Pencinta makanan, pelit dan konyol, itulah Mu Lingyao. Anehnya, dia diberkati Dewa Koi. Karena membeli sebuah buku novel percintaan fantasi yang berakhir tragis dan berantakan, ia justru dibawa masuk ke dunia Beastman untuk menyelesaikan misi penyelamatan.
Pertama, jadilah istri dan permaisuri dari seorang Kaisar Duyung Biru—Long Mujue. Kedua, selesaikan misi-misi yang ada agar dua tokoh utama asli di dunia tersebut hidup sampai akhir. Kemudian Mu Lingyao menyadari jika isi novel tersebut lebih berdarah dari pada versi aslinya.
Dia hanya ingin makan, jalan-jalan dan menjadi permaisuri malas lalu dimanja oleh suaminya yang tampan. Kenapa begitu sulit dilakukan? Dia bahkan harus menyelesaikan krisis untuk mencegah kehancuran ras duyung biru.
Mampukah Mu Lingyao menyelesaikan misi dan menjadi permaisuri malas yang dimanja Long Mujue sampai akhir? Ikuti kisahnya hanya di novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Musuh Di Jalan Sempit
"Yaoyao adalah pasanganku. Tentu saja aku akan menjaganya," kata Long Mujue.
"Tidak, bukan itu." Xiao Fu membalikkan badannya lagi dengan keadaan sedikit pusing. "Jangan berpikir jika dia sama dengan pasanganmu di kehidupan sebelumnya."
Memikirkan tentang pasangan di kehidupan sebelumnya, Long Mujue mengubah ekspresinya.
"Lalu di mana dia sekarang?" tanyanya dengan nada dingin.
"Oh, harusnya berada di ras duyung hiu. Entah lah. Siapa yang peduli."
Xiao Fu awalnya hanya membuat Mu Lingyao menggantikan posisi putri duyung merah yang akan ditemukan oleh Long Mujue.
Tetapi siapa yang tahu jika Long Mujue dilahirkan kembali. Jalan ceritanya menjadi kacau dan jelas banyak berubah.
Ia hanya ingin Long Mujue tetap pada jalan di kehidupan sebelumnya. Bedanya kali ini, Mu Lingyao hadir untuk meluruskan alur yang bengkok.
"Baiklah, itu saja. Jangan terlalu tegang dan memikirkan masa lalu. Santai saja dan ikuti jalan kehidupan lama. Semuanya akan berbeda kali ini," kata Xiao Fu. Ikan itu akhirnya terdiam setelah lelah berbicara.
Hingga tanpa terasa, malam sudah berganti pagi ....
Mu Lingyao benar-benar tidur nyenyak hingga suara guntur di langit saja mungkin tidak akan bisa mengusiknya.
Xiao Fu telah berulang kali berteriak untuk membangunkan Mu Lingyao. Tetapi selalu gagal.
"Biarkan saja. Kita tidak perlu terburu-buru untuk kembali ke istana," ucap Long Mujue yang tidak tega untuk membangunkan Mu Lingyao.
Xiao Fu mendengus, "Jangan memanjakannya. Dia tidak serapuh itu, dia hanya seorang wanita malas!"
Akhirnya, Xiao Fu melompat keluar dari bola air kristal menuju ke arah Mu Lingyao.
Tanpa ragu, ia menampar wajah Mu Lingyao dengan ekornya.
Mungkin karena terlalu keras, suara tamparan ekornya menimbulkan bunyi yang nyaring. Ketiga putra duyung itu bahkan tertegun dengan tindakannya.
"Bangun, tuan yang malas!"
Ia kembali ke dalam bola air kristal tanpa berdosa sama sekali.
Mu Lingyao yang bermimpi langsung terbangun karena rasa sakit di pipi nya.
"Aduhh ... Sakit, sakit!"
Mu Lingyao benar-benar terbangun dan langsung menguap malas. Ia menyentuh pipinya yang sedikit kemerahan dan agak basah.
"Xiao Fu, aku tahu kamu melakukannya!" Ia kesal.
"Angkat pantatmu dari tikar dan lihatlah ke langit! Ini sudah pagi!" Xiao Fu meneriakinya.
Mu Lingyao menengadah, bukankah masih gelap?
"Ini masih pagi buta, Xiao Fu. Jangan membodohi orang," ucapnya malas.
Xiao Fu hampir kehabisan kesabaran. "Lihatlah ke atas langit di luar sana, wanita bodoh! Bukan ke langit-langit gua!"
Siapa yang bodoh di sini?
Mu Lingyao cemberut. Ia juga tahu itu, hanya pura-pura tidak tahu saja. Tapi wajahnya yang agak linglung mengkhianati pikirannya.
“Jadi ini sudah pagi.” Dia menggeliat dan segera menyapa ketiga putra duyung yang ada di dekat api unggun. "Selamat pagi,” sapanya.
Long Mujue tersenyum santai. “Apakah kamu masih mengantuk? Tidurlah lebih lama lagi kalau begitu.”
“Tidak apa-apa. Aku sudah bangun.”
Mu Lingyao yakin jika dia kembali tidur, ikan koi itu mungkin menamparnya berkali-kali dengan ekor licinnya yang bau!
Ia segera pergi untuk mencuci wajah dan menggosok gigi di sungai.
Saat kembali ke gua, Long Mujue dan kedua pengawal nya sibuk mengukus lobster hasil tangkapan semalam.
Dengan bantuan Xiao Fu, Long Mujue mulai bisa memasak.
"Tuan, apa yang akan kamu lakukan dengan lobster besar ini?" Xiao Fu juga ingin makan. Tapi enggan berubah menjadi manusia.
