NovelToon NovelToon
Sayangi Aku

Sayangi Aku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Keluarga / Putri asli/palsu / Chicklit
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: SunFlower

Sayangi aku.. Dua kata yang tidak bisa Aurora ucapkan selama ini.. Ia hanya memilih diam saat mendapatkan perlakuan tidak adil dari orang- orang di sekitarnya bahkan keluarganya. Jika dulu dia selalu berfikir bahwa kedua orang tuanya itu sangat menyayangi dirinya karena mereka yang tidak pernah memarahi bahkan menuntut dirinya untuk melakukan apapun dan sangat berbanding terbalik dengan perlakuan ke dua orang tuanya pada kakak dan adiknya.. Tapi semakin dewasa Aurora menyadari bahwa selama ini ia salah.. Justru keluarganya itu sedang mengabaikan dirinya.. Keluarganya tidak peduli dengan apapun yang ia lakukan ...


INGAT !!! Ini hanya cerita fiksi dimana yang mungkin menjadi tidak mungkin dan yang tidak mungkin menjadi mungkin..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SunFlower, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#10

Happy Reading...

.

.

.

"Maa.. Boleh tidak mama memelukku?" Tanya Rora penuh harap. "Sebentar saja." Pintanya saat Laura tidak segera memberikan jawaban.

"Ma.." Panggil Ezra saat melihat Laura yang masih terdiam.

Laura mendengus kesal lalu berjalan mendekat ke arah Rora dan memeluknya. Tanpa menunggu, Rora langsung membalas pelukkan erat sang mama. Pelukkan yang sangat erat yang membuat Laura merasakan sedikit rasa sakit di hatinya.

"Terima kasih.." Ucap Rora lirih. "Terima kasih karena mama sudah mau menuruti permintaanku.. Terima kasih karena mama sudah mau memelukku." Ucap Rora semakin mengeratkan pelukkannya. "Rora janji Rora tidak akan membiarkan keluarga mama menderita.. Rora tidak akan membiarkan papa dan kakak sampai di penjara.. Rora akan melakukan apapun.. Apapun demi kebahagiaan keluarga mama."

.

.

.

Sepanjang perjalanan pulang menuju rumah Elina, Dika memilih diam. Ia merasa sedikit terkejut saat melihat perlakuan keluarga Rora kepada Rora. Banyak pertanyaan yang sekarang berputar dikepalanya. Apa keluarga Rora memang memperlakukannya seperti ini dari dulu? Ataukah baru sekarang saat keluarganya mengalami permasalahan? Tapi jika perlakuan itu Rora dapatkan sedari dulu, kenapa ia masih tetap bisa menjadi anak yang ceria? Sedangkan jika perlakuan itu baru- baru ini ia dapatkan, bagaimana dengan perasaannya sekarang?

Sebenarnya apa yang terjadi dengan keluarga Rora? Dika tadi mendengar bahwa selama ini Rora di jadikan sebagai jaminan. Tapi kenapa harus Rora.

"Lebih baik nanti aku menanyakannya kepada tante Elina." Ucap Dika dalam hati.

"Boleh tidak kita jangan pulang dulu?" Tanya Rora di sela- sela air matanya yang masih mengalir.

Dika menganggukkan kepalanya sambil mengulas senyum. "Tentu saja.. Kamu ingin kemana?" Tanya Dika.

"Terserah kamu dan terima kasih." Ucap Rora tulus yang langsung di balas senyuman oleh Dika meskipun Rora tidak akan bisa melihatnya dengan jelas.

Dika menepikan mobilnya untuk membalas pesan dari Elina sambil meminta izin untuk membawa Rora jalan- jalan sebentar. Setelah selesai Dika pun segera melajukan kembali mobilnya. Hampir 30 menit perjalanan akhirnya mereka pun sampai. Dika membawa Rora pergi ke taman yang dulu menjadi tempat favorit mereka.

