Let Me Love You

Let Me Love You

1. Pertemanan Enam Tahun

Kaila Mahya Kharisma atau lebih dikenal dengan panggilan Lala, perempuan cantik berusia 21 tahun selalu terlihat ceria di kesehariannya. Anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Aleeya Addhitama dan Khairan Kharisma.

Di sampingnya ada seorang lelaki tampan berusia sama dengannya, Devan Arnaya. Sudah enam tahun mereka begitu dekat. Bersekolah di SMA yang sama dan kini kuliah di universitas yang sama pula.

Di mata mahasiswa yang lain mereka tampak seperti sepasang kekasih yang begitu cocok. Tampan dan cantik, di mana Devan pun terlihat selalu setia bersama Lala.

Mata Lala akan selalu tertuju pada sosok lelaki yang kini ada di sampingnya. Mereka tengah berada di kantin. Selalu dengan sorot mata penuh antusias mendengarkan cerita Devan.

"Gua udahan ceritanya loh. Kenapa lu masih ngeliatin gua kayak gitu?"

Lala menggeleng dengan senyum yang masih mengembang. Devan pun ikut tersenyum dan mengusap lembut ujung kepala Lala. Begitu manis jika melihat interaksi mereka berdua.

.

"Hai, Tante!"

Devan sudah akrab dengan kedua orang tua Lala. Dia juga menjalin pertemanan dengan kedua saudara Lala yang lain, Lea dan Alfa. Namun, dengan Alfa dia tidak terlalu akrab.

"Hai, Devan. Masih pagi loh! Kayaknya Lala belum bangun," ujar Mama Aleeya yang begitu welcome kepadanya.

"Enggak apa-apa, Tante. Devan tungguin kok."

Sikap Devan ini membuat Mama Aleeya bahagia. Dia merasa jika Devan akan mampu menjaga putri pertamanya. Sedangkan, putri keduanya tengah kuliah di Bandung. Lea memilih mandiri dan tinggal di kosan putri.

Devan juga tak segan dan canggung kepada ayah Lala. Mereka sangat akrab seperti tak ada jarak. Bahkan, bisa bercanda layaknya sahabat.

"Hayu atuh kapan nongkrong bareng lagi?" ajak Devan kepada Papa Khairan.

"Nanti-lah. Jadwal Om masih padat banget."

Devan hanya mengangguk pelan. Ayahnya Lala bukanlah orang sembarangan. Begitu juga dengan ibunya Lala. Untuk dekat dengan Lala pun harus mengeluarkan effort yang tak mudah.

Terdengar suara langkah dari arah tangga. Pandangan Devan beralih, dia kira Lala ternyata Alfa. Hanya tatapan dingin yang Alfa berikan.

Mereka berdua memang tidak akrab. Alfa seperti menjaga jarak dengan Devan. Namun, tak jua dia melarang kedua saudaranya berteman dengan lelaki itu. Dia seperti tahu sesuatu, tapi masih belum dia beri tahu.

"Mau berangkat sekarang?"

"Iya, Ma."

Singkat sekali jawaban dari Alfa.

"Jangan pulang malam, Al," pinta sang ayah.

"Al cuma di tempat biasa kalau pulang malam, Pa. Gak akan ke mana-mana," balasnya.

"Jangan terus repotkan Mas mu. Kasihan loh!" nasihat sang ibu.

"Iya."

Sebuah pertanyaan mulai bersarang di benak Devan. Siapa Mas yang dimaksud oleh Mama Aleeya?

Namun, Suara langkah kaki membuyarkan pertanyaaan yang ada di kepala. Devan tersenyum ke arah Lala yang baru saja turun.

"Loh? Kok tumben?"

"Sengaja. Biar dapat sarapan gratis."

 Lala malah tertawa. Beda halnya dengan Alfa yang sudah meletakkan gelas berisi teh manis dengan cukup keras ke atas meja hingga tawa Lala dan Devan terhenti.

"Kenapa sih lu?"

Hanya tatapan malas yang Alfa berikan. Meskipun berada di satu meja makan yang sama, Alfa sama sekali tak ikut masuk ke dalam perbincangan mereka berempat. Dia memilih untuk diam dan cepat menyelesaikan sarapannya.

"Al, berangkat dulu."

Attitude Alfa jangan diragukan. Dia mencium tangan kedua orang tuanya bergantian. Lala sudah mengangkat tangannya, tapi malah Alfa tepis dengan wajah yang sangat sinis.

.

Bagaimana tidak meleleh hati Lala mendapat perlakuan yang sangat manis dari Devan. Di mana setiap kali hendak berangkat bersama dengan menggunakan motor, Devan tak membiarkan Lala memakai helm sendiri. Begitu juga jika sudah sampai, Devan akan membantu Lala melepaskan helm yang masih berada di kepala.

