War Of Chaos Enigma

Pagi hari pun tiba. Dion masih tertidur di depan rumahnya sambil memeluk buku kuno. Tanpa ia sadari, rumahnya sudah di kelilingi warga desa disana.

"Benar itu Dion."

"Dia sudah kembali, sudah lama tidak bertemu dengannya."

"Kapan dia kembali kesini.? "

Suara itu pun membuat Dion bangun dan ia langsung membuka matanya.

"Eh.?" ia pun langsung terkejut melihat kerumunan masa di depannya.

"Ah kau sudah bangun Dion.? " tanya Morgan.

"Ketua.?" sahut Dion dengan terkejut.

"Hahahaha, aku lihat sekarang kau semakin tinggi dan tampan." kata Morgan.

"Em.?" sahut Dion yang kebingungan.

"Ada apa.? " sahut Morgan.

"Maaf ketua, semalam aku baru saja datang ke desa, tapi tidak ada satu orang pun yang aku temui. Kemana kalian pergi.? " kata Dion

Semua orang pun langsung terdiam seribu bahasa disana. Bahkan Morgan sampai tidak bisa menjawab.

"Bisakah kita membicarakannya di tempat lain.? " sahut seseorang bernama Kenta.

"Paman."

"Ikut denganku Dion." kata Kenta.

"Sebentar paman, aku kesini bersama Lisa. Dia sedang tidur di dalam. Aku tidak bisa meninggalkannya." kata Dion.

"Jadi Lisa juga datang kesini.? " sahut Morgan.

Dan Dion hanya menganggukkan kepalanya.

"Begini saja, biarkan bibi May yang mengurusi Lisa. Kau ikutlah bersama kami." kata Kenta.

"Serahkan Lisa padaku Dion, kau tidak perlu khawatir." kata May.

"Ah, baiklah."

Dion pun pergi dari sana bersama Kenta, lalu Morgan memberikan instruksi kepada penduduk desa.

"Baiklah kalian semua, silahkan melakukan aktifitas seperti biasanya." kata Morgan.

Dan semua orang pun langsung bubar dari rumah Dion, dan menuju ke rumah mereka masing-masing.

....

Di tempat lain.

"Kemana kita pergi Paman.? " tanya Dion.

"Ikuti aku saja." jawab Kenta.

Mereka berjalan menyusuri bukit dan melewati hutan. Dion semakin bingung dengan keadaan nya saat itu.

"Masih jauh kah paman.? " sahut Dion.

"Sebentar lagi kita akan sampai."

"Ah, aku masih belum makan dan mandi paman. Kenapa tidak membiarkanmu mandi dulu."

"Maaf Dion, karena ini sangat penting. Bahkan kami tidak berani membangunkan mu, Kau tenang saja, ketua pasti akan menyusul kita bersama dengan yang lainnya. Dia pasti membawa makanan untuk kita."

"Hm baiklah."

Dan tidak berlangsung lama. Mereka sampai di tempat yang mereka tuju. Ada beberapa selter disana, bahkan terdapat sebuah pagar kayu disana.

"Apa ada yang tinggal disini paman.? "

"Tidak ada." sahut Kenta dan langsung berhenti dari langkahnya.

"Lalu, kenapa anda membawaku kemari.?" tanya Dion.

"Aku akan menceritakan tempat ini, tapi ada sesuatu yang ingin kami berikan padamu. Sepertinya kau akan senang setelah melihatnya." kata Kenta.

"Em.?"

"Tunggu disini sebentar."

Kenta pun masuk ke salah satu selter disana, lalu ia membawa sebuah peti kayu dari dalam sana.

"Apa itu paman.?"

"Ini hanya peti kayu yang sudah usang. Tapi yang penting adalah isinya. Sebelum kau melihatnya, aku sebagai seorang arkeolog sangat menyayangkan jika benda yang ada di dalam sini kami serahkan kepada pemerintah. Jadi kami memutuskan untuk memberikannya padamu." kata Kenta.

Dion pun semakin penasaran dengan benda yang ada di dalamnya. bahkan jantungnya berdetak cukup kencang.

"Bersiaplah Dion. kau akan terkejut melihat benda ini."

Kenta pun membuka peti kayu itu secara perlahan. Dan Dion hanya bisa menelan ludah. Lalu, sebuah cahaya bersinar dari dalam peti itu, dan Kenta sudah membukanya secara utuh.

Deg deg. Benar saja, Dion sangat terkejut setelah melihat benda itu.

"Itukan."

"Bagaimana? kami tidak sengaja menemukan benda ini disekitar sini. Kami pun sangat terkejut setelah melihatnya. Sampai-sampai kami tidak berani memegangnya, dan membiarkannya tetap berada di dalam peti ini."

