Elara tidak tahu apa yang terjadi padanya setelah dirinya sadarkan diri. Tubuhnya yang terasa remuk dengan pakaian yang sudah berceceran di lantai.
"Apa yang terjadi padaku?"
Elara ingin sekali menyangkal apa yang terjadi pada dirinya, tapi keadaannya yang sudah menjelaskan semua apa yang tengah dia alami meskipun tidak tahu siapa yang tega melakukanya. Malam itu dunia Elara hancur saat kesuciannya di rampas oleh orang yang tidak dia tahu sama sekali.
Setelah lama dalama kesulitan bersama buah hatinya, tiba-tiba seseorang yang tidak dia kenal datang dan membuat kehidupannya berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al-Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suara meminta tolong
Noah merasakan tenggorokannya tercekat melihat foto gadis yang dia cari didalam berkas yang daddy-nya lempar.
"Katakan? apa kau yang sudah memerkosanya!" Geram dad Alber dengan tatapan tajam.
Noah belum bisa bergerak, pria itu menatap foto yang diambil secara diam-diam, di mana Elara yang sedang berkerja mencari kerang dan memiliki perut besar.
"Kau keterlaluan Noah, berapa banyak benih yang kau tinggalkan pada wanita-wanita sialan itu!"
Brak
Dad Alber melepar kembali berkas yang ada di mejanya kearah Noah yang hanya diam tidak bicara, Noah seperti pria kesurupan yang hanya diam dengan mata yang melotot setelah melihat foto Elara.
"Ck, dia memang wanita yang aku cari, tapi bukan berarti dia hamil karena ku." Entah kenapa ada rasa nyeri saat mengatakan itu.
Dad Alber memicingkan matanya, saat mendengarkan pangkuan putranya.
"Jangan bilang kau akan cuci tangan jika dia hamil benihmu." Geram dad Alber.
Noah hanya bisa diam sambil memikirkan, dirinya tidak tahu jika kejadian malam itu membuat Elara hamil, walaupun Noah mengingat betapa buasnya saat dirinya memacu tubuh Elara yang begitu nikmat, dan dirinya melakukan itu tidak cukup satu kali, apalagi dirinya juga tidak pakai sarung pelindung balon.
"Di mana dia tinggal?" Tanya Noah tanpa basa-basi, pantas saja anak buahnya kesulitan untuk mencari, keberadaan Elara.
"Di tempat yang aman." Jawab dad Alber santai.
Noah memicingkan matanya, tidak suka mendengar jawaban dad Alber apalagi ikut mencampuri urusannya.
"Tidak perlu menatap ku seperti itu, dia akan aman dari pria penjahat kela*min sepertimu!" Sarkas dad Alber, "Jangan pikir aku tidak tahu apa yang kau rencanakan." Dad Alber balik menatap tajam Noah membuat pria itu berdecak kesal.
"Bukan urusanmu kakek tua, kau tidak ingin kan diusia mu yang tua belum pernah menggendong cucu, apa kau ingin tidak ada penerus lagi di keluarga Jhonson." Noah tersenyum smirk melihat wajah dad Alber yang berubah, tadi saja sok berani menantangnya giliran di ancam sedikit pria itu mulai gelisah.
"Jika aku tidak bisa memiliki anak, maka tidak akan ada garis keturunan Jhonson selanjutnya, dad itu berarti Daddy-" Noah menghentikan ucapanya dengan seringai di bibirnya.
"Kau memang penjahat!" Umpat dad Alber, yang membuat senyum Noah mengembang.
"Mereka sedang bicara apa." Berlin menempelkan telinganya di daun pintu, wanita itu berusaha menguping tapi sama sekali tidak terdengar.
Ceklek
"Ehhh!" Berlin terkejut dan hampir saja terjungkal kedepan kalau tidak gerakan refleknya sangat bagus berpegangan pada daun pintu.
