Grizella yang sangat menantikan ulang tahun ke 6 nya di hari itu, malah menjadi hari dimana adik yang sangat ia sayangi meninggal dunia, menjadikan papa dan mama Grizella tidak lagi menyayanginya, bahkan mereka membenci Grizella, hanya karna satu kesalah pahaman yang tidak ia perbuat.
Sampai dimana Grizella yang sedang di hukum oleh keluarganya dengan di tinggalkan di gubuk kecil yang ada di tengah hutan.
Disana, Grizella bertemu dengan Clarissa, yang akan mengubah semua kepribadian buruk Grizella saat ini.
Tetapi, Clarissa yang sudah membangun kepribadian Grizella menjadi lebih kuat dan sudah banyak berjasa padanya, malah pergi meninggalkan Grizella untuk selamanya.
Clarissa meninggalkan banyak kenangan, jasa, dan organisasi mafia yang sudah ia bangun.
Karna Clarissa sang pemimpin sudah tidak lagi memimpin organisasi itu, Grizella lah yang menjadi orang kepercayaan Clarissa untuk menggantikannya, menjadi the next Queen.
ikuti kelanjutan ceritanya yukk (つ≧▽≦)つ
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deby Dindarika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18 Wahana
Mereka sudah sampai di salah satu taman hiburan terbesar yang ada di kota itu.
Grizella memarkirkan motor listriknya, juga Jaygar dan yang lainnya.
Mereka berjalan menuju tempat tiket dijual, "tujuh tiket VIP," ucap Jaygar datar, membeli tiket VIP untuk mereka, agar lebih mudah dan cepat meniki wahana yang diinginkan.
Setelah menerima tiket itu, Jaygar membagikan gelang tiket itu, kecuali kepada Grizella, Jaygar memasangkan gelang tiket itu langsung ke tangan Grizella.
Mereka berjalan memasuki area wahana-wahana ekstrem disana.
"Wihh, mau yang ekstrem dulu nih?"
"Ayoo lah, siapa takut."
"Kora-kora dulu gak sih?" tanya Fairel, mengusulkan agar mereka menaiki kora-kora terlebih dahulu.
"Woy Nathaniel, kok lu diem aja sih?" tegur Ganendra yang melihat Nathaniel hanya diam saja sedari saat memasuki area itu.
"Takut kan lu," timpal Fairel memprovokasi Nathaniel.
"E-enggak kok, ayo aja gua mah," ucap Nathaniel menyangkal ucapan Fairel yang menganggap bahwa dirinya takut.
Ganendra melakukan berbagai gaya pemanasan, untuk meyakinkan bahwa dirinya memang benar-benar tidak takut.
"Cuman wahana itu doang? Cih, bisa gua mah," ucap Nathaniel dengan tengilnya.
'Anjing Cok tinggi banget' umpat Nathaniel dalam hati yang sebenarnya sedikit takut, melihat Kora-kora yang begitu tinggi saat diayunkan.
"Chloe, Kora-kora yuk," ajak Fairel antusias mengajak Grizella untuk menaiki salah satu wahana disana.
"Yuk."
Mereka berjalan menuju wahana yang ingin mereka naiki, setelah orang-orang tadi yang menaiki wahana itu turun, giliran Grizella dan yang lainnya untuk menaiki wahana itu.
Sebenarnya masih banyak yang mengantri, dikarenakan Grizella dan yang lainnya membeli tiket VIP, mereka jadi bisa langsung naik wahana itu tanpa harus mengantri.
Wahana yang biasa disebut Kora-kora itu pun perlahan mulai mengayun, semakin lama semakin tinggi semkain cepat, membuat jantung siapapun yang menaiki itu seperti akan dicabut.
"AAAKK ... SIALAN!!" suara teriakan Nathaniel yang paling terdengar, bisa dilihat bahwa itu bukan teriakan senang, melainkan tertekan.
"YUHUU ... SERU BANGET WOYY!!"
"KURANG CEPET MAS!"
"SI NATHANIEL CEMEN BANGET ANJIR."
Teriakan dari Ganendra, Fairel dan Jack, antusias menaiki salah satu wahana ekstrem itu.
Berbeda dengan Nathaniel, ia sudah pasrah, memejamkan matanya, tidak lagi berteriak, hanya berharap agar wahana yang mereka naiki itu cepat selesai.
"AAAAA ... JAYGAR STEVEN TERIAK DONGG!" teriak Grizella yang juga terlihat antusias yang duduk ditengah antara Jaygar dan Steven, menggenggam salah satu tangan mereka, mengangkatnya ke atas.
