Kamu tau aku sangat mencintai adikmu, tapi kamu pun tau, sangat mustahil untuk aku bisa hidup bersamanya, jika memang kamu juga mencintai aku ,maka bawalah aku pergi dari kehidupan adikmu. Dobrak lah pintu hati ku agar aku bisa mencintaimu melebihi cinta ku untuk nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lusi permata Sari , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 21
5 hari kemudian....
Tangan Reyhan nampak nya sudah membaik dan sudah di buka perbannya .
Kebetulan malam ini Riza memesan makanan di apartemen,jadi Lilia tidak perlu repot-repot memasak untuk makan malam.
Mereka berdua pun semakin terlihat sangat dekat, karena Lilia yang selalu membantu Riza untuk segala sesuatunya beberapa hari belakangan ini, walaupun begitu,mereka tetap menjaga jarak.
Waktu sudah menunjukan pukul 6 sore dan Lilia segera mandi , rencananya malam ini Lilia akan kembali ke kos kosan nya, karena menurut Lilia, tangan Riza sudah membaik dan mungkin Riza pun akan mulai bekerja seperti biasa.
Lilia yang selesai mandi dan segera mengeringkan rambutnya yang basah, dan segera memakai baju di dalam kamar mandi, Lilia pun yang sudah rapi segera melilit rambutnya yang masih basah dengan handuk, tetapi alangkah terkejutnya Lilia ketika mau membuka pintu seekor kecoa berjalan di bawah kakinya , Lilia pun sontak berteriak dan langsung berdiri di atas kloset.
"aaaaaaaaaa....", teriakan Lilia mengagetkan Riza yang sedang menonton TV.
"za .. tolong aku...", suara Lilia tak henti-henti nya berteriak.
"kenapa si Lilia", kata Riza yang sedikit kaget.
Akhirnya Riza mencoba mencari Lilia di dalam kamar nya, tetapi ternyata tidak ada.
"lu dimana Li?", tanya Riza.
"aku di kamar mandi za", jawab Lilia seperti orang ketakutan.
"kenapa tuh anak", ucap Riza kebingungan
Riza pun mencoba masuk ke dalam kamar mandi dengan sangat hati-hati.
Saat mencoba mendorong pintu kamar mandinya, ternyata pintunya masih terkunci.
"Lu gak apa-apa di dalem ?", tanya Riza sambil menggedor-gedor pintunya .
"aku takut za", suara Lilia merintih.
"lu kenapa emang", tanya Riza semakin khawatir.
Lilia pun tidak menjawab, hanya terdengar seperti orang merintih menangis.
"Yaudah lu minggir jangan ada di belakang pintu,gw bakal dobrak pintu nya ", ucap Riza yang sudah sangat panik takut terjadi sesuatu kepada Lilia.
"1 2 3,braaaaakkk ", pintu pun akhirnya terbuka.
Riza pun kaget melihat Lilia yang sedang berdiri di atas kloset duduk.
"astaga lu ngapain di situ ", tanya Riza.
"itu ada kecoa za ", jawab Lilia sambil menunjuk kecoa yang berada di bawah kloset.
Riza yang melihat pun hanya tertawa.
"hahaha,bisa bisanya lu takut sama kecoa", ucap Riza meledek.
"iiihhhh jijik tau , nanti dia terbang ke badan aku gimana ?", jawab Lilia.
Riza pun baru tersadar bahwa Lilia terlihat sangat segar karena baru saja selesai mandi.
Riza pun menjadi salah tingkah lagi.
Pandangan Riza pun sudah tidak karuan.
Riza merasa sudah ada yang tegang di balik celananya.
"za kok kamu malah diem aja sih , tolongin aku kek ", ucap Lilia membuyarkan lamunan Riza .
"eehhh iya, terus gw harus gimana dong ", jawab Riza yang sudah sangat grogi.
"ya itu tolong buang kecoa nya ", kata Lilia yang sudah sangat ketakutan.
"yaudah gw coba ya ", ucap Riza sambil berusaha memegang kecoa nya .
Tetapi tiba-tiba kecoa itu malah terbang ke arah Lilia, sontak Lilia sangat kaget dan membuat dirinya lompat dari atas kloset , akhirnya Lilia pun terjatuh dan membuat kakinya terkilir.
"awww, sakit....",ucap Lilia yang sudah terjatuh di lantai kamar mandi sambil memegangi lutut nya.
"sini gw bantu berdiri",kata Riza sambil mencoba memapah tubuh Lilia.
