"saat aku bertemu denganmu aku mengerti. cinta itu memang sangat indah dan kesepian itu terasa sangat menyiksa dan kedua hal itu disebabkan oleh orang yang sama, ya kau."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ansu Arisanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesalahpahaman
"Aduh saya ga terima Pak, gen Z yang terbaik pak.
Ethan berpura-pura batuk demi untuk mengambil alim tempat, benar saja saat dirinya berhenti, fokus orang orang kini terhadap dirinya. Ethan melihat sikap Pak Thomas seperti meminta maaf namun tak sampai mengeluarkan kata-kata . Ethan hanya meresponnya dengan tangan dengan lambaian seolah mengatakan "tak apa-apa."
"Pak Thomas, dia sudah datang, hanya salah memasuki ruangan." ucap Ethan
"Tapi sepertinya dia tidak datang, emang dasar anak gen Z sekarang." pak Thomas geleng geleng kepala.
"Yang lainnya tolong jangan sampai di contoh hal seperti ini. Paham?" ucap Pak Thomas kemabli
"Seperti nya anda salah paham Pak Thomas." celana Ethan
"Mohon maaf Pak Ethan, gen Z memang susah di prediksi. Seenaknya saja." keluh pak Thomas selalu menyalahkan gen Z
Melihat perdebatan di depannya Raffi memutuskan mengangkat tangan untuk mengatakan sesuatu, hal yang Raffi lakukan ternyata langsung di lihat oleh Ethan. Sementara teman wanita di sebelah nya masih berbisik, mereka kini telah membicarakan anggota baru yang di maksud kan Thomas dan Ethan.
Raffi dan Ethan saling pandang sesaat seakan tatapan mata Raffi meminta izin kepada Ethan, Ethan yang mengerti hanya bisa mengangguk sebagai jawaban
"Sebenarnya begini Pak, Apakah anggota baru yang anda maksud bernama Faira? Jika benar demikian, tidak seperti yang Anda duga Pak. Saya sendiri yang mengantarkan dia ke ruangan bapak di lantai 5." jelas Raffi
"Lantai 5?" tanya Pak Thomas menyakinkan
"Apakah Anda tidak membaca group obrolan RAFFI ALVIAN?"
"Baca Pak, tapi mungkin saya lupa." balas Raffi
Sebenarnya Raffi tidak berbohong pasal nya memang dia akan membaca setelah meeting ini berakhir. Jadi bukan satu kebohongan jika Raffi mengatakan sudah membaca obrolan dalam group tersebut. Hanya memang untuk saat ini dia belum membaca nya.
Kesekian kalinya Ethan mengeluarkan berdehem untuk mencairkan suasana. Thomas yang melihat hal itu segera mengalihkan fokus, dia segera menyuruh Faira untuk memperkenalkan diri secara formal di hadapan orang-orang yang akan menjadi teman kantor nya.
"Semuanya, perkenalkan saya Faira, kalian bisa panggil saya Fay. Senang bertemu dengan kalian semua, mohon bimbingannya. Terimakasih." Arsa mengatakan dengan nada yang sangat cepat
"Hah??" respon teman Raffi pasalnya perkataan Faira memang sangat cepat tidak begitu jelas di dengar.
"Hah hah, apa kuping kalian bermasalah ?" cerocos Pak Thomas
"Mbak, bisa tolong perkenalkan diri kembali." minta Thomas, karena sebenarnya dirinya juga tidak mendengar apa yang wanita muda itu ucapkan.
"Saya Faira, panggil saja Fay." ucap Arsa kini dengan nada sedikit lambat.
Jangan salahkan Arsa jika dia bersikap seperti itu, karena pada dasarnya dia jika saja boleh memilih dia pasti akan men skip perkenalkan diri seperti ini, dia bingung harus mengatakan apa, tanpa orang ketahui saat perdebatan terjadi antara atasan nya dan Raffi, Arsa memilih melatih perkataan perkataan yang akan dia sampaikan agar terlihat sedikit percaya diri, namun kenyataannya ya seperti itu perkataan yang keluar dari mulutnya sedikit berbeda. sampai dia harus mengulang nya dua kali.
