“Damian, ah, jangan...”
"Itu geli, jangan seperti itu."
Arissa berdiri di depan ruangan kantor direktur Miracle group, dia mendengar suara Damian suaminya yang sedang bermesraan dengan wanita lain di dalam ruangan itu, suara manja wanita yang tengah bersama dengan suaminya itu seperti belati tajam yang menghujam jantungnya.
“Nyonya, direktur sekarang sedang sibuk, nanti akan saya sampaikan jika nyonya datang mengunjunginya...” Asisten pribadi Damian, Remi dengan wajah canggung dan penuh simpati menatap Arissa.
"Damian apa yang kamu...." Belum sempat Arissa menyelesaikan ucapannya, mulutnya sudah di bekap oleh bibir Damian.
Ciuman Damian kali ini lebih kasar dari sebelumnya. Seperti hendak menelan Arissa bulat-bulat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EP:23
.............
Setelah mendapat tambahan libur sehari lagi, pagi ini Arissa harus kembali ke kantor memenuhi rutinitas pekerjaannya.
Arissa bangun dengan wajah yang ceria, semalam, Brian menghubunginya dan meminta agar pagi-pagi sekali ke ruang departemen desain.
Arissa masuk ke ruangan manager departemen desain, lalu menyerahkan surat pemindahan jabatannya.
Kini, dia tidak lagi menjabat sebagai sekretaris Brian melainkan, dia sekarang akan berkerja di departemen design.
Apa yang dia impikan, seperti perlahan-lahan akan tercapai.
Manager desain menyambut Arissa dengan senyum ramah.
Arissa memasuki ruangan itu bak mimpi, teringat saat dia datang wawancara, dia tidak memiliki pengalaman apapun, bahkan bisa di bilang dia sangat beruntung karena Brian membuat pengecualian dengan menerimanya bekerja sebagai anak magang yang tidak akan di gaji.
Dan, dia tidak pernah menyangka jika hari ini ternyata tiba juga, dia diangkat menjadi karyawan tetap. Dan, yang paling membahagiakan, dia masuk ke dalam departemen desain.
"Selamat datang di departemen desain nona Arissa." Sissy memberikan selamat pada Arissa.
Namun, bisa terlihat dengan jelas kalau dia tidak begitu menyukai Arissa, meskipun, saat ini bibirnya sedang tersenyum dengan ramah.
"Saya benar-benar tidak menyangka kamu akan bisa sampai sejauh ini di perusahaan. Karena biasanya orang yang masuk ke departemen desain, mereka harus melewati seleksi yang sangat ketat. Para karyawan lain pasti akan ada yang bertanya-tanya. Mungkin juga akan ada yang tidak senang." Kata Sissy.
Arissa tidak bisa menangkap dengan jelas maksud dari ucapan Sissy, membuat dia hanya bisa mengerutkan dahinya tidak mengerti.
"Untuk menghindari hal yang tidak di inginkan itu, pasti nanti perusahaan yang akan merugi, karena itu. Saya kan memberikan pekerjaan yang serabutan dulu untuk kamu." Sambung Sissy.
"Baik bu.." Jawab Arissa, yang mengira jika itu di lakukan Sissy untuk kebaikannya, padahal Sissy hanya sedang ingin mempermainkannya.
"Kamu mungkin tidak puas dengan usulanku ini, kamu bisa mengatakannya, jika kamu memang tidak senang." Kata Sissy memancing, mungkin saja Arissa akan marah.
"Tidak, saya tidak mungkin akan marah, ini demi kebaikan saya dan juga baik untuk perusahaan, saya juga tidak mau rekan-rekan yang lain berpikiran yang tidak-tidak pada saya." Ujar Arissa menerima usulan Sissy untuknya.
"Syukurlah kalau seperti itu, saya senang dengan kedewasaan kamu." Ucap Sissy. Ketidakpuasan di hatinya pun sedikit berkurang.
"Kamu bisa keluar sekarang." Kata Sissy.
"Terima kasih Bu, saya permisi." Arissa lalu keluar berjalan ke meja kerjanya yang berada di sudut.
Arissa dengan tenang duduk di meja kerjanya, membalik data departemen desain yang Brian berikan padanya, juga ada beberapa data desain.
Tepat pada saat ini, dari depan pintu departemen desain terdengar keributan.
Para karyawan wanita berkumpul, seperti sedang menatap sesuatu dengan begitu kagum.
Arissa sedikit mendongakkan kepala melihat ke arah luar pintu, sebuah bayangan yang familiar muncul di garis pandangnya, tangan yang memegang dokumen memegang dengan erat, di otaknya teringat kejadian kemarin malam, kata-kata yang dilontarkan Damian.
Dia segera menundukkan mata, menutupi perasaannya yang tidak tenang.
Damian....
Suara yang begitu familiar itu, itu benar-benar suara pria yang membuatnya terkadang seperti akan terkena serangan jantung,
Dia segera menundukkan mata, menutupi perasaannya yang tidak tenang.
"Bukankah itu direktur perusahaan Miracle Group?" Tanya karyawan pria di samping Arissa.
"Tidak salah, memang dia." Sahut pria satunya.
"Untuk apa dia kemari? Bukankah perusahaannya adalah pesaing perusahaan kita?" Tanya karyawan pria satunya lagi.
Sementara itu itu, jantung Arissa berpacu dengan laju. Takut, jika Damian datang untuk mencarinya.
