NovelToon NovelToon
Ketika Kesabaran Berakhir

Ketika Kesabaran Berakhir

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mengubah Takdir
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nurulina

Lestari, yang akrab disapa Tari, menjalani hidup sebagai istri dari Teguh, pria yang pelit luar biasa. Setiap hari, Tari hanya diberi uang 25 ribu rupiah untuk mencukupi kebutuhan makan keluarga mereka yang terdiri dari enam orang. Dengan keterbatasan itu, ia harus memutar otak agar dapur tetap mengepul, meski kerap berujung pada cacian dari keluarga suaminya jika masakannya tak sesuai selera.

Kehidupan Tari yang penuh tekanan semakin rumit saat ia memergoki Teguh mendekati mantan kekasihnya. Merasa dikhianati, Tari memutuskan untuk berhenti peduli. Dalam keputusasaannya, ia menemukan aplikasi penghasil uang yang perlahan memberinya kebebasan finansial.

Ketika Tari bersiap membongkar perselingkuhan Teguh, tuduhan tak terduga datang menghampirinya: ia dituduh menggoda ayah mertuanya sendiri. Di tengah konflik yang kian memuncak, Naya dihadapkan pada pilihan sulit—bertahan demi harga diri atau melangkah pergi untuk menemukan kebahagiaan yang sejati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurulina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10

"Eh, tapi Ndi, aku gak punya duit," ujar Tari jujur, suaranya terdengar pelan namun jelas penuh rasa malu. Saat ini, di kantongnya hanya tersisa uang enam puluh ribu. Lima puluh ribu pemberian Bayu, dan sepuluh ribu lagi dari suaminya yang terkenal perhitungan soal uang.

Nindi hanya menggeleng pelan sambil tersenyum. "Ck, ya sudah deh, aku traktir. Tenang aja, mumpung baru aja gajian," jawabnya ringan sembari menarik tangan sahabatnya. Dengan langkah cepat, ia menggiring Tari menuju kedai bakso favorit mereka.

Ketika sampai di sana, seorang tukang bakso yang sudah familiar dengan Nindi menyapa hangat. "Eh, Neng Nindi, seperti biasa ya?" sapanya ramah. Mamang bakso itu memang hafal betul dengan Nindi yang hampir setiap minggu datang ke tempatnya.

"Iya, Mang. Dua porsi ya, sama es teh manisnya juga dua," balas Nindi sambil tersenyum lebar.

"Siap, silakan ditunggu, Neng-Neng gelis," sahut si Mamang dengan gaya khasnya yang sedikit kemayu. Ia memang terkenal ramah, bahkan sedikit centil, sehingga sering dianggap seperti teman dekat oleh pelanggan setianya, termasuk Nindi.

Tari hanya mengikuti apa yang dilakukan Nindi. Ketika Nindi duduk, Tari juga duduk. Kini mereka berdua sudah berada di pojok ruangan, duduk bersisian. Nindi sengaja memilih tempat di sudut itu karena ada sesuatu yang ingin ia bicarakan dengan Tari.

Misinya adalah menceritakan bagaimana ia berhasil mendapatkan uang.

"Eh, kok kamu kayaknya udah akrab banget sama tempat ini?" tanya Tari dengan nada penasaran.

"Iya lah, Tar. Aku memang langganan di sini. Baksonya itu, lho, enak banget! Yang paling penting, murah. Mana ada coba bakso harga sepuluh ribu tapi rasanya juara kayak gini?" jawab Nindi santai sambil tertawa kecil.

Tari hanya mengangguk, meskipun ia sebenarnya tidak tahu-menahu soal harga jajanan di pasar.

Wajar saja, Tari memang jarang sekali jajan. Uang belanjanya sangat pas-pasan. Jangankan untuk makan bakso, bahkan untuk membeli cilok seharga dua ribu rupiah saja ia harus berpikir dua kali.

"Keren juga kamu, Ndi. Padahal yang duluan nikah itu aku, otomatis aku dong yang jadi pendatang baru di kampung ini. Tapi anehnya, malah kamu yang lebih tahu segala seluk-beluk daerah sini," ujar Tari sambil berkomentar santai.

Nindi langsung tertawa lepas mendengar ucapan sahabatnya itu. "Hahaha!"

"Eh, Tari, kedengerannya hidupmu agak menyedihkan, ya?" celetuk Nindi dengan nada bercanda. Sama sekali tidak bermaksud merendahkan, hanya saja penampilan Tari yang seadanya membuatnya penasaran tentang kehidupan sahabatnya itu.

"Ya, kamu benar banget!" jawab Tari sambil menghela napas panjang. Tak ada rasa tersinggung sedikit pun. Toh, apa yang dikatakan Nindi memang sesuai kenyataan. Siapa pun yang melihat keadaan Tari hari ini pasti akan berpikir hal yang sama.

"Ini, Neng, baksonya. Silakan dinikmati," ujar si Mamang sambil meletakkan mangkuk bakso dan es teh di meja mereka.

"Oh, terima kasih, Mang," balas Nindi dengan sopan, tersenyum ramah.

Setelah itu, Nindi menoleh ke Tari. "Dimakan dulu, Tar. Nanti aku kasih tahu deh gimana caranya biar hidupmu gak terus-terusan begini," ucapnya sambil menyendok bakso. Tari hanya mengangguk sambil mulai makan.

Setelah selesai makan, Nindi menatap Tari dengan serius, bersiap untuk membahas masalahnya.

"Eh, cerita dulu, dong. Kok bisa sih hidupmu jadi tambah berat kayak gini?"

1
Wanita Aries
Suka ceritanya..
Semangat thor
Wanita Aries
Naudzubillah dpt laki pelit amit2 dah
Wanita Aries
Gila aj dkasih cm 25rb. Uang saku ankq yg SMP itu
Diah Ratna
ceritanya bagus,thor .
Sulfia Nuriawati
udah d perbudak msh mw bertahan helloooo cinta blh goblok jgn y sayang, bersikap lah tunjuk kan bahwa km pny harga yg lbh dr pelakor jg suami g pny otak itu,mn pelit lg dih ogah bnget😡😡😡
Sulfia Nuriawati
Luar biasa
Nurulina: makasi yaaa🥰
total 1 replies
Aerilyn Bambulu
Aku nunggu update terbaru setiap harinya, semangat terus author!
Nurulina: Waaah makasih yaaaw😍
total 1 replies
Phoenix Ikki
Aku tumpahkan air mata gara-gara endingnya😢
Kazuo
Bikin nagih bacanya 😍
Nurulina: waaah, makasih yaaa🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!