"Makasih."

Senyum melengkung indah di wajah Lala. Inilah yang dia suka dari Devan. Lelaki itu tak banyak bicara, tapi perlakuannya seperti mengatakan semuanya.

Kedekatannya dengan Devan selama enam tahun ini berjalan begitu saja. Di antara keduanya tak ada yang menyatakan cinta. Hubungan mereka layaknya air yang mengalir.

"Hubungan kamu sama Devan sudah sejauh apa sih, Kak?"

Sang mama mulai bertanya ketika wanita cantik itu sudah berada di dalam kamar Lala.

"Sejauh yang Mama lihat," jawabnya santai sambil mengerjakan tugas.

"Maksud Mama apa Devan udah confess perasaannya ke kamu?"

Lala terdiam sesaat. Lalu, memutar kursi yang sedang dia duduki dan menatap sang mama dengan begitu lekat.

"Apa sikap dia ke Lala selama ini tidak menunjukkan apapun?"

Mama Aleeya tersenyum. Dia mendekat ke arah sang putri pertama dengan tatapan yang begitu teduh.

"Mama hanya takut kamu akan mengalami hal seperti Mama juga Mami Nana."

Cinta segitiga antara Mama Aleeya dan kakak pertamanya, Mami Aleena. Di mana hubungan persaudaraan mereka mulai renggang hanya karena satu laki-laki yang mereka rebutkan.

"Ma," panggil Lala dengan begitu lembut.

"Lala, Lea dan Devan dekat sudah dari SMA. Dan Mama bisa liat sendiri kan kalau Devan gak terlalu dekat sama Lea," paparnya.

"Jadi, Mama gak perlu khawatirkan apapun."

Mama Aleeya tersenyum sembari menganggukkan kepala. Wajar jika seorang ibu merasa takut anaknya disakiti ataupun tersakiti oleh lelaki.

Setelah mamanya pergi, Lala terdiam dengan mata memandang figura berisi foto dirinya, sang adik juga Devan. Tangannya mulai menyentuh foto tersebut. Di mana terlihat senyum Devan tertuju pada Lea yang tengah tersenyum pada kamera. Pikiran buruk mulai merasuki kepala. Namun, Lala mencoba membuangnya jauh-jauh.

.

Wajah prengat-prengut Devan tunjukkan tepat di depan Lala yang sudah berada di dalam kelas. Dahi Lala pun berkerut.

"Gua ke rumah lu. Tapi lu-nya malah udah berangkat," omelnya bagai anak remaja sedang PMS.

Lala tertawa melihat wajah Devan yang seperti itu. Dia mencubit pipi putih Devan dengan begitu gemas sambil berkata, "tadi gua bareng Alfa."

"Lu punya ponsel kan? Kenapa gak kabarin gua dulu kalau lu udah berangkat?" Devan masih marah.

"Sorry," sesal Lala.

"Alfa tadi ngajak buru-buru. Makanya hape gua masukin ke tas."

Devan pun menghela napas kesal. Wajahnya masih dia tekuk.

"Udah dong jangan marah," bujuk Lala sambil menggoyang-goyangkan lengan Devan.

"Lain kali gak akan gitu lagi deh."

Atensi Devan mulai teralihkan mendengar janji Lala. Kini, lelaki itu sudah menatap Lala dengan begitu dalam.

"Gua akan maafin lu. Tapi, ada syaratnya," ujar Devan dengan mimik serius.

"Apa?"

"Besok malam kita jalan."

Lala terdiam sejenak. Tak biasanya Devan mengajaknya keluar di hari biasa. Biasanya hanya di akhir pekan. Itupun lebih sering mereka berada di rumah Lala.

"Ke mana?"

"Ke suatu tempat."

...*** BERSAMBUNG ***...

Cek ombak dengan tinggalkan komen kalian.

Terpopuler

Comments

sum mia

sum mia

dengan melihat semua perlakuan Devan pada Lala , siapapun pasti akan mengartikan kalau Devan sudah pasti ada rasa sama Lala . tapi ternyata Lala kena prank . duh miris banget dengan kisah cinta Lala

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍 😍 😍

2025-01-22

2

Rahmawati Abdillah

Rahmawati Abdillah

Devan terlalu over memberi perhatian ke Lala,pada akhirnya akan menyakitkan buat Lala,dan Lala terlalu terbawa oleh perhatian Devan,yang jelas mereka berdua terlalu menikmati persahabatan yang bisa menimbulkan kecewa dan luka

2025-01-22

0

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

Mungkin devan anggap lala hanya sekedar sahabat dekat aja dan devan jatuh cintanya sm Lea...

lala anggap perhatian devan itu lbh dr sahabat seperti kekasih....

2025-01-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!