Dante, pria kejam yang hidup di dunia kelam, tak pernah mengenal rasa iba. Namun segalanya berubah saat ia bertemu Lea, gadis lugu yang tanpa sengaja menjadi saksi pembunuhannya. Lea, seorang guru TK polos, kini menjadi obsesi terbesarnya—dan Dante bersumpah, ia tidak akan melepaskannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
waktu sudah menunjukan pukul 9 malam,itu artinya waktunya lia pulang. Dia berjalan gontai pikiran nya terus berputar tentang adik nya itu,lia benar benar tidak percaya jika lea sudah bebas dan melupakan dirinya di sini, sendirian bertahan hidup. Sementara sang adik dia berjalan santai bersama pria asing.
Air mata lia luruh begitu saja,beruntung malam ini jalanan sangat sepi,tidak ada seseorang yang melihat betapa rapuh nya gadis itu.
"aku tahu aku galak,pemarah. Tapi kenapa dia memilih meninggalkan ku dan tinggal berasama orang asing?"tanya nya kepada dirinya sendiri.
Setiap malam lia selalu menangis sendirian,dia selalu memikirkan nasib adik nya di luar sana,bagaimana keadaan nya,bagaimana seseorang memperlakukan nya,namun semua itu terasa sia-sia saat lia melihat adik nya berjalan santai di luaran sana,
"tidak mungkin kan jika lea masih di sekap?aku membayangkan seseorang yang membeli lea adalah pria tua bertubuh gempal dan memiliki perut buncit"lirih nya sangat pelan hampir seperti bisikan.
TIN.......
Suara klakson mobil membuyarkan lamunan nya,dia terperanjat kaget,"lain kali kalau mau bengong di rumah saja. Sayangi nyawamu,ayok masuk aku akan mengantarkan mu!"ucap dion yang entah sejak kapan berada di sebelah nya.
Lia merasa hangat setiap kali di dekat dion,dia tersenyum kecil,lalu masuk kedalam mobil milik dion,
"terimakasih"lirih nya pelan.
"kamu masih memikirkan adikmu?kamu tenang saja aku sedang berusaha mencari nya."ucap dion berusaha menenangkan.
Lia hanya diam ,dia bingung harus menjawab apa,pikiran nya terus berputar,apa yang dia lihat tadi siang harus dia katakan kepada dion?,tapi lia kembali mengurungkan niat nya,dia berfikir jika dion menemukan lea,kemungkinan besar dion akan semakin gencar mendekati lea,dan lea pun pasti akan menerima nya ,karena pasti lea akan merasa dion adalah pahlawan nya.
Lea menggelengkan kepalanya dengan cepat"ah..jangan sampai terjadi"gumam nya pelan,namun cukup terdengar jelas oleh dion.
"terjadi apa?"tanya dion heran,lia menoleh ke arah dion yang memang sedang menyetir mobil.
"ah tidak aku sedang memikirkan nasib adik ku,aku berusaha berfikir positif bahwa dia baik-baik saja"jelas lia berusaha membohongi pria di depan nya itu.
"jangan khawatir jika seseorang itu menyakiti lea aku akan bunuh dia di depan kalian!"ucap nya tegas,cukup membuat lia bergidik ngeri.
Setelah 30 menit perjalanan, mereka akhirnya tiba di kontrakan baru Lia. Semua ini berkat Dion.saat lia menerima uang beberapa gepok dan sebuah pekerjaan. Dengan cepat lia pergi dari kontrakan lama nya,dia pindah ke kontrakan baru yang berada di perumahan cukup elit,karena di perumahan ,Di sini, Lia merasa lebih aman. Tidak sembarang orang bisa masuk ke kawasan ini.
"apa kamu mau mampir?"tanya berusaha meng akrabkan diri.
Dion menggeleng pelan,"tidak usah,cepatlah istirahat,ini sudah sangat malam. Ingat jangan memikirkan adik mu terus,pikirkan dirimu,kesehatan mu. Kamu tidak sendirian sekarang aku ada bersama mu."jelas dion berusaha menenangkan gadis di depan nya itu.
Namun lia semakin salah paham,dia benar benar terharu dengan perkataan dion,perasaan itu semakin dalam,hatinya begitu berbunga-bunga,senyum kecil terukir di bibir nya.
"baik...terimakasih banyak,kalau begitu aku masuk."ucap nya sedikit gugup.
Dia masih berdiam di luar,menunggu dion pergi,setelah dion pergi bersama mobil mewah nya,lia langsung berbalik arah dan membuka pintu rumah nya.
Di balik pintu lia tersenyum lebar,untuk pertama kalinya dia merasakan apa itu jatuh cinta,"pria itu benar-benar manis dan tampan."gumam nya dengan senyuman yang masih mengambang.
