NovelToon NovelToon
Ditalak Sebelum 24 Jam

Ditalak Sebelum 24 Jam

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Cintamanis / Patahhati
Popularitas:34.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

Apa yang kamu rasakan, jika pernikah impian yang kamu gadang gadang akan menjadi first and last marriage, ternyata hanya bertahan kurang dari 24 jam?

Kenyataan pahit itulah yang sedang dirasakan oleh Nara. Setelah 8 tahun pacaran dan 6 tahun dilalui secara LDR, Akhirnya cintanya dengan Abi berlabuh juga di bahtera pernikahan.

Kejadiaan memilukan itu mempertemukan Nara dengan pemuda bernama Septian. Pikirannya yang kacau membuatnya tak bisa berpikir logis. Dia menghabiskan waktu semalam bersama Septian hingga mengandung janin dari pria itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AJAKAN KE BALI

Rencana Nara untuk berkunjung kerumah Kinan setelah tes microteaching dan wawancara batal. Diluar dugaan, kakaknya itu justru sudah mengirim pesan jika dia dan anak anaknya sudah berada dirumah orang tua mereka.

"Cie.. calon Bu dosen udah datang," goda Kinan saat melihat kedatangan adiknya.

"Paan sih, belum juga diterima. Masih nunggu pengumuman." Sahut Nara sambil mencomot kue klepon yang ada diatas meja makan.

"Ish, cuci tangan dulu." Tegur Kinan sambil menepuk tangan Nara. Kakaknya itu memang sangat pro dengan kebersihan. Satu regu dengan mamanya. Penggalak kebersihan dan kesehatan.

"Iya iya, Bu dokter," sahut Nara sambil mendelik malas. Namun ternyata, tangannya tak ada niat untuk berhenti, tetap mencomot klepon sebiji dan langsung memasukkan kedalam mulut.

"Ish, anak ini," gerutu Kinan sambil memelototi adiknya. Nara hanya menanggapi dengan senyum tanpa rasa bersalah. Setelah habis sebiji, dia melahap lagi sebiji baru berjalan menuju dapur untuk mencuci tangan.

"Mana anak anak?" tanya Nara setelah kembali dari dapur. Sejak masuk tadi, dia belum mendengar celotehan kedua keponakannya.

"Pada tidur dikelonin utinya," jawab Kinan yang sedang duduk di kursi meja makan sambil makan potongan apel dan kiwi.

Nara menarik kursi lalu duduk disebelah Kinan. Tangannga terulur untuk menarik sepiring klepon kehadapannya.

"Enak gak Non klepon bikinan bibik?" tanya Bi Narti yang tiba tiba muncul dari dapur.

"Banget. Dijamin sepiring bakalan langsung abis," sahut Nara dengan suara tak jelas karena mulut yang dipenuhi klepon.

"Tumbenan pakai bikin klepon segala, Bik? Dah gitu kok warnanya pink. Bukannya klepon hijau ya?" tanya Kinan sambil ikutan makan kue klepon warna pink yang menurutnya sedikit aneh.

"Tauk tuh Non Nara," Bi Narti menunjuk dagu kearah Nara. "Isuk-isuk tiba-tiba minta dibikinin klepon warna merah muda," jelasnya.

"Aneh-aneh aja kamu, Ra. Minta dibikinin klepon kok warna pink," ujar Kinan sambil geleng geleng. Tapi meski warnanya pink, rasanya tetap jempolan, bikin dia ingin makan lagi dan lagi.

"Don't jat a book bae the kaper." Bik Narti sok-sok an berceloteh pakai bahasa inggris. "Walaupun kelihatan aneh, warnanya pink, tapi rasanya mantul to? Ueeenak tenan pokok e," lanjutnya dengan bangga.

"Hish, sok sok an ngomong inggris, salah lagi," gerutu Nara sambil geleng geleng.

"Tuh dimarahin ama lulusan London," ujar Kinan sambil cekikikan. "Tapi kemajuan sih," dia manggut-manggut. "Belajar bahasa inggris dari siapa, Bik?"

