Dewa adalah seroang Tentara Bayaran yang sangat disegani oleh musuh-musuhnya didunia hitam, dia tergabung dalam pasukan ibils neraka bersama empat temannya.
setelah merasa pekerjaannya terlalu berbahaya dia kemudian memilih pensiun setelah terakhir kali mereka menyelamatkan seorang Dokter yang Cantik.
Setelah menajalani masa pensiunnya ternyata Dewa masih terlibat dengan berbagai masalah yang datang dari masa lalunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon black urang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiger bertekuk lutut lagi
"Si....siapa kamu?" Tanya Rocky dengan suaranya yang gagap, dia merasa punggungnya mulai berkeringat Dingin.
"Apakah kamu yang memukul karyawan Kafe ini semalam?" tanya Dewa.
Rocky yang sudah dikenal bengis dan ditakuti diwilayah itu tidak ingin kehilangan muka di hadapan anak buahnya. Dia kembali membulatkan tekadnya untuk menghadapi Dewa.
"Kalau saya memangnya kenapa?" teriak Rocky dengan lantang.
"Bagus....saya tidak perlu capek lagi untuk mencarimu" jawab Dewa.
Kemudian tanpa babibu lagi Dewa maju dengan gerakan yang hampir tidak disadari oleh para preman itu.
Dengan satu tinju yang menggunakan seperempat tenaganya Dewa menghantam perut Rocky. Rocky yang tidak menyadari akan serangan itu dia langsung membungkuk setelah menerima pukulan dari Dewa.
Tidak sampai disitu saja, Dewa meraih tangan kiri Rocky lalu "krek..." Tangan kiri Rocky patah.
"Bajingan sialan....kamu mematahkan tanganku..." teriak Rocky sambil memegang tanganya yang patah.
Dia kemudian menoleh ke anak buahnya lalu berteriak.
"Dasar bodoh kalian....patahkan tangan bajingan itu" seru Rocky.
Tapi anak buahnya tidak ada yang bergerak, setelah melihat aksi Dewa tadi mereka langsung ketakutan. Pimpinan mereka saja dibuat tak berdaya, bagaimana dengan nasib mereka kalau berani menyerangnya.
"Dasar kalian tak berguna..." Rocky kemudian menunjuk Dewa "tunggu kamu sialan....saya akan memanggil Tuan Tiger sekarang biar kaki dan tanganmu patah karena kamu berani mematahkan tanganku..." lanjut Rocky dengan suara yang masih menahan rasa sakit ditangannya.
"Bahkan si Bernard sialan itu datang dia harus berlutut dihadapanku, katakan pada si tua jelek itu, kalau dalam waktu sepuluh menit dia tidak muncul dihadapanku jangan harap dia masih bisa berjalan normal lagi..." Setelah mengatakan itu Dewa berbalik dan duduk di salah satu kursi kafe lalu dia mengeluarkan bungkusan rokok dari sakunya.
Tidak sampai sepuluh menit kemudian Tiger sang pimpinan Gangster yang ditakuti di Mandar tiba dengan selusin anak buahnya.
Dia masuk kedalam Kafe itu dengan dikelilingi oleh anak buahnya.
Dia melihat Rocky yang terduduk dilantai, di sudut bibirnya ada noda darah dan tangannya sudah patah. Dia kemudian berdiri
"Mana bajingan yang mematahkan tangan anak buahku?" teriak Tiger sambil mengedarkan pandanganya ke sekeliling Kafe itu.
"Disana bos...." Rocky yang terduduk dilantai menunjuk Dewa yang duduk membelakangi mereka.
Tiger kemudian melihat kearah yang ditunjuk Rocky, dia melihat punggung itu sepertinya familiar. "Tidak mungkin dia ada disini!" guman Tiger dalam hati.
Dewa yang duduk membelakangi mereka sambil merokok dia tidak terpengaruh sedikitpun dengan kedatangan Tiger.
Sedangkan semua karyawan Kafe yang belum tahu tentang Dewa telihat ketakutan.
Berbeda dengan Toni dan berapa karyawan lain yang Dewa dan Toni rekrut dari jalanan. Mereka sudah tau asal usul Dewa yang telah lama menjadi sosok yang ditakuti dikalangan gangster di kota Mandar.
"Hey brengsek....kamu tidak dengar apa yang dikatakan Tuan Tiger?, kemari kamu dan berlutut lalu patahkan satu kaki dan tanganmu" teriak Rocky sambil menahan rasa sakitnya.
"Tua Jelek...., apa begini cara kamu mendidik anjing-anjingmu?" suara Dewa yang seperti belati berhasil membuat bulu kuduk Tiger merinding.
Orang yang berani memanggilnya seperti itu hanya ada satu orang di dunia ini.
Menyadari hal itu Tiger yang beriri tegak dari tadi mendadak lututnya mulai bergetar karena ketakutan.
Dia teringat pesan Dewa terakhir kali kalau dia harus menertibkan anak buahnya kalau tidak dia akan dikirim ke utara, ketempat para orang buangan yang telah melanggar hukum.