"awww, gak bisa za ", ucap Lilia yang tidak sanggup untuk berdiri.
Akhirnya tanpa aba-aba, Riza pun membopong tubuh Lilia.
Lilia pun hanya pasrah sambil melingkarkan tangannya ke leher Riza karena takut terjatuh.
Jantung Riza pun semakin tak karuan, karena saat ini Riza dengan penuh kesadaran memeluk Lilia.
Riza pun langsung menurunkan Lilia di pinggir tempat tidur.
"awww eehhh...", ucap Lilia terus merintih kesakitan.
"Apanya yang sakit", tanya Riza.
"Kayak nya lutut aku terkilir ", jawab Lilia sambil terus memegang lututnya.
"Coba sini aku coba pijat sebentar", ucap Riza sambil mencoba memegang lutut Lilia.
"Pelan-pelan za", pinta Lilia.
Riza pun sebenarnya sudah sangat tersiksa dengan perasaan nya sendiri.
"Gilaaa, gw udah gak tahan dengan semuanya", ucap Riza dalam hati sambil berusaha terlihat biasa saja.
Riza pun mencoba meluruskan lutut Lilia hingga terdengar suara "krek", sontak Lilia menjerit kesakitan.
"awww hhhhh", suara Lilia merintih.
"Gimana, masih sakit gak?", tanya Riza yang merasa sudah gelagapan karena melihat Lilia yang hanya mengenakan handuk.
"ehhhh , lumayan za", jawab Lilia yang sedikit merintih karena merasakan sakit.
Riza pun sudah tidak bisa menahan dirinya, sebagai lelaki yang normal,hal itu sangat wajar.
Tanpa aba-aba Riza yang sedari tadi menatap mata Lilia akhirnya langsung melahap bibir Lilia yang terus menerus merintih karena kesakitan.
"emmmmm", suara Lilia yang bibinya sudah di bungkam oleh mulut Riza.
Bibir Riza pun terus bermain di mulut Lilia, lidahnya semakin masuk ke dalam mulut nya, membuat Lilia merasa kehabisan nafas.
Lama kelamaan permainan pun semakin santai, Riza merasa tak ada penolakan dari Lilia, malah Riza merasakan remasan tangan Lilia di bahunya.sepertinya Lilia pun menikmati semuanya.
Riza yang mencoba memeluk Lilia dengan kedua tangannya,dan Riza pun merasakan bahwa Lilia nyaman dengan semuanya.
"hemmmmm ..", suara Lilia semakin membuat Riza tak berdaya.
Riza yang semakin panas pun akhirnya mengecup bagian dada Lilia, sehingga meninggalkan bekas-bekas warna merah di sana.
Saat Riza yang sedang menikmati permainan lidah nya, tiba-tiba terdengar suara orang menggedor pintu apartemen nya .
"Dor dor dor dor , Riza keluar lu ,", suara seseorang di balik pintu.
Saat Riza mencoba untuk keluar kamar dan melihat siapa yang ada di balik pintu, Riza pun sangat terkejut, ternyata Amar yang ada di sana.
Riza bingung harus membuka pintu atau tetap diam di dalam apartemen.
"Kalo gw gak buka yang si Amar makin rusuh, tapi kalo gw buka gimana kalo nanti dia melihat Lilia berada di sini ",, ucap Riza.
"Woiii buka, jangan sampe gw di dobrak ", ucap Amar yang sudah sangat kesal.
Akhirnya Riza pun membukakan pintu untuk Amar dari pada keadaan nya semakin memanas.
Riza pun terlihat sangat panik dan penampilan Riza pun sangat acak acakan, karena ulah Lilia barusan yang menjenggut rambut Riza.
"Abis ngapain lu acak acakan kayak gitu , padahal ini masih sore ?", tanya Amar sangat curiga .
"emmmmm gak ngapa-ngapain kok ", jawab Riza grogi.
Riza pun bingung dengan maksud kedatangan Amar ke sini, dalam pikiran Riza,apa Amar tau kalo Lilia ada di sini .
"kok bisa ada sendal prempuan di sini ?", tanya Amar yang semakin curiga.
"ohhh itu sendal cewek gw ketinggalan ", jawab Riza beralasan.
"sejak kapan lu punya cewek?", tanya Amar yang tak percaya.
"Yaa gw kan gak harus laporan sama lu ", jawab Riza.
"Siapa nama nya ?"tanya Amar lagi.
"Bukan urusan lu ", jawab Riza.
Riza sebenarnya merasa sangat tidak tenang, tapi dirinya berusaha untuk tetap tenang.