SYAFIRA ANATASYA, seorang gadis desa yang memiliki paras cantik jelita, yang terlahir dari keluarga sederhana namun sangat bahagia. Dia dengan terpaksa harus meninggalkan keluarganya, karna harus bekerja ke luar kota untuk menggantikan ayahnya sebagai tulang punggung keluarga, karna ayahnya belum lama ini hanya bisa terbaring tak berdaya karna penyakit yang di deritanya. Sesampainya di Kota yang sangat besar tersebut, gadis itu terlihat cukup di buat bingung dan pusing saat mencari alamat tempat ia akan bekerja nanti. Saat ia akan mencari tempat tinggalnya terlebih, tak senganja ada insiden kecil yg mempertemukan dirinya dengan seorang pria tampan dan gagah. yang tanpa gadis itu sadari bahwa pertemuan itu adalah suatu keberuntungan terbesar dalam hidupnya.. Gimana ceritanya yukk kita simak bareng bareng cerita lengkapnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang poro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
biar kaya orang pacaran?
Waktu sudah menunjukkan pukul 17:27,Alfaro yang baru selesai dengan pekerjaannya terlihat sangat lelah setelah di sibukan dengan beberapa meeting bersama klien penting dari luar negrinya di tambah lagi dengan beberapa berkas penting yang harus segera ia selesaikan.
Kini Alfaro sedang santai di kursi kebesarannya sebagai SEO perusahaan tersebut. Dia merasa lega setelah terbebas dari kesibukan yang membuat badan dan pikirannya sangat lelah.
Dia menyenderkan tubuh dan kepalanya ke belakang untuk merilekskan badan dan fikirannnya. setelah beberapa saat dia memejamkan matanya,kembali bayangan Syafira melintas di fikiran Alfaro seakan akan menghantuinya.
"Dia lagi apa yah," gumam Alfaro saat bayangan Syafira menghampiri fikirannya .
”gadis kecil mengapa kau terus menghantui pikiranku hah?...apa kau tak merasa lelah terus hadir di pikiranku?." Gumamnya lagi sambil tersenyum sendiri saat mengingat wajah cantik nan manis Syafira yang telah memikat hatinya.
Alfaro langsung mengambil ponselnya lalu mencari kontak Syafira yang sudah ia beri nama 'gadis kecilku' lalu menghubunginya.
Sedangkan Syafira yang baru selesai dengan pekerjaannya, kini sedang bersantai di salah satu meja yang ada di caffe itu, kebetulan keadaan caffe sedang sepi pengunjung makanya dia bisa duduk dan bersantai di salah satu meja di sana di temani oleh Raniya.
Di saat Syafira dan Raniya tengah asik mengobrol tiba-tiba ponsel Syafira berdering menandakan ada yang meneleponnya.
"Itu siapa yang nelpon? Kok namanya 'kak pemilik kontrakan'?" Tanya Raniya penasaran saat melihat ponsel Syafira yang tengah berdering dan menunjukkan nama si penelpon yang Syafira simpan kontaknya dan di beri nama 'kak pemilik kontrakan'.
"Oh itu..itu kak Al yang ngontrakin rumahnya ke aku " jawab Syafira.
"Yaudah aku aku angkat dulu yah siapa tau penting." Ucap Syafira lagi dan bergegas mengangkat telponnya.
"Hallo?" Ucap Alfaro di sebrang telpon sana.
"Iya hallo kak, ada apa?" Jawab Syafira.
"Gak ada apa apa sih, cuman mau telpon pencuri aku doang.." ucap Alfaro terkekeh kecil.
"Ish apa sih kak..gak jelas banget " ucap Syafira sedikit tersipu.
"Oh iya lagi sibuk gak?" Tanya Alfaro takut mengganggu.
"Enggak, kebetulan caffe baru sepi kok" jawab Syafira yang memang sebenarnya tak merasa Ter ganggu.
"Yaudah bagus kalo gitu, 20 menit lagi aku sampe kesana...siapin satu cangkir kopi sama cupcake rasa coklat yah.." ucap Alfaro memesan dari sekarang.
"Aish nanti aja aku siapinnya pas kakak udah di sini biar, kopinya gak keburu dingin" ucap Syafira sambil sedikit tersenyum.
"Yaudah aku berangkat sekarang...bai bai!" Ucap Alfaro dan langsung mematikan sambungan telponnya.
Sedangkan Raniya yang sedari tadi menyimak pembicaraan Syafira lewat telpon itu hanya terdiam dan sedikit bengong karena dia merasa sering mendengar suara laki laki itu dan merasa tidak asing dengan suara familiar itu.
"Kok akrab banget yah mereka...terus suara laki-laki itu juga kaya sering banget gua denger deh." Batin Raniya sambil menatap wajah Syafira yang tadi senyum senyum saat berbincang dengan pria di telpon tadi.
"Kaya suara tuan muda Alfaro tapi sedikit beda yah...tapi itu gak mungkin,gua yakin itu bukan tuan muda." Batin Raniya dan mencoba menempis pemikirannya.
"Lagian mana mungkin tuan muda selembut itu sama cewek, siapa yang gak tau sih sifat dingin tuan muda Alfaro sama cewek yang udah ngelebihin dinginnya es di kutub Utara." Batinnya lagi yang merasa yakin bahwa itu gak mungkin Alfaro.
