Berawal dari pertemuan tidak sengaja dengan seorang gadis yang disangka adalah seorang wanita malam malah membuat Letnan Rico semakin terjebak masalah karena ternyata gadis tersebut adalah anak gadis seorang Panglima hingga membuat Panglima marah karena pengaduan fiktif sang putri.
Panglima memutasi Letnan Rico ke sebuah pelosok negeri sebagai hukumannya setelah menikahkan sang putri dengan Letnan Rico namun tidak ada yang mengira putri Panglima masih menjalin hubungan dengan kekasihnya yang notebene adalah sahabat Letnan Rico.
Mampukah Letnan Rico mendidik sang istri yang masih sangat labil. Bagaimana nasih sahabat Letnan Rico selanjutnya??? Apakah hatinya sanggup merelakan sang kekasih?? Siapakah dia??
Konflik, Skip jika tidak sanggup..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Membela mati-matian ( 1 ).
TIDAK UNTUK DI KAITKAN DENGAN DUNIA NYATA..!!
🌹🌹🌹
Bang Danar tidak marah dengan sikap sang istri. Apapun yang terjadi saat ini juga imbas dari kejadian kemarin. Dirinya juga yang meminta Nindy untuk mengungkapkan perasaannya. Hanya masalahnya saat ini, membujuk istri ternyata tidak semudah pengucapannya.
'Waduuuhh.. momong satu perempuan saja begini ribetnya. Bagaimana kalau Allah memberiku anak perempuan?'.
Bang Danar melanjutkan langkahnya mengikuti Nindy tapi tepat saat di ujung jalan ada sekawanan pemuda yang datang menggoda istrinya. Ia pun segera mempercepat langkahnya.
Rasa geram Bang Danar semakin menjadi karena pria tersebut mengganggu Nindy..
"Yang sopan, Mas..!!" Tegur Bang Danar sambil menarik Nindy ke dalam pelukannya.
Para pemuda itu tertawa melihat Bang Danar 'sok pahlawan' membela Nindy.
"Waaahh.. ternyata sekarang incarannya beda kelas. Maunya sama yang pakai seragam." Ledek salah seorang pemuda tapi tangannya menyambar sekitar 'tubuh' atas Nindy.
Nindy menjerit ketakutan. Bang Danar pun terkejut dan seketika meradang melihat istrinya di perlakukan tidak sopan. Kesal melihatnya, Bang Danar langsung menghantam tiga pemuda yang mengganggu Nindy tanpa ampun.
Gaduh suara perkelahian itu akhirnya terdengar cepat hingga telinga Bang Rico dan Bang Gugus. Mereka pun segera melihat ke arah sumber keributan.
~
"Tahan Mbon..!!" Bang Rico mendekap Bang Danar yang sudah menginjak leher salah seorang di antaranya dan nyaris menusuknya jika saja tadi Bang Rico terlambat datang.
"Beraninya kamu melecehkan istri saya di depan mata saya..!!" Bentak Bang Danar menggelegar.
"Sabar.. Mbon.. sabaar..!!!!"
"Apa kamu bisa sabar melihat istrimu di colek orang????" Teriak Bang Danar lagi.
Nindy terduduk lemas tanpa bisa berucap apapun.
Ketiga pria itu pun di amankan di Batalyon agar bisa segera meredam keributan.
...
Kronologi sudah di jabarkan bahkan Bang Gugus ikut menceritakan awal kejahilannya yang akhirnya di anggap serius oleh Nindy yang lugu.
"Kami tidak terima di perlakukan seperti ini. Perempuan itu memang p*****r..!! Tidak salah kan, kami menggodanya." Kata salah seorang pria yang mendapatkan pukulan paling parah dari Bang Danar.
"Kami akan sebarkan berita ini, seorang tentara Batalyon ini ada main dengan p*****r hingga menghajar warga sipil." Ancam pemuda yang lain.
Danyon mengurut kening mendapati ancaman dari kelakuan Bang Danar. Anggotanya yang satu itu memang bersumbu pendek tapi ia pun yakin Letnan Danar juga bukan seorang yang gegabah dalam bertindak.
"Kami akan menindak anggota kami sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tapi perlu anda ketahui, kalian bertiga juga bersalah." Kata Danyon mencoba memediasi situasi.
"Salah katanya." Ujar remeh pemuda tersebut. "Kami ini bukan menggoda wanita baik-baik. Gadis ini suka menemani bernyanyi. Kami biasa membayarnya. Lagipula kalau hari ini dia mau ikut dengan kami, pasti akan kami bayar."
Amarah Bang Danar kembali tersulut. Ingin kembali menghajar tapi Danyon dan Bang Rico menengahi.
"Silakan bapak kembali. Seperti yang kami janjikan, kami akan membiayai pengobatan kalian dan kami akan menyelesaikan sesuai ketentuan." Kata Danyon.
Kegaduhan tersebut sempat di ketahui beberapa warga asrama dan kini warga asrama mulai heboh.
...
Kini Danyon berhadapan dengan Bang Danar, Nindy dan yang lainnya secara tertutup.
