Hot Summer Boyz

Esok harinya, rumah megah milik keluarga Hyunjae terlihat semakin hidup. Para pelayan mondar-mandir mempersiapkan segala kebutuhan untuk menyambut tamu spesial. Ibunya Hyunjae, Nyonya Kang, duduk di ruang tamu dengan anggun, menunggu kedatangan keluarga Miyeon.

Tepat pukul 10 pagi, sebuah mobil hitam berhenti di depan gerbang rumah. Miyeon keluar dengan balutan dress putih sederhana, wajahnya dihiasi senyum manis yang tampak tulus. Sementara itu, ibunya, Nyonya Choi, tampil berkelas dengan mantel bulu mahal yang mencerminkan kekayaannya.

Ayah Hyunjae, Tuan Kang, berdiri di depan pintu untuk menyambut mereka. “Ah, Miyeon! Akhirnya kita ketemu lagi. Kamu makin cantik aja” katanya dengan nada ramah tapi penuh maksud.

“Terima kasih, Paman Kang” jawab Miyeon dengan sopan sambil sedikit membungkuk.

Setelah saling bertukar sapaan, mereka duduk di ruang tamu. Obrolan dimulai dengan topik ringan, tapi Tuan Kang segera mengarahkannya ke topik utama. “Miyeon, aku dengar dari ibumu kalau kamu selalu mendukung Hyunjae. Kamu tahu kan, dia anak yang sulit terbuka. Aku pikir, kamu bisa jadi teman baik untuknya, terutama sekarang”

Miyeon tersenyum tipis, menyembunyikan rasa gugupnya. “Saya akan berusaha, Paman”

Tuan Kang melanjutkan, “Hyunjae itu keras kepala, tapi dia butuh seseorang yang bisa bikin dia nyaman. Saya yakin kamu bisa masuk ke dunianya"

Nyonya Choi menambahkan dengan nada angkuh, “Tentu, Miyeon punya kelebihan itu. Dia selalu bisa membuat orang merasa dihargai”

Di balik senyum manisnya, Miyeon mengingat kembali pertemuan pertamanya dengan Hyunjae beberapa tahun lalu. Malam itu adalah titik balik dalam hidupnya.

Flashback: Malam Kelulusan

Malam itu, restoran keluarga Miyeon dipenuhi pelanggan. Miyeon yang baru saja menyelesaikan tugas sekolah membantu di restoran. Ia mengenakan seragam hitam-putih dengan celemek cokelat, rambutnya diikat sederhana.

“Miyeon, tolong buang sampah di belakang, ya!” panggil salah satu pelayan senior.

“Siap, Kak!” jawab Miyeon ceria. Ia mengambil kantong sampah besar dan berjalan ke belakang restoran.

Saat sedang membuang sampah, tiba-tiba seorang pria paruh baya dengan tampang mencurigakan mendekatinya. “Hei, adik manis, malam-malam sendirian di sini? Bahaya, lho"

Miyeon mencoba menghindar sambil berkata, “Maaf, saya lagi kerja. Tolong jangan ganggu”

Tapi pria itu semakin dekat. Tangannya mencoba meraih lengan Miyeon. “Jangan gitu dong, kita ngobrol bentar aja"

Miyeon panik. Tangannya gemetar, tapi ia tidak berani teriak karena takut mengundang keributan. Saat itu, suara langkah kaki terdengar dari kejauhan.

“Woi! Lepasin dia!” seru suara tegas dari arah pintu belakang.

Pria itu menoleh dengan kesal, “Apa urusan lo?”

Hyunjae, yang mengenakan seragam sekolahnya, melangkah maju dengan tatapan tajam. “Gue bilang, lepasin dia. Kalau nggak, gue pastikan lo nggak bakal keluar dari sini dengan selamat”

Pria itu mencoba melawan, tapi Hyunjae sigap menahan tangannya. Dengan gerakan cepat, Hyunjae mendorong pria itu menjauh. “Pergi sebelum gue telepon polisi!” ancamnya.

