Lanjutan kisah dari Cinta Beda Usia, Kisah baru dari Keisha Alvina Putri Pramuja, anak ketiga dari Evano dan Violetta.
Keisha mendapatkan pengkhianatan dari suaminya, Miko setelah mereka menikah selama dua tahun. Alasannya, karena Keisha belum juga memberinya seorang keturunan. Tidak ingin dimadu, Keisha memutuskan untuk menggugat cerai suaminya.
Setelah beberapa bulan berpisah dari Miko, Keisha bertemu kembali dengan sosok laki-laki bernama Arya Wiguna Atmaja. Dia adalah laki-laki yang menyukai Keisha sejak ia masih kecil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
"Kenapa berhenti?" Keisha merasakan pergerakan dari mobil yang ia naiki berhenti, membuat semua lamunannya menjadi buyar.
"Karena kita sudah sampai, Keisha." Arya menarik rem tangan yang ada di samping kirinya.
Keisha memandang sekitanya, ia melihat tempat yang cukup luas dengan banyak mobil yang tertata rapi di sekelilingnya. Karena melamun Keisha sampai tidak menyadari jika mereka sudah sampai ke tempat acara makan malam itu.
"Ayo kita turun!" Arya melepas sabuk pengaman yang melilit tubuhnya.
Dirinya tidak tahu Keisha juga melakukan hal yang sama. Jarak yang begitu dekat membuat kening mereka beradu.
"Awww!" Keisha dan Arya memekik bersamaan.
"Maaf, kamu tidak apa-apa?" tanya Arya.
"Tidak, aku tidak apa-apa," jawab Keisha seraya mengusap-usap keningnya.
Arya membantu melepas sabuk pengaman yang terpasang di tubuh Keisha, lalu setelah itu Arya melepas sabuk pengaman di tubuhnya sendiri.
"Kamu sungguh tidak apa-apa?" Arya merasa khawatir saat melihat Keisha meringis, seperti sedang menahan sakit.
"Iya." Keisha menganggukkan kepalanya dengan matanya yang terpejam.
Akan tetapi Arya tidak percaya dengan jawaban Keisha.
Arya meraih kedua sisi wajah Keisha lalu meniup keningnya, berharap bisa meredakan rasa sakit yang sedang Keisha rasakan.
Perlakuan Arya yang tidak terduga sebelumnya membuat Keisha terkejut, sekaligus membuat jantungnya berdegup begitu kencang karena gugup.
Beberapa saat kemudian Arya sedikit menjauhkan wajahnya, menatap wajah Keisha secara langsung. Apa yang dilakukan oleh Arya membuat pandangan kedua bertemu pada satu titik yang sama.
"Sudah tidak terasa sakit, 'kan?" tanya Arya.
Keisha hanya merespon pertanyaan Arya dengan anggukan kepala. Rasa gugupnya membuat lidah Keisha terasa kaku.
Selang beberapa detik Arya masih belum menjauhkan tangannya dari wajah Keisha. Mungkin tepatnya belum ingin berpaling dari wajah Keisha. Pandangan keduanya masih bertemu pada satu titik yang sama, membuat jantung keduanya berdegup kencang lebih dari biasanya.
Merasa tidak nyaman, Keisha menjauhkan tangan Arya dari wajahnya lalu menarik dirinya. Keisha menoleh ke arah lain untuk menyembunyikan kegugupannya. Sama halnya dengan Arya.
"Sebaiknya kita turun. Pasti kita sudah terlambat," ucap Keisha.
"Ya, kamu benar," ucap Arya.
Setelah itu keduanya keluar dari mobil melalui pintu yang berbeda.
"Kita ke mana?" tanya Keisha ketika sudah berada di luar mobil.
"Ke sana!" Arya menunjuk pintu masuk restauran.
"Ayo." Keisha lebih dulu melangkah dan langsung dicegah oleh Arya.
"Tunggu, Kei!" cegah Arya.
Keisha menghentikan langkahnya lalu menoleh ke Arya. "Ada apa?"
"Ehmmm, saat ini kamu adalah pasanganku dan kamu berjalan lebih dulu dariku. Ck, ck, itu bukan pasangan yang baik," ucap Arya.
"Lalu aku harus apa?" Keisha benar-benar tidak mengerti maksud dari perkataan Arya.
Arya menekuk sikunya, mengisyaratkan pada Keisha untuk merangkul lengannya. Melihat itu Keisha mengerti. Awalnya Keisha ragu, tetapi Keisha mencoba menghilangkan keraguan itu, ia pun menggerakkan tangannya untuk merangkul lengan Arya.
"Kalau seperti ini, terlihat lebih bagus, 'kan," ucap Arya.
Keisha dan Arya berjalan bersama menuju pintu masuk restauran. Kedekatan mereka terlihat seperti pasangan sungguhan. Sampai di depan pintu masuk restouran keduanya disambut hangat oleh salah satu staf restoran. Arya mengatakan pada staf restoran jika dirinya sudah memesan tempat. Setelah staf itu mengeceknya keduanya diantar menuju ruang private.
Restoran mewah yang menyediakan makanan dari negeri sakura menjadi tempat acara makan malam. Kebetulan sekali, karena Keisha sendiri juga sangat menyukai makanan dari negeri sakura.
"Silahkan, Bapak, Ibu. Di sini tempatnya." Staf restauran menunjuk pintu kayu di hadapan mereka.
"Terima kasih, Mba," ucap Arya.
Pintu ruangan private dibuka, Keisha sangat terkejut saat melihat Miko dan Mayang juga hadir di acara makan malam itu. Keisha menahan langkahnya sendiri dan menatap Arya.
