tuh, masa kamu gak liat sih." Jawab mamah ku yang sedang menyiapkan sarapan dan bekal ku di dapur.

Di sekolah aku selalu membawa bekal, karena aku pulang sekolah sampai sore hari, begitu pulang sekolah aku langsung pergi les, lalu malam nya aku pergi mengaji. Sekolah ku dengan TPQ kebetulan bersebelahan, sedangkan aku les di dua tempat di dekat sekolah dan di rumah ku sendiri hehe.

Orang tua ku memiliki beberapa usaha, seperti bimbingan belajar, kafe, counter, dan butik. Rumah kami memiliki dua lantai, di mana lantai pertama digunakan sebagai tempat bimbingan belajar, sedangkan butik, kafe, dan counter terletak di samping rumah. Meskipun usaha-usaha tersebut berdekatan, orang tua ku sangat sibuk mengurusnya dan dibantu oleh beberapa asisten untuk masing-masing usaha. Ada satu sopir dan satu pembantu di rumah, sebut saja Pak Man dan Mbok Sum .

Orang tua ku hanya berada di rumah pada pagi dan malam hari. Bahkan, ketika aku bangun tidur, mereka sudah sering pergi bekerja pagi-pagi, jadi aku lebih sering di buat kan sarapan, di persiapkan seragam dan alat sekolah oleh Mbok Sum.

Saat sarapan, mama selalu membicarakan tentang betapa pentingnya sekolah.

"Ingat Putri, kamu harus jadi yang terbaik. Jangan mau kalah sama yang lain."

Aku hanya mengangguk kecil. Aku tidak tahu apa arti menjadi yang terbaik ,tapi aku tau aku harus menuruti mamah.

   Di perjalanan menuju sekolah, aku duduk diam di kursi belakang mobil, dikemudikan seorang sopir. Aku cemas, karena aku takut tidak memiliki teman. Orangtua ku tidak bisa mengantar karena mereka sibuk, jadi tugas itu diambil alih oleh Pak Man, sopir keluarga yang sudah bekerja selama bertahun-tahun, sehingga sudah dianggap sebagai keluarga sendiri.Pak Man, yang sudah menganggap ku seperti anak sendiri, mencoba menenangkan ku saat di perjalanan.

...

...

"Pak Man,kalau putri nggak punya teman gimana? Putri takut deh". Keluh Alysa.

Sambil mengelus rambut ku Pak Man berkata "Tenang Putri, gapapa kok. Kamu kan anak yang pintar dan baik. Nanti pasti banyak yang suka sama kamu. Kalau ada yang nggak mau temenan sama Putri, ya Putri cari yang lain."

Aku menunduk "Tapi Putri nggak tahu gimana caranya. Putri malu..."

"Percaya diri aja, Putri. Kalau kamu senyum dan ramah, pasti teman-teman bakal suka. Ingat ya, Pak Man selalu ada buat Putri."

Meski sedikit terhibur, aku tetap merasa cemas.

...****************...

...Sebuah senyum tulus adalah kunci untuk membuka pintu hati yang terkunci....

...🦋...

Sampai di gerbang sekolah bertuliskan "SD Nusa Indah" aku melangkah masuk ke sekolah, dengan penuh semangat dan sedikit keberanian, siap menghadapi dunia baru. Dengan rambut ikal yang di kepang dua, memakai bando pink, dan membawa tas gendong bergambar kupu-kupu menambah kesan imut pada diri ku.

Sekolah baru itu terasa asing, tapi perlahan aku mulai beradaptasi. Awalnya, aku hanya duduk diam di pojok kelas, mengamati teman-teman yang lain sibuk bermain dan bercanda.

Namun, ketika seorang teman sekelas ku menghampiri ku. Dinda Ayu Lestari, seorang gadis ceria menyapa dan mengajak ku bermain.

"Haii,kamu kenapa diem aja sendirian disini? gak main sama teman yang lain? Ouh, atau kamu belum punya temen ya? Mau gak temenan sama aku? Nama ku Dinda, nama mu siapa?" Tanya nya dengan muka yang sumringah dan bersemangat.

"Haii, aku Alysa Kirana Putri." Jawab ku sedikit malu-malu.

"ihh kamu lucu, mari berteman dengan ku. Nama panggilan mu siapa?" Tanya Dinda, lalu mengajak Putri berkenalan.

"Eumm boleh. Dirumah, aku biasa dipanggil Putri." Ucap ku.

"Hmm, Putri yahh..eum kurang keren. Gimana kalau aku panggil kamu Kirana? Boleh kan?" Tanya Dinda.

"Ya.. terserah kamu aja sih, Din." Jawab ku

"Yeayy, kita buat tim yuk biar keren?" Ucap Dinda.

"Hah tim apa? Buat apa?" Tanya ku kemudian.

"Yaa karena sekarang kita udah jadi sahabat." Jawab Dinda.

Aku terdiam sejenak, lalu tersenyum tipis. Aku merasa senang karena akhirnya ada seseorang yang mau berteman dengan ku. Namun, aku masih merasa sedikit ragu.

"Tim? Tapi... apa kita cuma berdua? Apa nggak aneh?" tanya ku pelan sedikit memiringkan kepala.