"Ya itu, biasa dengar Non Nara sama bapak ngobrol. Masak bibik cuma bisa bahasa jawa sama Indonesia saja. Pengen juga bisa bahasa inggris, biar kayak bule."

"Bule mana ada yang gosong," celetuk Nara sambil tergelalak.

"His, kamu ini," Kinan langsung memelototi adiknya. "Oh iya, Ra. Tadi ada kurir nganter undangan."

Mendengar kata undangan, membuat Nara langsung berhenti memakan klepon. Itu pasti undangan yang dibilang Arumi kemarin, tak salah lagi.

"Dari Arumi?" Nara memastikan.

"Kok kamu udah tahu?"

"Kemarin aku ketemu dia. Dia bilang, ngirim undangan buat aku."

"Gila tuh cewek," umpat Kinan. "Gak punya perasaan banget sih." Kinan mengepalkan tangannya karena kesal. "Apaan coba maksudnya kirim undangan ke kamu? Mau pamer gitu?" Kinan mendengus kesal.

Nara hanya mengedikkan bahu. Hati orang siapa yang tahu. Begitu pula dengan maksud Arumi mengirim undangan. Dia tak tahu, ada niatan apa disebalik itu.

"Lo mau dateng?" tanya Kinan sambil menoleh kearah Nara.

Lagi lagi Nara hanya mengedikkan bahu. Sejujurnya, dia belum kepikiran untuk datang.

"Gak usah! Cuma bikin luka lama kembali menganga. Kamu bakalan jadi pusat perhatian disana. Semua orang akan menatap iba kearah kamu. Hanya akan terlihat menyedihkan. Gak usah dateng," ujar Kinan bersungut-sungut.

Sebenarnya Nara juga tak berminat datang. Hanya buang buang waktu dan air mata saja, melelahkan sekaligus menyakitkan.

"Mending kamu ikut Kakak aja minggu depan."

"Kemana?"

"Nikahannya Larasati. Inget kan teman kakak yang sering main kesini dulu. Dia juga ngundang kamu."

Nara tampak mengingat ingat. 6 tahun di London membuatnya sedikit lupa dengan teman teman kakaknya.

"Tunggu tunggu, bukannya kak Laras udah nikah?"

"Udah cerai, sekarang mau nikah lagi. Lagian ngapain lama-lama menjanda, gak baik. Kamu juga Ra, mending segera cari pasangan baru. Kadang membuka hati untuk orang baru, bisa bikin cepet move on."

"Dih, kok malah merembet ke aku. Aku masih pengen berkarier dan ngelanjutin sekolah. Pria udah aku taruh di nomor 999, jauh dibelakang." Mood Nara langsung berantakan gara gara topik pembicaraan yang udah berubah.

"Heh, gak baik kayak gitu," tegur Kinan. "Kejadian kamu sama Abi, dibuat pengalaman, bukan dijadikan momok yang bikin kamu trauma sama laki laki."

Nara hanya memutar kedua bola matanya malas. Kalau obrolan udah mulai membahas tentang pria, apalagi menikah, mood nya langsung drop. Tak bisa dibiarin, harus segera ganti topik pembicaraan.

"Eh kak, akhir akhir ini aku kok sering pusing ya. Dah gitu suka tiba tiba lemes, bawaannya mager mulu. Habis makan, langsung ngatuk. Apa darah rendah ya? Atau anemia?"

Kinan mulai memperhatikan Nara. Sebenarnya sejak tadi dia melihat ada yang berbeda dengan Nara. Adiknya itu tampak sangat pucat. Dia pikir, efek habis wawancara, masih tegang mungkin.

"Kalau dari ciri ciri yang kamu sebutin tadi sih, kayaknya beneran anemia. Dah gitu muka kamu pucet banget. Kamu gak cerita sejak kemarin sih. Tau gini kan kakak bawain obat sekalian."

"Resepin obat aja deh kak. Biar aku beli di apotek."

Kinan menyebutkan nama vitamin penambah darah yang biasa dijual di apotek. Dia juga menyarankan Nara untuk periksa ke dokter jika masih merasakan keluhan yang sama setelah minum vitamin tersebut.