Menatap Noah, Berlin menelan ludah kasar dengan menampilkan senyum kaku. "Sialan!" Batinnya.
"Apa tembok Berlin, berubah menjadi hewan melata!" Ucap Noah sambil berlalu pergi setelah membuat wajah Berlin merah padam.
"Anak sialan!" geram Berlin yang kesal di katai hewan.
*
*
Noah masuk ke dalam lift dan menghubungi Oscar, entah akan beri hukuman atau di beri tugas, yang jelas Noah terlihat tegang.
Setelah menunggu Oscar Noah masuk kedalam mobil yang di kendarai Oscar.
"Sepertinya ada penghianat yang diam-diam mulai menjadi pembangkang." Ucap Noah yang duduk di kursi belakang dengan tatapan tajamnya menatap Oscar yang sedang mengemudi di depan.
"Apa saya harus memberi pelajaran tuan, katakan saja apa yang harus saya lakukan," Jawab Oscar dengan penuh keyakinan.
Noah tersenyum miring, "Ya, aku harus memberinya pelajaran. Bagaimana kalau aku kirim ke Antartika," Ucap Noah yang masih dengan seringainya.
Oscar menatap majikannya dari kaca spion depan, melihat seringai Noah tubuh Oscar mulai merinding.
"Sepertinya itu terlalu berlebihan tuan." Oscar mencoba bernegosiasi. Lebih baik di musnahkan, dari pada harus di kirim ke tempat yang banyak penghuni anjing laut dan juga hiu. Hiss Oscar bergeridik ngeri.
"Kalau begitu, kau saja yang menggantikan,"
Cittt
Reflek kaki Noah menginjak pedal rem membuat Noah mengumpat.
Bugh
"Kau akan ku kirim-"
"Ada kucing tuan, ada kucing menyebrang." Oscar sudah berwajah pucat, sepertinya ada yang salah dengan ucapan bosnya tadi.
Noah mendengus kesal, pria itu menatap tajam Oscar, membuat Oscar langsung menunduk, dan kembali menjalankan mobilnya.
"Coba kamu tebak di mana Elara yang saya cari."
Glek
Oscar menelan ludah kasar, sepertinya bosnya sudah tahu apa yang sudah dia lakukan.
"Maafkan saya tuan, saya tidak berani melawan tuan Alber." Cicit Oscar dengan keringat dingin di tubuhnya.
Noah mendesis sebal, "Kau bekerja untuk siapa? apa dia lebih penting dari pada aku!"
Oscar tidak berani menjawab, dirinya takut pada kedua pria yang memiliki aura dominan masing-masing, sedangkan Oscar maju kena mundur pun kena, tidak ada pilihan hidup baginya.
*
*
Noah turun dari dalam mobil, pria itu mengedarkan pandangannya kesekeliling, tampak sepi hanya terdengar deburan ombak.
Hari memang sudah malam, tapi entah kenapa Noah tidak sabaran untuk mendatangai tempat yang sebenarnya tidak terlalu jauh meksipun memakan waktu perjalanan yang cukup lama.
"Kau yakin ini tempatnya?" Tanya Noah pada Oscar dibelakangnya.
"Iya tuan, saat anak buah menemukannya, mereka langsung di cegah tuan besar, Jadi-"
Oscar tidak melanjutkan ucapnya saat Noah sudah berlalu pergi, pria itu hanya bisa pasrah mendapat hukuman setelah ini.
Tolong!!!
Tolong!!
Samar-samar Noah mendengar orang berteriak meminta tolong, karena angin laut suara itu kabur-kaburan terbawa angin.
"Tuan, sepertinya ada yang meminta tolong," Ucap Oscar yang juga mendengarnya.
Noah mempercepat laju kakinya saat kembali mendengar suara meminta tolong, keduanya berlari lebih cepat saat suara itu semakin dekat.
*
*
Tolong ahh🤧 Tolong tinggalkan JEJAK 😂