Dika yang baru menyadari bahwa Rora hanya mengenakan kaos lengan panjang yang berbahan sedikit tipispun segera melepas jaket miliknya lalu memberikannya kepada Rora. "Pakai ini." Ucap Dika.

"Tidak usah.. Aku tidak apa- apa.. lebih baik kamu gunakan saja sendiri." Tolak Rora. "Lagi pula malam ini tidak terlalu dingin."

"Tetap saja. Udara malam tidak baik untuk kesehatan. Dan aku tidak ingin melihat kamu sakit." Ucap Dika sambil memaksa Rora untuk memakai jaketnya. Dika menaikkan topi jaketnya untuk menutupi kepala Rora lalu menarik resletingnya sampai menutupi dagunya.

"Ayo."

"Ini dimana?" Tanya Rora saat Dika menuntunnya.

"Sekarang kita ada di taman..."

"Eum?" Rora mengerutkan keningnya.

"Seperti apa yang kamu pikirankan." Ucap Dika.

"Apa taman ini masih sama?" Tanya Rora penasaran.

"Tidak. Ada sedikit perubahan. Sekarang di sana sudah ada air mancurnya dan beberapa tempat duduk di sekelilingnya." Jawab Dika.

"Apa itu masih jauh dari posisi kita sekarang?"

"Tidak. Kenapa? Apa kamu ingin kita kesana? Atau kamu ingin tetap disini?" Tanya Dika. Pasalnya jika Rora merasa sedih ia selalu meminta Dika untuk mengantarnya pergi ke taman ini lalu mendudukkan dirinya di dekat danau sampai berjam- jam.

Rora menggelengkan kepalanya ragu. Ia ingin tapi bukankah itu percuma.

"Kalau kamu ingin kesana ayo.. Aku akan mengantar kamu." Tawar Dika.

"Disini saja.."

Rora memejamkan kedua matanya dan Dika tidak ingin mengganggunya. Ia hanya membiarkan Rora untuk mencari ketenangannya sendiri. Benar- benar tidak ada percakapan di antara mereka. Setelah hampir tiga puluh menit mereka terdiam, Dika memutuskan untuk memulai pembicaraan.

"Rora.." Panggilnya lirih.

"Heumm." Saut Rora sambil membuka kedua matanya lalu memilih untuk mendongakkan kepalanya. Jika saja bisa menghentikan waktu sungguh Rora ingin tetap seperti ini. Berharap bisa menghabiskan waktu dengan cinta pertamanya. Meskipun hanya sebentar.

Rora menggelengkan kepalanya. Tidak boleh seperti itu.. Memang siapa dirinya yang mengharapakan sosok seperti Dika untuk berada di sisihnya. Jika pun bisa Rora harus ingat bahwa masih ada Lyra, sosok gadis sempurna yang lebih layak untuk berada di sisi Dika, bukan dirinya.

"Rora."

"Dika."

Panggil mereka berdua bersamaan.

"Kamu ingin berbicara apa?" Tanya Rora.

"Kamu dulu, baru setelah itu aku." Jawab Dika.

Rora menghela nafasnya lalu menghembuskannya secara perlahan. "Dik.. Setelah ini aku ingin kamu tidak usah menemui aku lagi..."

"Kenapa?" Potong Dika.

"Aku tidak ingin salah paham dan terjadi salah paham.."

Dika mengerutkan keningnya. "Maksud kamu?"

"Aku tidak ingin salah paham dengan sikap kamu kepadaku selama beberapa bulan ini. Tapi kamu tenang saja. Aku mengerti.. Sungguh.. Aku sadar kamu melakukan semua ini karena kamu orang yang baik. Kamu melakukan semua ini mungkin karena kamu merasakan kasihan kepadaku.. "Ucap Rora.