"Eh gimana tadi dengan undangan Laras. Kamu bisa ikutkan?"

"Dimana sih emang acaranya?"

"Bali."

Bali? terdengar seperti momok ditelinga Nara. Tempat dimana dia mengikat janji suci dengan Abi. Juga tempat dimana dia ditalak sebelum 24 jam menikah. Rasanya belum mampu untuk menginjakkan kaki disana lagi.

"Ikut ya. Please.... Mas Raka gak bisa nemenin. Dia lagi ada jadwal seminar. Dan dia ngijinin aku datang kalau ditemenin kamu. Kalau sendiri, gak dikasih ijin."

"Terus anak anak?"

"Sama mama. Pengasuhnya juga bakalan aku suruh nginep disini."

Nara masih mempertimbangkan permintaan Kinan.

"Emang orang hamil boleh ya kak naik pesawat?"

"Heis, kehamilan kakak udah trimester 2. Udah aman dibawa kemana-mana. Bu dokter lebih ngerti daripada kamu."

"Halah, baru dokter umum aja bangga. Kapan ambil spesialis?"

"Udah ada suami yang nyariin duit. Kakak gini gini aja udah seneng. Mikir mau sekolah lagi udah puyeng nih kepala. Mau ya, Ra," desak Kinan. "Ini acara nikahan sekaligus reunian kakak sama teman teman seangkatan waktu kuliah. Please.... temenin kakak."

Nara tak enak hati untuk menolak. Sejak dulu, kakaknya itu selalu ada dibelakangnya untuk mensupport dirinya. Dan sekarang, dia tak tega untuk bilang tidak. Dengan berat hati, akhirnya Nara mengangguk.

"Yes.. makasih Ra."

1
aca
kapok kau arumi
Yane Kemal
Luar biasa
Joel
ternyata ceritanya keren bagus,, aku mulai baca dari cerita anak anak nya. ternyata kisah asmra percintaan orang tuanu gak kalah bagus kisah cinta anak anaknya... aku suka banget.. akhirnya happy ending semua...🤭
Gadis Puspa Kartika
Luar biasa
Joel
itu mah bukan sahabat / teman namanya,, pelakor . Mana ada orang ketiga dijadiin ban sarep . dia pasti maunya dinomor satukan... udalah nara gak perlu dipikirin sama mereka,, nanti karma bakal kebalik ke mereka
Wita Nadhira21
Luar biasa
Ddek Aish
pelakor yang egois
Galih Pratama Zhaqi
buahahahahaha dasar playboy darat ada aja jurusnya
Vira Zulfiyanti
episode ini bener² ga bisa nahan tawa 🤣🤣🤣
Vira Zulfiyanti
😄😄😄
Galih Pratama Zhaqi
papanya cemburu krn putri tercintanya sdh tdk bergntung manja dgnya, krn skrng ada suami yg lebih dia bela 🤣
Vira Zulfiyanti
emang ini novel nya lain, biasanya yg peran cowoknya CEO, ini org biasa, tp ceritanya justru sangat bagus, semangat Thor 👍
Galih Pratama Zhaqi
ah yabetul aku sdh prnh bca tp tetp aja diterusin bcanya krn seneng sih sm novel yg ini, smp nanti nara pkai jilbab seru pokokny crtanya, 😍
Galih Pratama Zhaqi
hmm ky sdh pernh bca alur crta yg sama ky gini .tp lp novelny siapa.
Aneke Laoh
Luar biasa
Agus Tina
Mampir lagi, udah baca tapi pingin baca lagi
Tarty Chunjileechanheesllu
Luar biasa
RahaYulia
trlalu manja ya gt, koar2 bilang org lain egois padahal yg egois dianya sndiri, g ush punya pasangan aja biar hidup lu senang trs nara, mama papa mu kn byk duit, belilah bahagiamu dg duit itu
RahaYulia
Indonesia Raya
Ratna Dewi
apapun karakternya..pembaca tinggal menikmati dan mengkritisi dg bijak...bukan mencela atau merendahkan
kenyataannya sering bgt karakter tokoh dalam cerita terinspirasi kehidupan nyata.. walopun mungkin tdk 100%
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!