Memiliki julukan sebagai anak pembawa sial, tak membuat gadis bernama Chessy larut dalam kesedihannya. Ya, anak pembawa sial adalah julukannya sejak dia di lahirkan, karena kelahirannya yang berbarengan dengan kematian kedua orang tuanya.
Kehidupan yang begitu menderita membuatnya tak lantas putus asa, dia selalu meyakinin bahwa akan ada pelangi setelah hujan, akan ada kebahagiaan setelah penderitaan, dan inilah yang selalu di rindukan Cheesy, Merindukan Pelangi saat hujan.
Dapatkah Cheesy menemukan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma Banilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ternyata dia
Keesokan harinya...
Langit, Ranti dan kenzie bersiap untuk pergi ke rumah orang tua Dita untuk menemui Anak Gilang dan Dita.
Di perjalanan, Kenzie terus memikirkan Cheesy, hingga membuat Langit heran saat melihat dari kaca mobil Kenzie terus melamun.
"Kenzie, kenapa diem aja begitu?" Tanya Langit.
"Ngga kok Pah, Kenzie hanya lagi mikirin temen kenzie aja." Jawab Kenzie yang reflek menjawab pertanyaan Papahnya dengan jujur
"Temen yang mana? Cewek atau Cowok?" Tanya Ranti menoleh ke arah anaknya.
"Hehehe, Temen sekolah Kenzie Mah, hmmm dia Cewek mah, Kenzie kasihan sama dia, soalnya dia itu sudah tidak punya orang tua, dan sekarang dia tinggal bersama nenek dan kakeknya." Jawab Kenzie sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena malu.
"Memang orang tua dia kemana Nak?" Tanya Ranti yang menjadi penasaran pada gadis yang berhasil menarik perhatian putranya.
"Sudah meninggal Mah." Jawab Kenzie.
"Oh ya kemarin dia juga cerita katanya Ayah dia itu seorang polisi juga Pah, Mah, dan Ayahnya itu meninggal karena tertembak saat bertugas, kalau Ibunya meninggal setelah melahirkan dia." Sambung Kenzie.
Mendengar ucapan putranya membuat Langit dan Ranti saling pandang, dan saling mengerutkan keningnya, karena merasa cerita teman putranya ini hampir mirip dengan cerita anak dari Gilang dan Dita yang harus kehilangan kedua orang tuanya saat di lahirkan.
"Tumben anak Mamah peduli sama orang, biasanya selalu cuek setiap ada yang deketin." Ucap Ranti yang merasa heran karena anaknya yang biasa dingin pada orang lain bisa begitu peduli pada perempuan yang baru saja di ceritakan nya.
"Mamah ini, anaknya jadi pendiam dan cuek protes, giliran anaknya deket dan peduli sama orang tetep aja di protes juga." Ledek Langit.
"Hehehe, habis heran Pah sama Kenzie, ngga biasanya dia begitu." Sahut Ranti.
"Jangan jangan kamu suka ya sama gadis itu?" Tebak Ranti kemudian.
"Mamah apaan sih, mana mungkin Mah, Kenzie sama dia cuma temenan kok Mah." Ucap Kenzie yang jadi tersipu malu.
"Loh kenapa ngga mungkin, kenzie itu udah besar loh, sebentar lagi mau lulus SMA jadi wajar wajar aja sih kalau sudah mulai tertarik dengan perempuan." Ucap Ranti.
"Emang boleh Mah kalau Kenzie jatuh cinta sekarang?" Tanya Kenzie yang merasa mendapat lampu hijau untuk mencintai seseorang dari orang tuanya.
"Kenzie, cinta itu anugerah terindah dari Allah, semua orang pasti merasakannya, Mamah dan Papah juga pernah merasakannya dulu, Iya kan Pah, kita tidak mungkin melarang kamu untuk jatuh cinta." Jawab Ranti.
"Iya Nak, Kami tidak akan melarang kalau kamu sudah mencintai seseorang, Tapi inget Ken, kalau kamu benar benar cinta ya dijaga, jangan di rusak." Ucap Langit.
"Maksudnya Pah?" Tanya kenzie yang tidak mengerti maksud langit.
"Maksudnya gini sayang, kalau kamu menyukai perempuan itu berarti kamu harus menjaga dia, kamu harus menjaga marwah dia sebagai seorang perempuan, jangan sampai hanya karena kamu mencintai dia terus kamu melakukan perbuatan yang bisa merusak kehormatan seorang perempuan." Terang Langit.
"Oh, Mamah dan Papah mikirnya kejauhan, mana mungkin Kenzie melakukan itu Pah, Mah. Kenzie itu masih mau fokus kuliah dulu." Ucap Kenzie.
"Syukurlah kalau kenzie berpikir seperti itu, Papah juga inginnya kenzie fokus sama kuliah dulu. Masalah cinta sih belakangan aja lah" Sahut Langit.
"Iya Pah." Jawab Kenzie.