Tiger dengan gerakan cepat dia berjalan kearah Rocky yang duduk dilantai, sebuah tendangan tepat mengenai dada Rocky tidak sampai disitu dia mengangkat kerah baju Rocky lalu memberikan bogem mentah tepat didagu yang membuat Rocky seketika pandangannya menjadi gelap.
Rocky yang menerima bogem mentah itu langsung pingsan seketika.
Setelah puas melihat Rocky tidak lagi bergerak Tiger berlari kecil ke meja yang ditempati Dewa. Dia berdiri didepan Dewa lalu tiba-tiba terdengar bunyi "bruk". Lutut Tiger seketika beradu dengan lantai kafe.
Tiger yang terkenal sadis dan kejam dikalangan dunia bawah kota Mandar berlutut tak berdaya didepan Dewa.
Melihat hal itu karyan kafe yang sebelumnya takut berubah menjadi terkejut.
"Bagaimana mungkin seorang gangster yang ditakuti dikota ini berlutut tak berdaya di depan pak Bos" bisik salah satu karyawan itu.
"Lihat dan tunggu saja, bahkan kalau bos mau dia akan meratakan semua para begundal dikota ini" jawab Toni tanpa menoleh ke anak buahnya itu.
"Berdiri...., suruh semua anak buahmu keluar. Lalu bayar semua makanan tamu yang sedang makan." perintah Dewa.
"Terimakasih bos..." Tiger bergegas berdiri lalu menyuruh anak buahnya keluar semua dan mengantar Rocky ke rumah sakit.
Dia kemudain berdiri di dekat meja kasir lalu membungkukan badannya didepan para tamu kafe.
"Saya Tiger meminta maaf atas kelakuan anak buah saya, sebagai bentuk niat tulus saya hari ini makanan yang kalian makan saya traktir, kedepannya jangan ragu untuk datang ketempat yang sangat bagus ini" sekali lagi Tiger membungkukan badannya didepan para tamu itu.
Setelah itu dia berbalik dan menemui Dewa yang sudah berdiri mau masuk kedalam ruangannya.
"Jangan menggangu orang yang lagi makan, masuk....." perintah Dewa.
Tiger kemudian mengikuti Dewa masuk kedalam ruangan manajer kafe.
Tidak lama kemudian Toni masuk menyusul mereka kedalam ruangan itu.
"Bos saya minta maaf, saya tidak tahu kalau ini tempat milikmu" kata Tiger sambil menunduk.
"Bos sebenarnya ada orang yang menyuruh kami untuk menggangu kafe ini, tapi bos tidak perlu repot saya akan membereskan setelah ini" lanjut Tiger.
"Itu tanggung jawab kamu, tapi jangan gunakan kekerasan, jangan juga kamu minta mereka menutup usahanya, katakan saja bersaing secara sehat saja, ini juga sebagai peringatan pertama dan terakhir buat mereka" tegas Dewa.
"Bos tidak marah?" tanya Tiger.
"Kamu tertibkan saja anak buahmu" jawab Dewa.
"Saya juga mau minta tolong, kamu latih dia agar dia bisa beladiri!" Lanjut Dewa.
"Baik bos...saya sendiri yang akan melatihnya nanti, eh mulai sebentar sore" jawab Tiger.
"Oke....Toni berikan nomormu pada Bernard" perintah Dewa.
"Ambilkan gelas dan satu botol minuman" lanjut Dewa kepada Toni.
"Bernard temani saya minum hari ini..." kata Dewa kepada Tiger.
"All the time siap melayanimu bos" kata Tiger sambik terkekeh.
Mereka berdua akhirnya minum berdua sambil mengobrol sampai tengah hari.
Setelah itu Tiger pamit diantar anak buahnya.
Dewa kembali ke Coal Kafe di antar oleh Toni.
Di Coal Kafe Dewa akhirnya istirahat sampai sore, malamnya setelah makan dengan karyawannya di Coal Kafe dia kemabli kerumahnya di perumahan X.
Sampai dirumahnya Dewa memeriksa ponselnya ternyata kehabisan batrai dari tadi siang, Dewa teringat ternyata semalam dia tidak sempat charge.
Dia kemudian mencharge ponselnya, setelahnya dia membersihkan diri.
*****
Setelah membersihkan dirinya Dewa kemudian memeriksa pesannya.
Ada berapa notifikasi pesan dan dua panggilan tak terjawab dari Vanda.
Dewa lalu memencet tombol panggil, tapi dua kali dia mencoba tapi panggilan tetap tak ada respon.
Di rumahnya Vanda hanya melihat ponselnya tidak berniat untuk menjawab panggilan dari Dewa.
Ternyata tadi sore dia menghubungi Dewa untuk makan bersama dirumahnya, sampai saat ini saja dia sendiri belum makan.
Dia melihat Dewa pulang dari tadi tapi tidak segera menghubunginya, menyadari itu dia merasa jengkel.
Dewa yang tidak menyadari itu, dia sedang menonton televisi sendiri dirumahnya.
Tidak lama ada notifikasi pesan dari aplikasi hijau di ponselnya.
Dia lalu membaca pesan tersebut lalu buru-buru berdiri menuju pintu rumahnya.
Tidak sempat mengunci pintu rumahnya dia berlari kecil kerumah Dokter tetangganya itu.
*****
(BERSAMBUNG)