Sedangkan Jaygar dan Steven sendiri hanya diam, terlihat biasa saja, juga pasrah dengan tangan mereka yang di angkat oleh Grizella.
"ARE YOU HAPPY CHLOE?" tanya Jack berteriak.
"AKU HAPPY, AAAA ..." teriak Grizella yang menjawab pertanyaan Jack.
Setelah tadi siang Grizella di bully oleh Clara dan anteknya, kini ia bisa berteriak sepuasnya di wahana itu.
"Kapan terakhir kali aku melihat dia tertawa sepuas itu?" gumam pelan Ken yang juga berada di taman hiburan itu.
Ken mengikuti motor Jaygar dan yang lainnya, sampai di taman hiburan ini, ia kembali melihat tawa lepas Grizella, sudah terlalu lama Ken tidak melihat tawa itu, sampai dirinya lupa bagaimana tawa Grizella dahulu yang pasti akan tertawa lepas jika dengannya.
Grizella 5 tahun yang selalu tertawa jika bermain dengannya, sudah 7 tahun saat terakhir kali ia melihat tawa itu.
Kali ini Ken kembali melihat tawa itu, tapi bukan bersama dirinya, Grizella tertawa bersama orang yang bahkan Ken sendiri tidak tahu ada hubungan apa Grizella dengan mereka.
"Hai Ken," sapa seseorang yang sepertinya mengenali Ken.
"Clara? Lo ngapain disini?"
Clara, yang juga sedang berada di taman hiburan itu menyapa Ken, meski Ken memakai topi dan kupluk, Clara tetap mengenalinya.
"Gue lagi main disini," jawab Clara yang memang juga baru datang karna ingin bermain di wahana-wahana itu.
Wahana Kora-kora yang Grizella naiki sudah berhenti, Grizella dan yang lainnya sedang menuruni tangga.
Ken yang melihat mereka sudah turun pun segera menyeret Clara menjauh dari sana, bersembunyi supaya tidak ketahuan.
"Eh, kenapa Ken?" tanya Clara yang bingung karna tiba-tiba Ken menyeretnya, bersembunyi di belakang tembok yang ada disana.
"Shutt, gue lagi ngikutin Grizella."
"Si cupu? Kok kamu ngikutin dia?" ucap Clara kembali bertanya.
"Bukan urusan Lo." Ken keluar dari persembunyian, saat melihat Grizella dan yang lainnya sudah jauh dari area itu, Ken tidak ingin kehilangan jejak mereka.
"Ken tungguin."
"Aku ikut kamu ya," ucap Clara berlari menyusul Ken, ia ingin jalan-jalan bersama Ken, meski Ken sebenarnya hanya menguntit Grizella.
"Ngapain?" tanya Ken datar tanpa melihat kearah Clara.
"Yaa aku ikut kamu aja."
"Ck, asal Lo gak ngerepotin gua," ucap Ken yang tidak masalah jika Clara ikut dengannya.
Kali ini, Grizella mengajak Jaygar dan yang lainnya untuk membeli minum, setelah berteriak di kora-kora tadi, tentu mereka akan merasa haus.
"Cemen banget anjrr si Nathaniel, gitu doang lemes," celetuk Ganendra meledek Nathaniel yang menundukkan kepalanya di meja yang ada di kantin taman hiburan itu.
"Katanya berani."
"Ye tau tuh."
"Berisik ya lu pada," ucap Nathaniel yang kesal dengan mereka yang sudah ia anggap saudara itu.
"Udah jangan di ledekin lagi," lerai Grizella, mengelus lembut rambut Nathaniel yang masih menundukkan kepalanya.
"Tau tuh, marahin aja mereka," adu Nathaniel kepada Grizella, dengan nada manjanya.
"Kita naik wahana yang santai, nanti lanjut lagi yang ekstrim," ucap Jack menyarankan menaiki wahana yang santai, melihat Nathaniel yang juga sudah lemas padahal hanya baru menaiki kora-kora.
"Iya kayak gitu aja, Niel kuat?" Grizella menyetujui saran dari Jack, juga bertanya kepada Nathaniel apakah dirinya kuat untuk menaiki wahana lainnya.
"Atau mau pulang aja yuk?"
"Enggak, aku masih kuat kok," ucap Nathaniel yang tiba-tiba berdiri lalu menggenggam tangan Grizella, mengajaknya keluar dari area kantin taman hiburan itu.
"Dasar anak itu," gumam Steven pelan, terkekeh akan tingkah laku si bungsu.
Usia Nathaniel memang yang paling muda dari mereka, memang si bungsu.