"saya mohon lepaskan saya pak!,,,tidakk,,arhgg sakit" Mutia yang sedang meronta dibawah Kungkungan pria dewasa yang sialnya adalah guru di sekolahnya.
"diamlah,,,ini yang kamu mau kan sayang!"
hancur!! itu yang dirasakan Mutia, saat sang guru yang sangat dihormatinya mengambil kehormatannya dengan sangat tidak manusiawi.
bagaimana kelanjutan kisah tentang Mutia dan gurunya. apakah akan ada kebahagiaan yang menanti atau malah sebaliknya?
yuk baca!! "Hamil anak Guruku"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elyrna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 hukuman
Sebulan kemudian mutia sedang dihadapkan dengan ujian sekolahnya, mutia belajar dengan sangat giat untuk menghadapi ujian disekolahnya. meski dengan kesibukan disekolahnya mutia tetep bekerja di cafe seperti biasa. bedanya saat ini mutia kerja siang sampai sore saja.
pagi ini mutia siap berangkat untuk pergi kesekolahnya. karena hari pertama ujian jadi mutia berangkat sangat pagi.
saat ini mutia sedang duduk dibangku di dekat kelasnya, dia fokus membaca materi materi yang mungkin akan keluar saat ujian nanti. saat sedang fokus fokusnya dia dikejutkan dengan vio, sahabat sableng nya itu.
"padahal kan lo udah pinter, tapi tetep aja lo ngelus ngelus tu buku apa ngak sakit tu mata liat tulisan sebegitu banyak" ucap vio mengagetkan mutia.
"kamu kebiasaan banget ngangetin!" mutia kesal dengan sahabatnya itu. suka tiba tiba dateng udah kayak jalangkung aja.
"yang namanya belajar itu bukan untuk yang orang bod*h aja, tapi yang udah pinter juga harus belajar, profesor aja masih perlu banyak meneliti untuk mengembangkan penelitiannya apa lagi aku!" jawab mutia
vio menggaruk pelipis nya yang tak gatal, emang beda kalau ngomong sama orang pinter batinnya.
"iya deh, bu guru" ucap vio dengan mengangkat tangannya memberi hormat dengan sedikit ledekan. mutia yang melihat vio mengejeknya kemudian melempar pulpennya ke arah vio, tapi malah,,
tuk
"aushh,,,"
syukurnya vio bisa menghindar dari lemparan temannya itu, tapi sialnya pulpen itu malah mengenai orang lain.
"siapa yang melempar pulpen ini?" tanya adnan kepada mereka setelah mengambil pulpen yang mengenai keningnya. Ya orang yang terkena lemparan pulpen adalah adnan.
"mampus, kena tu guru galak" gumam vio dengan menatap kearah mutia yang juga sedang menatap ke arahnya dengan takut.
belum juga mendapatkan jawaban dari kedua gadis dihadapannya adnan kembali bersuara kali ini dengan suara yang sedikit meninggi.
"siapa?" bentak adnan.
mereka berdua kaget bukan main dengan bentakan adnan. dengan rasa takutnya mutia mengangkat tangannya dan mengaku dengan masih menundukan kepalanya.
"saya pak, maaf tapi saya tidak bermaksud mengenai bapak" jawab mutia dengan menunduk, vio juga sama menunduk takut dengan tatapan tajam dari adnan.
"ikut keruangan saya" perintah adnan pada mutia.
mutia yang mendengar itu kemudian menatap vio dengan takut. tapi vio malah penepuk keningnya sendiri menambah rasa takut dihati mutia.
"gimana ini vio?" tanya mutia.
"ya sono ikut, kualat lo sama gue" ucapnya
"tapi aku takut" vio sebenarnya khawatir dengan mutia tapi memang salah mutia, ya meski tidak disengaja.
"yaudah sono, ntar tu guru malah makin marah" ucap vio menyuruh mutia segera keruangan adnan, mau tak mau mutia kemudian pergi keruangan adnan dengan rasa was was.
tok
tok
tok
setelah lama mengetuk ruangan adnan, tapi tak kunjung mendapat jawaban dari dalam ruangan, mutia pun bersiap untuk berbalik kembali ke kelasnya. tapi saat dia berbalik dia menabrak dada keras seseorang, dia mengosok keningnya yang sakit karena menabrak dada orang itu, saat mutia mendongakkan kepalanya mutia dibuat kaget dengan siapa yang ditabraknya.
"mau kemana kamu?" tanya adnan
"saya kira bapak ngak ada!" jawab mutia.
"masuk dan bersihkan ruangan saya sampai bersih, ini hukuman karena kamu sudah menghancurkan mood saya di pagi ini" tanpa bertanya atau protes mutia melakukan apa yang disuruh oleh adnan. dengan sedikit ngedumel.
"sial banget sih, baru lempar pulpen aja udah disuruh bersihin ruangan, apalagi aku lempar batu" gumam mutia lirih tapi masih didengar oleh adnan.
"lakukanlah kalau kamu mau saya patahkan tangan kamu!" ancam adnan saat mendengar gumaman mutia.
dia denger? prasaan aku ngomong dalam hati batinya
"tidak pak" jawab mutia takut
tiba tiba hp adnan berbunyi, adnan kemudian mengambil hpnya didalam saku celananya saat melihat nama si penelpon dia segera mengangkatnya, tanpa keluar dari ruangannya.
"iya sayang, kenapa?" tanya adnan kepada si penelpon
",,,"
"iya nanti mau dibawain apa?"
",,,"
"siap sayang" jawab adnan dengan senyum manisnya saat sesudah menerima telepon dari seseorang.
"manis banget senyumnya!" batin mutia saat melihat adnan tersenyum, tapi tak lama adnan kembali ke wajah juteknya. "manis sih manis tpi galak" lanjutnya
kemudian mutia kembali bersih besih setelah sedikit mengagumi senyum manis adnan.
Bersambung
*
*
*
hi readers
makasih ya yang udah mau mampir
jangan lupa like nya ya, supaya aku semangat nulisnya, hehehe
aku juga butuh saran dari kalian, untuk menambah wawasan menulis ku.
Terimakasih semua
Happy reading all