Tepat pada saat ini Sissy keluar dari ruangannya, segera berjalan menyambut Damian.
"Direktur Damian, saya Sissy, manager desain, maaf saya tidak menyambut anda, karena informasi yang saya terima, anda baru akan datang besok." Ujar Sissy menjelaskan pada Damian, dia takut jika pria tampan yang di segani itu akan kecewa padanya.
"Saya Remi, sekretaris pak Damian, maaf kami lupa memberitahu, jika kamu mempercepat pertemuan." Kata Remi yang menyambut uluran tangan Sissy yang ingin berjabat tangan dengan Damian.
Sissy hanya bisa tersenyum canggung karena uluran tangannya tak di hiraukan oleh Damian.
"Saya penanggung jawab departemen desain, silakan keruangan saya dulu, saya akan meminta staf untuk menyiapkan ruang rapat." Kata Sissy mempersilakan Damian untuk ke ruangannya terlebih dahulu.
Melihat Damian berjalan memasuki ruangan Sissy membuat Arissa menghela nafas aman, ternyata Damian bukan datang untuk mencarinya, tapi, untuk membahas kerja sama perusahaan.
Kerja sama perusahaan?
Sejak kapan? Bukankah kedua perusahaan adalah musuh bebuyutan? Heran Arissa. Entah sejak kapan direktur kedua perusahaan itu mulai akur, tapi, sudahlah, dia malas untuk memikirkan hal itu. Toh, sampai kepalanya sakit memikirkan hal itu, tidak ada untungnya juga untuknya.
"Arissa, siapkan minuman dan cemilan, bawa ke ruang rapat." Suruh Sissy.
"Ta...." Belum sempat Arissa melanjutkan ucapannya Sissy sudah berlalu dari hadapannya.
"Sepertinya anda sudah tidak sabar ingin bekerja sama dengan perusahaan kami direktur Damian." Ucap Brian yang kini sudah berada di ruang rapat bersama Damian dan beberapa orang lainnya dari departemen desain.
"Ya, karena aku sudah tidak sabar ingin menaikkan omset penjualan perusahaan yang terus menurun itu." Balas Damian yang berhasil membuat Brian menatap geram ke arahnya.
Saat kedua pria itu saling melempar tatapan tajam.
"Sebaiknya kita langsung saja ke intinya. Lakukan secara profesional." Kata Damian yang kali ini tidak ingin memperpanjang perdebatannya dengan Brian.
Brian pun, terlihat menjadi melembut, karena Damian benar. Mereka berdua harus profesional. Harus mengesampingkan permusuhan pribadi.
"Direktur Brian, seperti yang sudah pernah kita bahas sebelumnya, bahwa aku bisa bebas memilih sendiri siapa yang menjadi penanggung jawab. Apakah itu masih berlaku?" Tanya Damian.
"Tentu saja. Anda bebas memilih, seperti yang ada di dalam kontrak yang akan kita tandatangani." Kata Brian.
Damian tersenyum samar, seperti sedang merencanakan sesuatu.
Keduanya pun saling bergantian menandatangi berkas perjanjian kerja sama.
saat itulah, Arissa masuk membawa minuman.
"Seperti yang sudah kita bahas tadi, jika aku bisa bebas memilih siapa yang menjadi penanggung jawabnya, mulai hari ini aku mau Arissa yang menjadi penanggung jawab di kerja sama kita..."
Sontak Arissa yang saat itu sedang meletakkan minuman di atas meja menjadi kaget dengan apa yang di dengarnya.
Dia merasa seperti sedang di jebak oleh Damian.
Sedangkan Sissy, ekspresi wajahnya seketika langsung berubah saat mendengar jika Damian meminta Arissa yang menjadi penanggung jawab kerja sama perusahaan.
"Maaf, direktur Damian, sepertinya anda terburu-buru. Apakah anda tidak ingin memikirkannya kembali? Arissa, dia adalah karyawan baru, bahkan hari ini dia baru di pindahkan ke departemen desain. Dia tidak memiliki pengalaman sama sekali." Ujar Sissy memberitahu Damian.
"Aku tidak peduli.." Tegas Damian, jika apa yang dia katakan tidak bisa di ubah lagi.
Raut wajah Sissy berubah menjadi tidak enak, dia adalah manager departemen desain, proyek yang begitu penting, seharusnya dia yang menjadi penanggung jawabnya, bukan Arissa yang merupakan karyawan baru. Yang hanya beruntung bisa bekerja di perusahaan itu.
"Tapi pak...." Sissy kembali akan protes, tapi terpotong karena Arissa bersuara.
"Maaf pak Damian, saya sepertinya harus menolak, saya baru belajar sedikit, baru bergabung dengan perusahaan, tidak cocok untuk menjadi penanggung jawab proyek ini, lebih baik silahkan direktur Damian memilih orang lain saja..."
...****************...
Selamat membaca untuk kalian. Jangan lupa support author dengan like, komen dan vote ya, dan tolong berikan bintang 5. Terima kasih semuanya.
kita ikuti
ceritanya thor
apakah dirimu lagi sibuk?
semoga author sehat " ya
🙏🙏🙏
di tunggu up nya...
bersatu lagi thor
bikin sebucin bucinnya
mereka ber 2
lanjut thor ceritanya
semoga iya biar terkejut