NovelToon NovelToon
LEGENDA PENDEKAR DEWA API ( LPDA )

LEGENDA PENDEKAR DEWA API ( LPDA )

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Ilmu Kanuragan
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Fikri Anja

Seorang anak terlahir tanpa bakat sama sekali di dunia yang keras, di mana kekuatan dan kemampuan ilmu kanuragan menjadi tolak ukurnya.

Siapa sangka takdir berbicara lain, dia menemukan sebuah kitab kuno dan bertemu dengan gurunya ketika terjatuh ke dalam sebuah jurang yang dalam dan terkenal angker di saat dia meninggalkan desanya yang sedang terjadi perampokan dan membuat kedua orang tuanya terbunuh.

Sebelum Moksa, sang guru memberinya tugas untuk mengumpulkan 4 pusaka dan juga mencari Pedang Api yang merupakan pusaka terkuat di belahan bumi manapun. Dialah sang terpilih yang akan menjadi penerus Pendekar Dewa Api selanjutnya untuk memberikan kedamaian di bumi Mampukah Ranubaya membalaskan dendamnya dan juga memenuhi tugas yang diberikan gurunya? apakah ranu baya sanggup menghadapi nya semua. ikuti kisah ranu baya hanya ada di LEGENDA PENDEKAR DEWA API

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fikri Anja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 11

Surojoyo terkesima melihat api yang menyelimuti tubuh Ranu telah menghilang dan masuk ke dalam tubuh pemuda tersebut. Dia sekarang sudah begitu yakin jika Ranu benar-benar menjadi pilihan Pendekar Dewa Api untuk menjadi penerusnya, terlepas dari sifatnya yang konyol tentunya.

Ranu membuka mata sebelum menyunggingkan senyum puas. Dia lalu meloncat ringan dan mendarat di samping tubuh Surojoyo.

"Kau sudah berhasil, Ranu. Sekarang ayo kita kembali ke gua. Ada yang mau kakek bicarakan denganmu."

Dengan mengerahkan ajian Saipi Angin, mereka berdua melesat dengan kecepatan tinggi hingga sampai di pintu gua.

"Kau sudah menguasai jurus yang Kakek berikan. Begitu juga dengan tenaga dalam Dewa Api. Sudah saatnya kau menjajal dunia persilatan yang keras di atas sana," ucap Surojoyo.

Ranu mengangguk pelan.

Sebenarnya dia tidak ingin berpisah dari Kakek angkatnya itu, tapi dia sadar jika dirinya adalah penerus dari seorang pendekar legenda, dan tentu tugas besar akan tersemat kepadanya.

"Namun sebelum kau pergi, Kakek ingin memberimu sebuah pusaka untuk menemanimu berkelana, tapi ada syaratnya!"

"Syaratnya apa, Kakek?"

"Kau harus bisa menaklukkan makhluk yang menjadi penunggu pusaka tersebut! Apa kau sanggup?"

Ranu mengangguk dengan pasti.

"Sekarang beristirahatlah dahulu, kau pasti merasa lelah setelah menguasai Tenaga dalam Dewa Api,"

"Baik, Kek. Pertarungan melawan ular api itu benar-benar membuat tubuhku sakit semua."

"Ular api?" Surojoyo mengernyitkan dahinya yang sudah penuh dengan keriput.

"Kakek tidak tahu aku bertarung dengan ular api?"

"Mana Kakek tahu! Yang Kakek tahu tadi tubuhmu oleng bergerak-gerak seakan mau jatuh ke bawah."

"Oh, lya, aku belum bercerita prosesnya tadi." Ranu terkekeh pelan sebelum kemudian menceritakan proses bagaimana dia bisa menguasai tenaga dalam Dewa Api.

Surojoyo kemudian meraih tangan kanan Ranu dan melihat pergelangannya. Sepasang mata mereka berdua terbelalak lebar karena tato bergambar ular berwarna merah itu sudah menghilang.

"Kemana menghilangnya, Kek?"

"Kok malah tanya Kakek, yang punya tangan kan kamu!"

Ranu kembali terkekeh. "Benar juga, ya! Kok bisa aku malah tanya Kakek."

Surojoyo terdiam sebentar sebelum kemudian kembali bersuara, "Bisa jadi karena kamu sudah menguasai tenaga dalam Dewa Api, maka gambar ular merah itu sudah menyatu di dalam tubuhmu."

Ranu mengangguk memahami ucapan Surojoyo. "Berarti, gambar ular merah itu adalah tenaga dalam Dewa Api itu sendiri. Apakah begitu maksud Kakek?"

"Mana kutahu! Kan tadi Kakek bilang bisa jadi. Bisa jadi benar, bisa jadi salah, hahaha."

