Arabella wanita cantik berumur (23) tahun, tegas juga berpendidikan, menjadi target pelampiasan duda tampan hanya untuk sekedar memuaskan nafsunya..
Kaivan Mahavir Dyndra, (28). Lelaki kekar juga tampan mempesona sangat berpengaruh di perusahaan besar, merubah gaya hidupnya setelah menceraikan sang istri, ia menjadi CEO dingin suka bermain wanita, hingga sampailah bertemu dengan Arabella, wanita yang ditargetkan berikutnya...
Kisah selanjutnya! >>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 32
Mendapati Arabella yang duduk di pangkuan, Kaivan mengangkat kedua alisnya. "Mendadak?.."
Arabella tersenyum menyeringai, ia mengalungkan tangannya pada leher Kaivan, satu tangan yang satu lagi mengelus wajah tampan itu. "Mau percaya atau tidak, tapi saat ini kau benar-benar sexy, tuan Kaivan..."
Kaivan terdiam tak langsung menjawab, ini bukan Arabella yang dikenalnya, sangat berani dan agresif, ya walaupun Kaivan menginginkan sikap Arabella yang seperti itu, tapi untuk sekarang itu rasanya aneh. "Jangan berani menggodaku, atau kau tahu sendiri akibatnya..."
Arabella menggeleng. "No, aku menyukai posisi seperti ini..." Ia menempelkan tubuhnya, sambil memeluk erat tubuh kekar Kaivan dari atas pangkuan.
Seolah tak percaya, Kaivan menyunggingkan senyum tipis. "Ini pas.....
"Kaivan!..." Panggil seseorang yang masuk ruang CEO utama.
Mendengar suara yang familiar, Kaivan menoleh. Sementara Arabella memeluk erat Kaivan penuh kemesraan.
"Bukannya itu?...."
Elsa masuk ke ruang gym, ia terdiam mematung mendapati pemandangan di dalam. "Kaivan..."
Arabella memberi cubitan lembut pada dada bidang Kaivan, ia memberi kode. "Kau butuh bantuanku bukan?.." Bisik Bella.
Akhirnya Kaivan mengerti, kenapa tiba-tiba Bella bersikap seperti itu. "Ada apa kau mendatangiku?.."
"Aku ingin bicara sesuatu denganmu, tapi hanya berdua!.." Tegas Elsa, ia menatap sinis ke arah Arabella.
"Honey, bukankah itu mantan istrimu yang selingkuh?..." Tanya Arabella dengan wajah polos.
"Mungkin..." Jawab Kaivan, rasanya ia ingin menggigit Arabella, bisa-bisanya ia akting dengan gemulai.
Mendengar itu Elsa melotot. "Hey kau berani sekali! jangan senang dulu, Kaivan tidak benar-benar mencintaimu dia hanya menjadikanmu tubuh sekali pakai saja, tidak lebih!..."
"O yah?..." Balas Bella seolah tak peduli.
"Cih!..." Sinis Elsa. "Singkirkan wanita kecentilan ini! jijik sekali, aku ingin bicara empat mata denganmu Kaivan..."
"Centil? mata lo burek! kalau bukan karena perihal bantuan, habis gue sentil tuh mulut!.." Batin Bella gatal, namun ia hanya tersenyum lebar memainkan jarinya pada dada bidang Kaivan.
"Aku tidak ada waktu untuk hal yang tak penting, apalagi tak menguntungkan ku sama sekali.." Datar Kaivan.
Elsa mengepalkan tangan menahan amarah, sosok lelaki penyayang yang ia kenal kini berubah menjadi dingin tak berperasaan. "Aku tahu kau sibuk! tapi luangkan waktu sedikit untukku, aku ibu dari putrimu.. Jika dibandingkan dengan wanita itu.." Tunjuk Elsa pada Arabella. "Tidak ada apa-apanya Kaivan!..."
"Aku wanitanya, ya kan honey??..." Sengaja Bella, menggelayutkan tangan.
Kaivan tersenyum menyeringai. "Hmmm..."
"Jika kau datang untuk membahas Shena, dia aman dan berkecukupan denganku, tak perlu lagi membahas ini itu!.." Dingin Kaivan penuh penekanan.
Amarah Elsa semakin membara, ditambah hatinya bergemuruh panas melihat kemesraan itu, tanpa bicara lagi ia menghentakkan kakinya, pergi dari ruang CEO utama.
Arabella menghela nafas lega, raut wajahnya kembali berubah ia langsung berdiri dari pangkuan Kaivan.. "Bagaimana aktingku?..."
Lelaki itu tak habis pikir, ia terkekeh sekilas. Kaivan berdiri dari duduknya mendekati Arabella. "Aku baru tahu kau bisa se-liar itu..."
"Untuk menyakinkan Elsa bukan?... Aku harus melakukannya dengan sungguh-sungguh, ya walaupun tema-nya vulgar..." Jawab Bella sedikit kikuk.
"Itu memang bagus, tapi kau membangunkan sesuatu yang seharusnya tidak bangun!..."
Arabella terdiam ia mengerti maksud yang diucapkan Kaivan. "Itu resikonya, aku tak bertanggung jawab! bantu aku juga saat membutuhkan bantuanmu...."
"Maka bantulah diriku untuk menidurkannya kembali...."
Ucapan Kaivan membuat langkah Bella yang ingin pergi terhenti, ia menoleh ke arah Kaivan. "Kita tidak saling membantu dalam hal itu..."
Kaivan menyunggingkan senyum tipis. "Ucapanmu benar, tapi hanya kau sendiri yang bisa melakukannya!..."
Arabella meremas kuat ujung baju. "Aku tidak mencintaimu..."
"O yah? namun bahasa tubuhmu yang seolah bicara kepadaku..." Timpal Kaivan yang berhasil membuat Arabella terdiam.