Mu Lingyao berpikir sejenak sebelum akhirnya memutuskan. "Mari dicocol dengan minyak cabai!"
"Apakah kamu yakin?" Xiao Fu tidak percaya.
"Tentu saja, rasanya juga enak. Lobster segar memiliki rasa tersendiri. Dipadukan dengan minyak cabai yang gurih dan pedas cocok dimakan saat cuaca dingin."
Long Mujue dan kedua pengawalnya tidak peduli sama sekali. Baik dimasak atau tidak, mereka tetap menyukainya.
Namun karena Mu Lingyao tidak bisa memakan daging mentah, Long Mujue membantu memasaknya.
Setelah lobster matang, Mu Lingyao menyiapkan minyak cabai yang ada di dalam Ruang Koi.
Minyak merah yang aroma pedasnya tercium, membuat ketiga putra duyung itu tidak mau menyentuhnya sama sekali. Semuanya penuh dengan biji cabai.
Melihat Mu Lingyao mulai makan dengan gembira, mereka semuanya kecuali Xiao Fu juga menikmati lobster.
Setelah makan, mereka bersiap untuk kembali ke istana.
"Jika kamu tidak tidur seperti b*bi malas, kita tidak akan pergi sesiang ini," keluh Xiao Fu yang ada di dalam bola air kristal.
Mu Lingyao mengguncang bola air kristal hingga beberapa gelembung air muncul di dalamnya. Xiao Fu sedikit pusing hingga tubuhnya terbalik.
“Ikan gendut, kamu diam saja,” ejeknya.
“Aku tidak gendut!”
Untungnya Mu Lingyao terlalu malas untuk berdebat dengan seekor ikan. Ia lebih fokus dengan apa yang diberikan oleh Long Mujue.
"Apa ini?" tanya wanita itu seraya melihat pil putih susu yang cukup besar.
Long Mujue menjelaskan dengan sabar. "Ini adalah pil rumput laut putih. Dengan pil ini, kamu bisa bernapas di dalam air."
"Apakah ini pil ajaib yang kamu maksud?"
"Ya."
Mu Lingyao mencium aroma nya dan segera jatuh cinta. "Aroma nya seperti susu dan buah-buahan yang manis. Bisakah aku memakan ini setiap hari?"
Tanpa diduga, Long Mujue tersenyum misterius. "Kamu bisa mencobanya dulu, apakah rasanya sesuai atau tidak."
Mu Lingyao langsung memasukkan pil tersebut ke mulutnya. Ia sudah membayangkan rasa manis buah dan susu. Tetapi tanpa diduga, pil tersebut seketika meleleh di mulutnya.
Wajah wanita itu menunjukkan ekspresi tidak nyaman. Ia juga ingin muntah tapi tidak bisa karena pil yang mencair di mulutnya langsung tertelan.
"Hoek ...!! Tidak enak. Amis sekali!"
Rasanya tidak manis seperti baunya, tetapi lebih ke anyir ikan.
Ia curiga jika pil ajaib itu terbuat dari beberapa ikan mentah yang diekstrak sedemikian rupa. Tidak mungkin rumput laut memiliki rasa seperti ini.
"Bagaimana, apakah kamu ingin memakannya setiap hari?" tanya Long Mujue yang mungkin tahu seperti apa reaksinya.
"Tidak! Kamu pasti sengaja, bukan?" Mu Lingyao menuduhnya dengan ekspresi tidak senang.
Tanpa menunggu Long Mujue menjawab, Xiao Fu tertawa seraya berputar-putar di dalam bola air kristal. Dia mengejeknya.
"Dasar rakus! Bagaimana rasanya pil rumput putih? Apakah enak?"
"Diam!"
Mu Lingyao sangat marah dengannya karena diejek. Ia benar-benar ingin melempar bola air kristal berisi Xiao Fu ke laut saat ini juga.
Untungnya, kedatangan Yue Yu dan Zhu Yu datang membuat pertengkaran keduanya terhenti.
"Yang Mulia, kita siap untuk berangkat. Hari ini dipastikan tidak akan ada badai," kata Yue Yu.
"Itu bagus." Long Mujue mengangguk. Lalu menggandeng tangan Mu Lingyao. "Ayo pergi. Aku akan mengajakmu mengenal keindahan bawah laut."
"Ayo, ayo, cepat!"
Mu Lingyao ingin menguji, apakah pilnya benar-benar seajaib itu sampai bisa bernapas di dalam air.
Baru saja mereka tiba di bibir pantai, Long Mujue mendadak berhenti. Tubuhnya kaku sejenak dan ekspresinya mendadak berubah dingin.
Benar-benar bertemu musuh di jalan sempit!
Mu Lingyao bingung kenapa pria itu tiba-tiba saja berhenti. Lalu tidak sengaja melihat rombongan ras ikan lainnya yang baru saja tiba di pantai.
Ada beberapa pria jangkung dan bertubuh kekar, mengawal seorang wanita seksi berambut merah.
Wanita itu sangat cantik. Dua tonjolan lembut di dadanya lebih besar dari miliknya. Tapi kulitnya tidak seputih dirinya.
"Dia cantik sekali, bukan? Apakah kamu menyukainya?"
Nada bicara Mu Lingyao sedikit tidak senang. Bukankah pria ini baru saja mengklaim dirinya sebagai miliknya?
Sekarang ada wanita cantik lain di jalanan, bagaimana mungkin tidak membawanya pulang untuk dikoleksi.
semangat Thor up nya 🤗🤗