"Barusan serius itu pemilik kontrakan lu Sya? " Tanya Raniya kepada Syafira untuk memastikan.
"Iya itu pemilik kontrakan ku ,emang ada apa?" Jawab Syafira dengan jujur.
"Kok kalian kaya akrab banget gitu deh.." ucap Raniya terus terang.
"Ah itu perasaan kamu aja kali ran.." ucap Syafira sambil sedikit melambaikan tangannya seolah itu hanya pemikiran temannya saja.
"Emm... Mungkin deh" ucap Raniya yang tak mau ambil pusing dan memilih menikmati jus di hadapannya.
Setelah 20 menit kemudian ternyata benar saja , Alfaro datang ke sana seorang diri dan tak mengajak Leon karena dia tak ingin di ganggu kembali seperti kamarin,terlebih lagi Leon harus ke markas karena ada sedikit urusan yang harus di selesaikan dengan cepat.
Alfaro pun langsung masuk kedalam caffe dan duduk di salah satu meja di sana,namun dia tak menemukan Syafira ada di depan sana mungkin saja Syafira sedang di belakang.
Alfaro tak menunggu pelayan menghampirinya dan langsung saja dia menelpon Syafira untuk menemuinya.
"Hallo...kamu di mana, aku udah ada di caffe di meja no18." Ucap Alfaro setelah telponnya tersambung.
"Yaudah kak tunggu dulu sebentar, aku siapin dulu pesanan kakak yang tadi...gak ada yang dirubah atau di tambahin lagi kan?" Ucap Syafira di sebrang telpon sana.
"Gak ada, udah yang tadi aja" ucap Alfaro.
"Yaudah aku siapin sekarang... Aku matiin dulu telponnya bai kak" ucap Syafira dan langsung mematikan telponnya.
Alfaro pun langsung memasukan kembali ponselnya dan mengeluarkan sebungkus rokok yang berada di saku jasnya, dia mengambil sebatang dan membakarnya lalu dia mengisapnya dengan santai sambil menunggu Syafira datang.
Tak butuh waktu lama Syafira datang menghampiri Alfaro dengan nampan di tangannya yang berisi secangkir kopi dan cupcake.
"Ini pesanannya tuan menyebalkan...selamat menikmati" ucap Syafira sambil meletakan secangkir kopi dan cupcake di hadapan Alfaro dengan sedikit senyum geli di wajahnya.
"Kenapa kamu terus manggil aku tuan menyebalkan sih" protes Alfaro sambil tersenyum tipis kearah Syafira.
"Lagian kak Al juga kenapa terus manggil aku pencuri hmm?" Syafira balik bertanya dengan pipi mengembung dan sebelah alis yang terangkan seolah olah di sedang kesal karena di panggil pencuri,namun bukannya takut Alfaro malah tersenyum gemas melihat wajah Syafira yang menurutnya sangat menggemaskan.
"Emang bener kamu pencuri...pencuri pandangan" ucap Alfaro sambil tersenyum meledek kearah Syafira.
"Ish tuh kan bener,nyebelin...udah ah lupain, aku mau balik kedapur aja." Ucap Syafira dengan wajah yang mulai memerah menahan malu.
"Etss... siapa yang nyuruh kamu pergi...hmm?," ucap Alfaro sambil menggenggam pergelangan tangan Syafira yang hendak pergi.
" Tau ah kakak nyebelin" ucap Syafira sambil membuah mukanya ke arah lain.
"Udah duduk disini,temenin aku makan cupcake dan ngopi di sini " pinta Alfaro kepada Syafira.
"Gak bisa kak, aku harus kerja,ingat aku ini pelayan disini." Ucap Syafira dan tetep ingin pergi.
"Sst...udah gak usah alesan,disini aku pemiliknya jadi aku yang nentuin kamu kerja atau engga...faham??" Ucap Alfaro yak tak ingin gadisnya pergi.
"Ish..yaudah iya, tapi temenin duduk aja" putus Syafira dan duduk di kursi yang tepat berada di hadapan Alfaro.
"Udah dong gak usah ngambek lagi" ucap Alfaro.
"Siapa yang ngambek...kaya gak ada kerjaan lain aja." Ucap Syafira sedikit ketus.
"Itu mukanya di tekuk" tunjuk Alfaro dengan sendok cupcake ke arah Syafira.
"Mana ada, lagian ngapain pake ngambek ngambek segala kaya orang pacaran aja." Ucap Syafira sedikit ketus tanpa nemoleh kearah Alfaro.
"Yaudah sini...mendingan kamu suapin aku biar kaya orang pacaran" ucap Alfaro tersenyum menggoda sambil memainkan alisnya naik turun.
"Ish apaan si, gak usah aneh aneh... Lagian kaya anak kecil aja mau di suapin.manja!" Ucap Syafira sedikit tersipu karna ucapan Alfaro yang mau di suapin supaya seperti orang pacaran.
Alfaro pun tak menjawab hanya terkekeh melihat wajah Syafira yang mulai marah karna ucapannya barusan. Sedang Syafira berusaha menutupi ketegangannya dengan terus meremas jara jemarinya di bawah meja sana.