***
Mobil yang di kendarai Langit berhenti tepat di pekarangan rumah milik orang tua Dita, terlihat disana ada Ibu dari Dita yang sedang menyapu halaman.
Bu Sri mengerutkan keningnya saat ada mobil yang berhenti di pekarangan rumahnya, Bu Sri menajamkan pandangannya untuk melihat orang yang datang berkunjung.
"Assalamualaikum, Bu." Salam Langit yang langsung menghampiri Bu Sri lalu mencium tangannya. Di susul oleh Ranti dan Kenzie.
"Wa'alaikumsalam." Jawab Bu Sri mengerutkan keningnya karena tak mengenali langit.
"Siapa ya?" Tanya Bu Sri kemudian.
"Saya Langit Bu, teman seperjuangan almarhum Gilang." Jawab Langit.
"Oh ya, Ibu ingat, kalian dulu yang membawa anak Dita ya." Ucap Bu Sri yang mulai ingat dengan Langit.
"Iya Bu." Jawab Ranti.
"Ada apa kalian kemari?" Tanya Bu Sri.
"Ada siapa Bu?" Tanya Pak Bandi yang baru saja keluar rumah dan melihat ada mobil yang berhenti di pekarangan rumahnya.
"Ini loh Pak, ada Nak Langit temennya Gilang dan Dita." Jawab Bu Sri yang menoleh ke arah Pak Bandi yang berdiri di teras rumahnya.
"Suruh masuk atuh Bu, ada tamu kok ngga di suruh masuk." Ucap Pak Bandi.
"Mari Nak langit, Masuk." Ucap Bu Sri mempersilahkan Langit dan keluarganya masuk.
"Terimakasih Bu." Sahut langit kemudian berjalan masuk mengikuti langkah Bu Sri.
Kenzie yang tanpa sengaja melihat seseorang yang di kenalnya sedang duduk termenung di dekat sawah hendak menghampirinya, namun ditahan oleh Mamahnya.
"Mau kemana Nak?" Tanya Ranti memegang tangan Kenzie yang hendak berjalan meninggalkannya.
"Itu Mah ada temen kenzie." Jawab kenzie menunjuk Cheesy yang sedang duduk di pinggir sawah.
"Kita sedang bertamu kenzie, kita sudah di suruh masuk, Ayo masuk dulu." Tegur Ranti.
"Iya Mah." Sahut Kenzie lalu mengikuti langkah mamahnya yang berjalan masuk ke rumah itu.
"Silahkan duduk Nak." Ucap Pak Bandi mempersilahkan tamunya untuk duduk.
"Terimakasih Pak." Sahut Langit kemudian duduk di kursi panjang dan di ikuti oleh Ranti dan Kenzie.
"Ada apa Nak langit tiba tiba berkunjung kesini?" Tanya Pak Bandi.
"Kami kesini ingin menemui anak Gilang dan Dita Pak." Jawab Langit.
"Oh, mau bertemu Nak Cheesy ya, sebentar ya Bapak panggilkan dulu." Ucap Pak Bandi berlalu ke belakang untuk memanggil Cheesy.
Mendengar nama Cheesy di sebut membuat Kenzie terperangah.
"Apa mungkin Cheesy anak Om Gilang?" Tanyanya dalam hati.
Bu Sri datang dengan membawakan minum dan cemilan untuk langit dan keluarganya.
"Silahkan di minum dulu Nak langit, maaf disini hanya ada ini saja." Ucap Bu Sri meletakan tiga cangkir berisi air teh hangat dan juga pisang goreng buatannya ke atas meja.
"Tidak apa apa Bu, ini saja udah cukup, maaf jadi merepotkan." Ucap Langit.
"Sama sekali tidak Nak." Ucap Bu Sri lalu kembali ke dapur.
Tak lama setelah Bu Sri kembali ke dapur, Pak Bandi datang namun hanya sendiri.
"Maaf Nak Langit, Cheesy lagi mandi dulu, tadi habis main ke sawah dan bajunya kotor, jadi dia mau mandi dulu katanya." Ucap Pak Bandi yang duduk kembali di tempatnya.
"Iya tidak apa apa Pak." Jawab Langit.
"Apa ini anak Nak langit?" Tanya Pak Bandi saat menatap Kenzie.
"Iya Pak, ini anak saya namanya Kenzie." Ucap Langit memperkenalkan Kenzie pada Pak Bandi.
"Ganteng, persis seperti Nak Langit." Puji Pak Bandi.
"Bapak bisa saja." Ucap Langit tersenyum.
Mereka pun terus mengobrol dengan di selingi canda dan tawa, hingga akhirnya....
"Assalamualaikum." Ucap Cheesy yang baru saja masuk ke ruang tamu.
Kenzie segera berdiri saat melihat Cheesy, Cheesy pun terkejut saat melihat Kenzie. Keduanya saling pandang. Hingga membuat para orang tua disana merasa heran.