Dika sengaja memilih untuk diam karena ingin mendengarkan apa yang Rora rasakan. Tapi kenapa ada rasa sakit di hati Dika saat mendengar perkataan dari Rora. Jadi perhatian yang selama beberapa bulan ini ia tunjukkan Rora anggap sebagai belas kasihan

"Aku meminta kamu untuk tidak menemui aku karena aku tidak ingin membuat Lyra salah paham.. " Lanjut Rora. "Aku tidak ingin membuat persahabatan kita yang sudah membaik akan kembali rusak. Jadi aku mohon berhenti untuk menemuiku.. Berhenti untuk menunjukkan kepedulian kamu kepadaku."

"Sudah." Tanya Dika yang membuat Rora mengerutkan keningnya. "Jika kamu sudah berbicara bukan kah sekarang giliran aku yang berbicara dan kamu yang mendengarkan."

"Jadi aku mohon jangan potong ucapanku." Dika meletakkan kedua tangannya di bahu Rora lalu memiringkan tubuh Rora agar bisa menghadap ke arah dirinya. "Dengarkan aku. Aku tidak mengerti apa yang membuat kamu sampai berfikiran seperti itu kepadaku. Bahkan kamu dengan mudahnya mengatakan bahwa aku melakukan semua ini karena aku merasa kasihan kepadamu. Kamu mengatakan seolah- olah kepedulianku selama ini kepadamu itu palsu.. Asal kamu tahu.. Aku melakukan semua ini karena aku benar- benar peduli kepada kamu.. Karena aku menyayangi kamu.. Aku melakukan semua itu untuk orang yang aku sukai.. Kamu dengar.. Karena aku menyukai kamu Ra." Jelas Dika. "Lalu Lyra.. Aku masih belum mengerti kenapa kamu membawa- bawa nama Lyra.. Apa hubungan perhatianku dengan Lyra?" Tanya Dika.

"Tentu saja ada.. Malam itu aku mendengar kamu menyatakan cinta untuk Lyra." Ucap Rora. "Jadi jangan bohong lagi kepada ku."

"Tunggu.. Malam itu?" Dika mencoba untuk kembali mengingat- ingat. "Kamu salah paham lagi Ra..."

Rora menutup kedua telinganya menggunakan telapak tangannya. Ia menggelengkan kepalanya berulang- ulang. Salah paham.. salah paham.. Sungguh Rora sudah muak..

"Aku ingin pulang.. Antar aku pulang sekarang." Pinta Rora sambil berdiri dari duduknya. Ia sudah tidak mau mendengar semuanya.

.

.

.

Jangan lupa tinggalkan jejak...

1
🦁 R14n@
Typo kah koq ada mark dan haechan
🦁 R14n@
Bijaksana bener nih keluarga dika sdh tak melihat phisik dan status Rora, mereka terlalu menyayangi Rora
🦁 R14n@
Bisa juga km ya rora romantis wkwkkwkk
🦁 R14n@
Jgn berpaling dik, lbh baik bersahabat sm lyra pertahankan dan yakinkan lyra jgn sampai dia membenci rora
🦁 R14n@
Kan kan salah paham kan, Rora Rora km. Pantas utk dicintai
🦁 R14n@
Salah paham nih, jgn sampai ya thor ttp dika sm rora
🦁 R14n@
Akhirnya cinta dika tdk bertepuk sebelah tangan jgn pisahkan mereka thor ttp hubungannya aman Damai, bara buat menyesal dan kesakitan krn ulah pacarnya 🫢😃
🦁 R14n@
Sedih ikut berkaca kaca
🦁 R14n@
Salah lah moso km ga sadar awas km cemburu bila dika dekat sm Rora
🦁 R14n@
Knp yq mata Rora ternyata Rora sempat kuliah dan penglihatan bagus penasaran kelanjutannya
🦁 R14n@
Sedih smoga tante dan keluarganya baik sm Rora dan diperlakukan layak seperti anak tapi aku takut jadi beban gegara buta dan apa maksud dibalik dipilihnya Rora 🤔
🦁 R14n@: Semoga tidak ya
Suanti: jgn pula di jadi kan pengemis kasian kali
total 2 replies
guest1053527528
bikin penasaran Thor siapa ya kira2 semoga yg DTG bukan pencuri hehehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!