Ranu mengelengkan kepalanya. Kemudian dia berdiri meninggalkan Surojoyo yang melihatnya dengan terheran-heran.

"Bocah itu kesambet jin mana, ya? Main ngelonyor saja tanpa pamit," gumam Surojoyo seraya menggaruk kepalanya.

Keesokan harinya. Surojoyo memenuhi janjinya mengajak Ranu menuju ke tempat Pedang Segoro Geni berada.

Dengan kecepatan yang mereka berdua miliki, tidak butuh waktu lama mereka telah sampai di tempat dimana Pedang Segoro Geni menancap di sebuah batu.

"Itu pusaka yang Kakek maksud, Ranu.

Namanya Pedang Segoro Geni. Namanya sesuai dengan nama jurus yang sudah Kakek berikan kepadamu," kata Surojoyo.

Ranu mengangguk paham.

Surojoyo kemudian melompat ke atas batu tersebut dan mencabut Pedang Segoro Geni yang sudah menancap puluhan tahun.

Setelah itu dia kembali melompat ke bawah dan menunjukkan pedang tersebut kepada Ranu.

Pemuda 18 tahun itu mengamati dengan seksama pedang tersebut. "Pedang ini kok pendek sekali, ya, Kek?"

"Pendek gundulmu...! Belum-belum kau sudah menghinaku Bocah!"

Suara menggelegar tiba-tiba keluar berbarengan dengan munculnya makhluk penunggu pedang Segoro Geni. Makhluk yang berbentuk seperti manusia bertanduk dan bertubuh tinggi besar namun terbentuk dari api

Ranu kaget tidak terkira. Dia langsung meloncat ke belakang tubuh Surojoyo yang tingginya hanya sepundaknya.

"Tolong, Kek. Ada hantu!"

"Hantu ususmu melintir!" bentak makhluk tersebut.

"Lihat, Tuan Suro, apakah bocah gendeng seperti itu yang mau kau jadikan tuanku?!"

Surojoyo terkekeh, "Sabar, Geni. Anak Ini namanya Ranu. Dia gendeng hanya waktu-waktu tertentu saja."

"Kakek memanggil dia apa tadi? Geni? Jelek sekali namanya. Boleh aku ganti tidak namanya? Arnold, Alex atau Johan, biar keren," berondong Ranu.

Surojoyo hanya menggeleng sambil menepuk jidatnya. Baru kali ini dia menemui anak manusia yang sekonyol itu.

Makhluk yang dipanggil Geni oleh Surojoyo itu kemudian mengeluarkan kobaran api yang sangat besar, hingga membuat pohon disekitarnya langsung layu kepanasan.

"Kalo kau bisa mengalahkanku, Kau boleh memanggilku apa saja! Tapi kalau kau kalah, aku akan membakarmu!"

Ranu yang sudah mempunyai pengalaman sedikit bertarung dengan Ular Api kemudian maju hingga di depan makhluk itu.

"Baiklah, Mas Slamet. Aku memenuhi tantanganmu! Tapi kau jangan marah jika aku memanggilmu apa saja jika kau kalah!" Mata Ranumenatap makhluk api bertanduk itu dengan tajam.

Surojoyo kembali dibuat menepuk jidatnya. Dia tidak bisa membayangkan jika Ranu menjadi tuannya Geni, bisa-bisa pamor Geni sebagai salah satu di antara empat pusaka terkuat setelah Pedang Api, akan jatuh karena kekonyolan pemuda itu.

"Aku berjanji Bocah gendeng! Tapi sebelum kau bisa mengolokku lagi, aku akan membakarmu terlebih dahulu!"

"Kakek mundur dulu... aku akan menggebuk bokong makhluk itu biar tidak gampang emosi!"

Surojoyo terkekeh lalu bergerak menjauh.

"Bersiaplah, Bocah gendeng! Kau boleh minta maaf sebelum aku membakarmu."

"Preeeeet ...! Yang ada, aku yang akan menggebuk kepalamu itu biar tidak gampang emosi."

Geni yang sudah kehilangan kesabarannya langsung menyambar Ranu dengan tangannya.

Namun, serangan awal Geni bisa dihindari Ranu dengan mudah.

"Ayo serang aku lagi Mas Slamet!"

Geni semakin dibuat emosi karena serangan awalnya gagal. Dia lalu bergerak dengan begitu cepat sambil menyemburkan api dari mulutnya.Ranubaya sadar jika api yang menyembur kepadanya itu bisa membakarnya, dia langsung melompat tinggi dan langsung memberikan serangan balik. Pukulan Ranu mengenai kepala Geni dengan telak.