"Benarkah apa yang mereka katakan??? Ini memang hakmu menikahi siapapun, tapi kalau ternyata sampai seperti ini dan berita ini tersebar.. Batalyon kita ikut terbawa, Dan." Tegur Danyon. "Kalau kamu memang menikahinya, mana suratnya?? Atau minimal, hingga kamu benar-benar mendapatkan surat nikah itu. Jangan membawa Nindy ke asrama."
"Istri saya tidak seburuk itu."
"Iya, Dan. Abang mengerti perasaanmu. Tapi siapa yang bisa mengerti keadaan seperti ini. Latar belakang istrimu.........." Danyon sampai tidak bisa mengatakan apapun lagi. "Sementara, pengajuan nikahmu Abang pending sampai situasi kondusif. Tolong jangan berbuat macam-macam."
"Ijin Bang. Saya punya beberapa saksi terkait pernikahan saya dan Nindy." Ujar Bang Danar.
"Abang tau. Abang juga sudah dengar. Orang tua Nindy sudah tidak ada. Hanya beberapa orang saksi kita untukmu dan beberapa orang di luar sana yang menjadi saksi. Tapi masalah barunya. Mereka yang di luar tiba-tiba menolak menjadi saksi pernikahan kalian." Jawab Danyon.
"Ada fotonya, Bang."
"Sudahlah, Dan. Sabar dulu. Mereka juga tidak mengakui foto itu. Mereka bilang ada kegiatan sosial 'kita' di desa mereka." Danyon pun sampai lemas karena sampai ada kejadian seperti ini.
Bang Rico yang memang baru tau asal usul Nindy hanya bisa merasakan prihatin atas musibah yang di alami sahabatnya.
"Jangan sampai hamil, ingat itu Dan..!! Kau kan laki-laki. Tidak perlu Abang ajari lah bagaimana penyelesaiannya."
Bang Danar mengepalkan jemarinya tapi Bang Rico dengan cepat menahannya agar masalah tidak semakin melebar.
:
Sungguh Bang Gugus merasa tidak enak hati dengan sahabatnya. Sungguh ia tidak menyangka keusilannya yang sudah 'wajar' di kalangannya bisa menjadi penyebab petaka maut bagi rumah tangga Dang Danar.
Sembari menunggu Bang Danar menyelesaikan berkas perkara, ia pun sibuk menghubungi rekan-rekan untuk membantu lettingnya itu.
Di sudut sana, Bang Rico sempat berselisih pendapat dengan Keinan.
"Kei nggak mau rumah kita bersebelahan dengan Nindy, Bang."
"Kenapa?? Selama ini juga Nindy tidak pernah buat masalah dengan kita, kan?" Jawab Bang Rico.
"Dia p*****r. Kei nggak mau Abang tergoda atau sampai dia menggoda Abang. Yang namanya wanita malam tidak akan pernah berubah, Bang." Kata Keinan.
"Istighfar, Kei. Nindy tetap istri Danar. Biarkan Danar yang mendidiknya. Selama ini Danar pasti sudah mempertimbangkan baik dan buruknya pernikahan. Apapun itu, Nindy juga punya hak atas pembelaan Danar."
Di sela perdebatan mereka, Nindy tak sanggup menguasai diri. Tangisnya terasa begitu sesak. Pikiran Nindy terasa hancur berantakan. Nindy begitu takut, merasa bersalah sudah membawa Bang Danar dalam masalah besar.
Tepat di saat itu Nindy lemas dan terhuyung begitu saja. Bang Rico melihatnya dan segera membantu istri sahabatnya.
Melihat kejadian itu, hati Keinan tiba-tiba terasa sakit.
Pintu ruang Danyon terbuka. Urusannya dengan Danyon sudah usai tapi betapa kagetnya Bang Danar melihat Nindy sudah berada 'di tangan' Bang Rico. "Nindy?" Bang Danar berlari menghampiri.
"Kalau saja Abang menikah dengan wanita baik-baik, Kei akan berusaha mengikhlaskan meskipun sulit. Tapi Abang menikah dengan wanita seperti ini. Kenapa???? Apakah selama kita tidak bertemu, Abang selalu bersama dia????" Pekik Keinan.
Bang Danar terlalu kalut untuk berpikir, setelah Nindy beralih di tangannya, Bang Danar segera membawa Nindy menuju mobil.
Secepatnya Bang Rico mencekal tangan Keinan. "Kamu diam, dek..!! Jangan ganggu Danar..!!"
Keinan menepis tangan Bang Rico dan menghadang langkah Bang Danar. Ia menarik lengan Bang Danar yang baru saja merebahkan Nindy pada jok belakang mobilnya. "Inikah yang Abang mau???? Menikah dengan p*****r????? Kei setia mencintai Abang, kejadian buruk ini tidak seperti yang Abang sangka."
"Jangan bicaramu, Kei..!!!! Berhenti menyinggung kesetiaan. Saya tidak peduli dengan apapun yang sudah terjadi, yang saya tau saat ini kita sudah memiliki pasangan masing-masing..!!!" Bentak Bang Danar.
.
.
.
.
hayo kak remake tokoh²nya