"biarkan lea hidup dengan damai di sana,sepertinya dia tidak membutuhkan ku lagi."ucap nya,perlahan senyuman nya mulai luntur,dia melangkah gontai ke arah kamar mandi.
Mencuci muka menghilangkan debu di wajah,setelah mengelap wajah nya dengan handuk kecil,dia melihat dirinya di pantulan kaca.
Dia menatap dirinya dengan dalam ,"apa hebat nya lea?gadis ceroboh itu bahkan bisa memikat hati dion?"tanya nya kepada cermin di depan nya itu.
"lea tidak pandai merias diri seperti ku,bahkan penampilan nya sangat sederhana dan kekanak -kanakan"ucap nya lagi.
Lia menghela napas panjang,dia meremas handuk yang dia pegang,rahang nya mengeras,gigi nya bergemerutuk.
"Lea... aku kakakmu. Aku sudah mengorbankan segalanya untukmu. Aku menyayangimu lebih dari diriku sendiri. Tapi kenapa, saat kamu akhirnya bebas... justru orang lain yang bersamamu?"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pagi hari yang cerah,lia berjalan dengan riang,tangan nya mengepal kuat tas selempang nya,semangat nya membara saat teringat kejadian semalam,sata dion menenangkan nya dengan perkataan yang sangat manis bagi lia.
langkah nya terhenti saat dia melihat lea,adik nya sedang makan di restoran yang sangat mewah,"dia?"gumam nya dengan menyipitkan matanya,senyum sinis terukir di bibir nya,dengan gerakan cepat lia berlari ke arah dimana lea berada.
Lia membuka pintu restoran mewah itu,bahkan baru pertama kali dia menginjakan kaki di restoran sebesar dan semewah ini.
Matanya liar menerawang menatap satu persatu pengunjung di sana,hingga akhirnya dia menemukan lea sedang duduk di hadapan pria yang pernah lia lihat sebelum nya.
"lea..."panggil lia dengan nada dingin,bukan hanya lea namun dante juga ikut menoleh.
Mata lea berbinar,dia langsung berdiri,saat dia merentangkan tangan nya untuk memeluk,lia langsung mundur beberapa langka.
Senyum lea luntur menjadi ekspresi sangat kaget,"Kak... benar-benar tidak merindukan aku? Aku selalu berharap bisa bertemu denganmu lagi..."
lirih nya dengan mata yang sudah berkaca kaca.
Lia tersenyum sinis,dia ingin menangis,namun sekuat tenaga dia memahan nya.
"drama yang bagus"ucap nya cukup membuat lea kebingungan.
"kau sudah bebas?seseorang bukanya sudah membeli mu?apa dia menebusmu?"beruntun pertanya lia layangkan,bahkan lia menunjuk ke arah dante.
Lea menggeleng pelan,dia maju selangkah,namun sayang nya lia pun mundur selangkah,seakan dia enggan bersentuhan dengan adik nya sendiri.
"kak tolong aku...dia yang telah membeli ku..."lirih nya pelan,air matanya sudah menetes,bahkan dia sudah terisak.
"membeli mu?"tanya lia sangat ragu,bahkan nada nya pun seperti mengejek,pandangan nya berpindah kepada dante,lia menatap dante dengan tatapan mengintimidasi.
Dante mengangkat alisnya sedikit, menyesap susu coklatnya dengan santai. Seolah perdebatan antara dua kakak beradik di depannya hanyalah hiburan pagi.
Lalu pandangan lia kembali berfokus kepada adik nya,lia menyilangkan kedua tangan nya di dada,"apa aku terlihat bodoh?...."
Lia mendengus,beberapa saat dia terdiam,"apa seseorang penculik akan memanjakan korban nya?seperti makan di restoran semewah ini?"ucap nya lagi dengan menyandarkan pandangan kesegala arah.
"kak...dengarkan aku dulu.."lirih nya dengan suara yang bergetar,"kamu...kamu salah paham"ucap nya lagi.
"CUKUP!"teriak lia dengan mengangkat satu tangan nya,dia menatap tajam adik nya.
"setidak nya sekarang aku sudah lega,tidak perlu menangisi mu,dan menghawatirkan mu setiap malam. Sepertinya hidup mu lebih nyaman sekarang!"ucap nya pelan namun sangat menusuk di hati lea
"kak..."
Belum sempat lea berkata lebih jauh lagi,lia berbalik arah,dia berlari sekuat tenaga dari sana,saat dia membuka pintu restoran tersebut,air matanya sudah jatuh ,tak bisa lagi dia tahan.