Geni hanya tertawa ketika pukulan Ranu mengenai kepalanya, "Hahaha, pukulanmu hanya seperti gigitan semut, Bocah gendeng. Serang lagi sepuasmu!" ejek Geni sebelum melepaskan tendangan.

Mendapati serangan tersebut, Ranu kemudian berkelit ke samping menghindari tendangan Geni yang begitu cepat mengarah perutnya. Namun tanpa diduga, sebuah pukulan Geni mendarat mulus di punggungnya.

Pemuda berambut panjang sebahu itu terpental ke depan hingga menabrak sebuah pohon. Untung saja dia masih sempat menahan pohon tersebut dengan tangannya. Jika tidak, maka muka dan dadanya bisa terlebih dahulu beradu dengan pohon besar. "Slamet ... slamet mukaku yang ganteng ini tidak sampai rusak," ucapnya sambil menahan rasa sakit di punggungnya.

Ranu membalikkan tubuhnya. Namun sebuah pukulan kembali dilepaskan Geni. Buru-buru dia meloncat ke samping hingga pukulan Geni menabrak pohon tersebut hingga hancur dan terbakar.

Surojoyo yang awalnya yakin Ranu bisa mengalahkan Geni, menjadi pesimis melihat Ranu dijadikan bulan-bulanan. Dia kehilangan keyakinannya karena serangan serangan Ranu seperti tidak berakibat apapun kepada makhluk api tersebut.

Dia kemudian menutup matanya ketika Ranu terkena tendangan tepat mengenai dadanya.

Ranu kembali mencelat jauh. Dadanya serasa terbakar oleh panasnya kobaran api yang dilepaskan Geni. Dia kemudian memuntahkan darah segar dari mulutnya.

"Apakah kau sudah menyerah, Bocah Gendeng?" cibir Geni."Menyerah kepada makhluk jelek sepertimu adalah penghinaan terbesar buatku!"

"Aseeem ...! Jangan salahkan aku jika membakarmu!"

Kecepatan Geni semakin bertambah. Dalam sekejap mata dia sudah berada di depan Ranu dan mencengkeram lehernya sebelum mengangkatnya tinggi.

"Apa tadi kau bilang!? Makhluk jelek!?"

Ranu yang hampir tidak bisa bernapas berusaha meronta. Kakinya berusaha menendang berulang kali ke tubuh Geni namun tidak sampai.

"Cepat minta maaf maka kau akan kulepaskan!"

Ranu kemudian memejamkan matanya. Dan tiba-tiba saja dia berteriak begitu keras, "Tidak sudiiii!"

Berbarengan dengan teriakan Ranu, sebuah ledakan keras muncul dari tubuh pemuda 18 tahun tersebut hingga membuat tubuh Geni terpental jauh.

"Tidak mungkin ...! Mana mungkin bocah semuda itu bisa menguasai tenaga dalam Dewa Api." Geni menggumam tak percaya.

Ranu mengelus-elus lehernya yang terasa panas dengan kedua tangannya. Matanya kemudian menatap tajam ke arah Geni yang terlempar jauh berkat ledakan tenaga dalam Dewa Api yang dikeluarkannya.

Senyum terkembang di bibirnya sebelum dia kemudian melesat dengan cepat dan memberikan serangan susulan kepada Geni.

1
momoy
semangat Thor semoga cepat update nya
🥀⃟ʙʀRos🥀
ijin Thor jgn lama2 update nya,syg cerita sebagus ini gantung di tengah jalan 🙏🙏🙏
🥀⃟ʙʀRos🥀: makasih Thor 🙏🙏🙏
Fikri Anja: soalnya author lagi gak enak badan...insaallah nanti author akan update.ini author lagi nulis biar cerita ranu makin seru...
total 2 replies
🥀⃟ʙʀRos🥀
semakin kece badai cerita nya Thor lanjut 🙏🙏🙏
🥀⃟ʙʀRos🥀
makin gokil aja jurus nya Ranu Thor, lanjut tetap semangat 🙏🙏🙏
sadi rimba sikuburan stress
/Grin/
🥀⃟ʙʀRos🥀
berasa makin lama makin pendek chapter nya Thor🙏🙏
🥀⃟ʙʀRos🥀
keren Thor🙏🙏🙏
🥀⃟ʙʀRos🥀
lanjut Thor pokok e kece badai 🙏🙏🙏
🥀⃟ʙʀRos🥀
keren Thor lanjut mudah mudahan jangan putus di tengah jalan 🙏🙏🙏
🥀⃟ʙʀRos🥀: semangat Thor🙏🙏🙏
Fikri Anja: insaallah aman
total 2 replies
anggita
lanjut berkarya tulis, semoga novelnya sukses.
anggita
like👍+iklan☝untuk novel fantasi timur nusantara.
anggita
nama jurusnya.. keren👌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!