Glek. Dion pun menelan ludah melihatnya, bahkan wajahnya tidak bisa berhenti terkejut.

"Ini adalah harta yang sangat luar biasa. Tidak bisa di percaya, kalau benda ini masih ada di dunia ini."

"Ah, menurut buku milik Rachel. Di perkiraan usia benda ini sudah mencapai jutaan tahun lamannya. Dan di temukan 55rb tahun yang lalu, Artinya benda ini berusia sekitar 57tahun setelah manusia menemukannya. Bukankah ini adalah penemuan yang luar biasa Dion.? " kata Kenta dengan tersenyum.

"Apa kalian sudah tau resikonya.?"

"Ah, kami tau. Itulah kenapa, benda ini kami serahkan padamu. karena hanya kau lah orang yang bisa kami percaya. Seorang Awakening yang kuat dan di anggap sebagai pahlawan di era sekarang. Jadi, jagalah benda ini baik-baik Dion." kata Kenta sambil memberikan peti itu.

Tangan Dion benar-benar gemetar saat memegang peti itu.

"Artefak langka, yang bisa memicu perang dunia pada jaman dulu. Hanya karena merebut dua benda yang di anggap sebagai peninggalan Sang Dewa selama jutaan tahun yang lalu. Dan di hadapanku sekarang, kedua benda ini ada di genggaman tangaku." kata Dion yang sangat terharu.

"Hiks, aku sampai terharu melihatmu Dion. Ini benar-benar pencapaian yang sangat luar biasa bagi kami."

"Terimakasih paman, aku benar-benar sangat berterimakasih kepada kalian tim arkeolog, sudah mempercayakan kedua benda ini padaku." kata Dion.

"Tidak perlu di pikirkan. Kau lebih membutuhkan benda itu. Karena selama ini, benda itu hilang saat Maharaja mengorbankan dirinya. Mungkin kau bisa menemukan sebuah petujuk dan menghentikan kekacauan di dunia saat ini."

"Apakah karena benda ini hilang, Rachel tidak bisa melakukan apa-apa.?" sahut Dion.

"Kami belum tau pasti, menurut catatan yang di tinggalkan Rachel, kedua benda ini menyimpan rahasia dunia, bukan rahasia Enigma. Tapi kami yakin, keduanya masih memiliki hubungan, antara rahasia dunia dan Enigma." kara Kenta.

Dion pun hanya terdiam disana. Lalu, Morgan bersama dengan 3 orang lainnya, datang kesana.

"Huh, sangat melelahkan berjalan kemari setiap hari." kata Morgan.

"Mau bagaimana lagi ketua." sahut tim Arkeolog bernama Keisha.

"Wah, kalian datang kesini juga. Keisha, Luna, Sin. Lama tidak bertemu." kata Dion.

"Ya, padahal aku sedang tidur dirumah. tapi bagaimana lagi, setelah mendengarmu datang kesini, kami langsung berangkat." kata Keisha.

"Kau semakin tinggi Dion." kata Sin.

"Padahal hanya dua tahun kau tidak kemari, tapi perubahan fisikmu sedikit menonjol." kata Luna.

"Ah, hahahaha."

Beberapa saat kemudian, mereka pun makan bersama, dan setah itu, mereka semua membicarakan sesuatu.

"Kau sendiri sudah tau tentang sejarah desa ini Dion. Desa yang di bangun oleh ibu kandung sang Maharaja pada jaman dulu. Karena pelarian dari pasukan Kekaisaran Riu." kata Morgan

"Aku tidak akan melupakan kisah itu ketua. Tapi, kenapa nama Maharaja di samarkan. Seakan-akan namanya hilang tertekan waktu." sahut Dion.

"Hm, menurut beberapa dokumen yang di tinggalkan jaman dulu. Manusia yang hidup pada jamannya, lebih mengenalnya sebagai Maharaja, bukan sebuah nama. Itu hanyalah julukan yang sering di ucapkan oleh orang-orang. Dan mereka melupakan nama aslinya." jawab Morgan.

"Apa tidak ada catatan yang menerangkan tentang nama Maharaja.?"

"Kami juga ingin tau Dion. Bahkan catatan kuno milik Rachel pun tidak tertulis namanya. Seakan-akan julukan Maharaja sudah melekat dalam dirinya. Dan itu juga sebagai jati dirinya." kata Morgan.

"Begitu ya, aku belajar banyak disini. Kalian benar-benar luar biasa." kata Dion dengan tersenyum.

"Jangan memujiku." sahut Keisha dengan malu.

"Hahahaha"

....