"Kenapa kamu tidak bilang jika ada mereka juga di sini?" Keisha bicara dengan berbisik di dekat telinga Arya.
"Jika aku mengatakannya kamu pasti tidak akan mau ikut denganku," balas Arya.
Keisha menunjukkan rasa ketidaksukaannya pada Arya.
"Kenapa? Kamu cemburu melihat mantan suamimu bersama dengan istri barunya?" sindir Arya.
"Tidak, aku bahkan sudah tidak perduli pada mereka," tegas Keisha.
"Kalau begitu kenapa reaksimu seperti ini?" tanya Arya.
"Aku hanya tidak suka," jawab Keisha.
"Kalau begitu anggap saja kamu tidak mengenal mereka atau kamu bisa menganggap mereka tidak ada di sini," suruh Arya.
"Dan ingat Keisha, kamu di sini untuk menjadi pasanganku. Jadi tetap fokus padaku," perintah Arya.
"Baiklah." Keisha menganggukkan kepalanya.
Keisha berjalan masih dengan merangkul lengan Arya. Sesekali juga Keisha melirik ke Miko, ia merasa penasaran dengan reaksi Miko dan Mayang saat melihatnya datang bersama Arya. Senyum penuh kemenangan terlukis di bibir Keisha, ia merasa puas saat melihat reaksi Miko dan Mayang.
Puas melihat keterkejutan di wajah Miko dan Mayang, Keisha langsung membuang pandangannya dari kedua orang yang sudah menyakiti hatinya.
"Maaf, Pak Hendrata. Saya terlambat. Perjalanan kami dihadang oleh kemacetan." Arya mengulurkan tangannya pada orang yang merupakan rekan bisnisnya.
"Tidak apa-apa, Pak Arya. Kami juga baru sampai." Hendrata menyambut uluran tangan Arya.
Keisha sendiri menunjukkan senyumnya pada Hendrata dan wanita di sampingnya, mungkin itu nyonya Hendrata. Melihat dari reaksi Hendrata dan orang-orang di tempat itu, Keisha menebak jika semua orang merasa terkejut dan bertanya-tanya kenapa dirinya bisa datang bersama dengan Arya.
"Apa Anda tidak ingin memperkenalkan wanita di samping Anda, Pak Arya?" tanya Hendrata.
"Iya, dia adalah Keisha, putri bungsu dari Evano Pramuja," jawab Arya. "Saya yakin Anda juga pasti sudah mengenalnya."
"Putri Evano Pramuja?" Hendrata nampak berpikir.
"Oh ya, saya ingat. Tapi bukankah Keisha dulu menikah dengan Miko. Direktur di perusahaan Anda." Hendrata menoleh ke Miko begitu juga dengan Keisha dan Arya.
"Sepertinya saya tidak harus menjelaskan ini lagi pak Hendrata. Tentu Anda dan kalian yang ada di sini sudah mengetahuinya. Kami sudah berpisah beberapa bulan yang lalu. Untuk alasannya ... tidak perlu saya jelaskan lagi, karena saya yakin kalian pasti sudah tahu." Keisha melirik ke Miko, ia ingin melihat reaksi Miko saat dia mendengar ucapannya.
Ucapan Keisha yang begitu tegas membungkam mulut semua orang. Tidak ada lagi pertanyaan yang Hendrata ataupun yang lainnya lontarkan.
"Baiklah, silahkan duduk. Lupakan semuanya. Kita akan mulai awal yang baru," ucap Hendrata.
"Itu lebih bagus, Pak Hendrata," ucap Arya.
Arya menarik salah satu kursi dan mempersilahkan Keisha untuk duduk.
"Terima kasih, Mas," ucap Keisha.
Keisha mendudukkan bokongnya di kursi tepat di samping kursi yang diduduki oleh Mayang. Sekilas Keisha menoleh ke Mayang. Pandangan mereka bertemu. Keisha dan Mayang saling menunjukkan rasa benci satu sama lain.
Aku tahu kamu kesal dan iri melihat aku datang bersama mas Arya, Mayang. Kali ini aku tidak akan memberimu kesempatan untuk bisa merendahkan aku.
"Baiklah, ayo kita mulai acara makan malam ini," ucap Hendrata.
Semua orang fokus pada makanan yang ada di meja. Ada berbagai macam menu masakan Jepang yang tersaji di atas meja. Keisha merasa sangat antusias melihat ada makanan kesukaannya.
"Keisha, ini sashimi. Kamu paling suka ini, 'kan?" ucap Miko.
Semua orang menoleh ke Miko. Mereka melihat Miko menyodorkan satu porsi sashimi kepada Keisha. Sikap Miko pada Keisha jelas membuat semua orang merasa terkejut. Akan tetapi mereka mencoba bersikap biasa saja. Wajar jika Miko mengetahui makanan kesukaan Keisha, karena sebelumnya mereka memiliki hubungan yang sangat dekat.
"Terimakasih banyak. Ini memang makanan kesukaan saya." Keisha menerima makanan yang Miko sodorkan padanya.
Awalnya Keisha terkejut dengan perlakuan Miko, tetapi setelah memikirkannya, Keisha merasa senang. Sikap yang Miko tunjukkan padanya pasti bisa membuat Mayang marah. Tebakan Keisha memang benar, Keisha melihat Mayang mengepalkan telapak tangannya dan wajah Mayang juga menunjukkan kemarahan.
Kita lihat saja Mayang, sampai kapan kamu bisa menahan kemarahanmu.
"Terima kasih, Bapak Miko. Karena Anda saya jadi tahu apa yang Keisha sukai," ucap Arya.