Dinda tertawa kecil, matanya berbinar penuh semangat.

"Awalnya kita berdua dulu, nanti aku yakin teman-teman lain pasti mau ikut gabung sama kita karena tim kita bakal keren banget! Kita bisa kasih nama yang unik dan punya misi bareng!"

"Misi?" Aku semakin bingung, tapi diam-diam rasa penasaran mulai tumbuh.

"Iya! Misalnya misi membantu teman yang kesusahan, atau main petualangan di taman setiap jam istirahat atau pulang sekolah!" kata Dinda sambil menggoyangkan tangan ku dengan antusias.

Aku tersenyum lebar. Semangat Dinda mulai menular pada ku.

"Okey. Kalau begitu, kita buat tim ini. Tapi, apa namanya?"

Dinda berpikir keras "Eumm apa yah? Dinda juga masih bingung nih. Kirana ada ide gak?"

"Apa yaa..kirana juga enggak tau Din. Mungkin nama nya nunggu nanti aja sampai kita nemu ide bagus buat namanya. Gimana?" Ucap ku.

"Yasudah lah kalau begitu, nanti sambil kita pikir lagi. Kita belajar dulu yuk." Ucap Dinda.

Lalu kami berdua mulai melanjutkan pembelajaran di kelas setelah guru wali yang akan mengajar datang.

...****************...

...Ambisi seperti angin, mengangkat tinggi namun menusuk dalam keheningan....

...🦋...

Di sekolah, Aku juga cukup pintar dan selalu mendapat peringkat tiga besar di kelas. Seperti beberapa waktu ini, walau baru memasuki awal sekolah aku sudah menjuarai berbagai lomba di bidang-bidang keahlian yang aku minati.

Selain itu, aku sering menjuarai lomba-lomba seperti menggambar dan membuat puisi. Orang-orang memuji prestasi ku, menganggap ku sebagai anak yang hebat. Namun, di balik semua itu, aku menyimpan perasaan yang berbeda.

Setiap harinya, aku menghabiskan waktu di rumah. Sepulang sekolah, aku langsung belajar, menyelesaikan tugas, atau mengikuti les. Bahkan pagi-pagi sebelum berangkat sekolah, aku juga diharuskan belajar terlebih dahulu. Baru malam nya aku mengikuti TPQ, yang kebetulan bersebelahan dengan sekolah ku, tidak terlalu jauh dari rumah. Aku juga menjadi santri terbaik di TPQ tersebut.

Malam itu, suasana di TPQ begitu meriah. Lampu-lampu gantung yang sederhana menghiasi aula kecil yang penuh dengan santri, guru, dan para orang tua. Suara tawa anak-anak bercampur dengan alunan rebana yang dimainkan dengan penuh semangat.

Para santri duduk rapih di barisan mereka, mengenakan pakaian seragam putih bersih dengan peci dan kerudung rapih. Aku duduk di barisan depan, sedikit gelisah, meskipun aku tahu malam ini adalah malam yang istimewa.

Beberapa hari sebelumnya, ustazah di TPQ memberitahuku bahwa aku terpilih sebagai santri terbaik. Aku terkejut sekaligus bangga, meskipun perasaan itu bercampur dengan kekhawatiran kecil.

"Apakah mamah dan papah akan datang?" pikirku saat itu.

Selama ini, mereka jarang menghadiri acara sekolah atau kegiatan lain karena kesibukan mengurus bisnis. Namun, ustazah memastikan bahwa undangan telah dikirimkan.

Ketika acara dimulai, namaku disebut sebagai santri terbaik dalam beberapa kategori : hafalan, adab, dan keaktifan dalam belajar. Aku berjalan ke depan untuk menerima piagam dan piala dengan senyuman, meskipun dalam hati aku bertanya-tanya apakah mereka sudah tiba.

Saat aku menoleh ke belakang, hatiku tiba-tiba melonjak.

Di sudut aula, aku melihat papah dan mamah berdiri dengan senyum bangga. Mereka terlihat lelah, tetapi ada kebahagiaan yang terpancar dari wajah mereka. Aku hampir tidak percaya.

Setelah acara selesai, mereka menghampiriku.

"Kerja bagus Putri, kamu hebat." kata papah dengan suara tenang.

"Nah gini dong, habis ini ayo kita pergi jalan-jalan ke mall" ajak mamahku.

"Beneran mah, pah? Putri mau banget." Ucapku antusias.

Malam itu menjadi momen yang tak terlupakan, bukan hanya karena penghargaan yang aku terima, tetapi juga karena aku merasa benar-benar dilihat dan dihargai oleh orang-orang yang paling aku sayangi.

1
Black Jack
wah, jalan ceritanya bikin gue deg-degan 😱
Mulyani: wahh makasih dukungan nya, jangan ragu buat kasih masukan atau sarannya ya..
total 1 replies
Kakashi Hatake
Aku selalu menantikan update dari cerita ini. Jangan sampai berhenti menulis, thor!
Mulyani: Waaaah makasih dukungan nya! Ikutin terus update nya ya..Jangan lupa juga masukan nya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!