"Raffi, apa tim kreatif kekurangan orang? tanya Thomas
"Tidak Pak," ucap Raffi
"Iya Pak, banyak pekerjaan yang tidak sesuai." ucap teman Raffi
"Jadi yang benar yang mana ?" ucap Thomas
Seandainya temannya berada dekat dengan dirinya, Raffi mungkin sudah menggetak kepala temannya, memites lengan berotot milik temannya. namun hal itu tidak terjadi pasalnya jarak temannya berdiri jauh dengan Raffi. Jika Raffi boleh jujur, dia sedikit kesel dengan temannya yang bicara asal mengenai pekerjaan nya. Karena Raffi merasa tidak ada masalah seperti yang di bicarakan temanya.
"Raffi untuk yang ini saya lebih percaya perkataan Archen." ucap Thomas
"Tapi kalau soal pekerjaan saya sepenuhnya percaya sama kamu, jadi mulai sekarang dia kan menjadi partner kamu. Tolong ajarin jika dia tidak bisa, Jangan pernah marah-marah semuanya juga butuh adaptasi dan proses. Mengerti Raffi?" jelas Thomas kepada Raffi
"Siap Pak." ucap Raffi
Jika Raffi bisa menarik kembali tuduhan dan perkataan jelek soal Archen beberapa detik yang lalu mungkin dia akan menghapus semua dugaan jelek kepada Archen. Karena bagaimana pun ucapan sembarangan yang Archen katakan ternyata tidak begitu buruk. Jika saja Archen tidak mengatakan hal itu mungkin dirinya tidak akan mendapatkan partner kerja.
Raffi bisa saja menghandle semua pekerjaan nya sendiri karena dia memang lebih suka hal itu, namun apa salahnya jika dia mendapatkan partner kerja bukannya akan meringankan bebannya sedikit berkurang dan mungkin akan banyak ide bagus yang akan muncul. Saat kedua orang bekerjasama dengan baik. Pekerjaan pun akan cepat selesai.
Arsa dan Raffi tidak sengaja saling pandang beberapa saat, memang tidak berlangsung lama keduanya segera mengalihkan pandangan ke sembarang Arsa yang lebih memilih memandang ke arah kanan tepat melihat jam tangan yang Ethan gunakan sedangkan Raffi dia melirik ke kiri entah apa yang dia liat.
Di balik sikap Arsa yang tenang seolah jauh dari pikiran yang membuat nya pusing, pasalnya gadis yang memiliki tinggi ±150cm yang tergolong pendek dia sedang menyembunyikan perasaan dah dig dug dalam hatinya, Arsa merasa jantungnya berdetak lebih cepat, jika saja anggota dalam dirinya bisa berbicara mungkin akan mengatakan bahwa Arsa sedang gugup jauh sebelum dirinya memperkenalkan diri. Tanpa orang tau dirinya selalu menetralkan perasaan nya untuk menetralkan kepanikan nya.
Saat orang-orang sedang fokus mendengarkan perkataan dari pria yang bernama Ethan di depannya . Arsa memfokuskan perhatiannya pada paras tampan yang Ethan miliki, dia bahkan menebak bahwa parfume yang dia hirup nya sedari tadi berasal dari dirinya, namun wangi parfum ini mengingatkan dia pada seseorang, hanya saja wangi parfum yang dia cium saat ini lebih terasa seakan menempel di hidungnya. Arsa kembali memperhatikan paras Ethan dia memastikan apakah dia sama seperti seseorang yang ada dalam pikirannya, seseorang yang di duganya , tapi melihat wajah Ethan dia menjadi berpikir kembali tak mungkin jika mereka orang yang sama seperti kejadian yang sering ia baca di novel novel , Ethan terlihat lebih dewasa dan berwibawa bahkan karisma yang terpancar dari dirinya seakan menjawab bahwa dirinya bukan orang yang Arsa pikiran itu. Bukan laki laki itu.
Bicara soal Ethan hampir saja dia salah paham,dia mengira Ethan yang ada di hadapannya adalah Pak Thomas seperti yang di katakan petugas keamanan dibawah tadi. Untungnya hal tidak berlangsung lama karena dia baru sadar setelah berkumpul dan mendengar seseorang berdebat satu sama lain. Jika bukan karena perkumpulan ini mungkin Arsa akan terus memanggil laki laki yang bernama Ethan itu dengan nama Pak Thomas.