Pria itu akhirnya pergi dengan wajah kesal, meninggalkan Miyeon yang masih syok.

“Lo nggak apa-apa?” tanya Hyunjae sambil menatap Miyeon.

Miyeon mengangguk pelan, masih memproses apa yang baru saja terjadi. “I-iya… makasih"

Hyunjae menghela napas lega. “Untung gue balik buat ambil dompet gue yang ketinggalan. Kalau nggak, gue nggak tahu apa yang bakal terjadi"

Dari situ, percakapan mereka dimulai. Hyunjae bahkan mengajak Miyeon bergabung dengan teman-temannya di meja mereka, merayakan malam kelulusan. Malam itu, Miyeon tidak hanya merasa aman, tapi juga mulai merasakan sesuatu yang berbeda terhadap Hyunjae.

Kembali ke Masa Kini

Di dalam mobil, Miyeon memandang keluar jendela, pikirannya kembali ke kenangan itu. Hatinya berdebar memikirkan kemungkinan bertemu Hyunjae lagi.

“Apa mungkin aku bisa deket sama dia? Tuhan.. bantu aku" gumamnya dalam hati, mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

Villa Pulau Tropis

Chan Hee lagi serius banget nulis di buku diary-nya, sampe nggak sadar kalau Changmin udah ada di belakang dia. Changmin, yang baru selesai mandi dan masih pakai handuk di leher, awalnya cuma iseng ngeliat. Tapi, matanya nggak sengaja kebaca satu kalimat yang bikin dia berhenti napas sejenak yaitu MR BBANG.

Diary Chan Hee

...Hari ini rasanya masih aneh. Entah kenapa, pikiranku terus terpusat pada satu hal dan bukan sesuatu yang biasa aku rasakan. Sejujurnya, rasanya ada sesuatu yang ingin aku ungkapkan, tapi sulit untuk diutarakan....

...Younghoon… kadang gue mikir, lo lebih dari sekadar teman. Entah gimana caranya, tapi lo selalu ada di kepala gue. Rasanya, ada sesuatu yang nggak bisa gue jelasin, sesuatu yang jauh lebih dalam dari sekadar persahabatan....

...Gue bingung. Gue tahu ini aneh, tapi lo ngerasain hal yang sama nggak sih? Atau mungkin gue aja yang terlalu baper? Kadang, gue cuma bisa ngeliatin lo dari jauh, berharap lo ngerasain apa yang gue rasain. Tapi di saat yang sama, gue takut. Takut kalau gue harus kehilangan lo....

...Semua ini terasa terlalu rumit. Apa ini benar? Atau cuma imajinasi gue aja yang berlebihan? Tapi gue sadar, perasaan ini nggak bisa gue hindari. Mungkin ini salah, tapi gue nggak bisa bohong sama diri sendiri....

...Gue berharap, entah bagaimana, lo tahu. Tapi bukan dengan kata-kata. Mungkin dengan cara yang lebih halus, tanpa lo harus benar-benar sadar....

...Chan Hee ❤️ Mr Bbang...

"Gue tahu ini salah, tapi gue nggak bisa bohong kalau gue suka sama dia"

Changmin langsung melongo. "Apaan nih? Maksudnya dia suka sama siapa?" pikirnya, sambil tetap berdiri diam di tempat, takut gerak dan ketahuan. Tapi, sialnya, kakinya malah nyenggol meja kecil di belakang sofa.

Brak!

Chan Hee langsung kaget, refleks nutup buku diary-nya dan nengok ke belakang. “Changmin? Lo ngapain di situ?” tanyanya dengan nada panik.

Changmin salah tingkah, senyumnya kaku banget. “Eh, gue… cuma mau ambil handuk tadi. Kayaknya ketinggalan" jawabnya sambil nunjuk meja kosong.

Chan Hee menaikan alis mata, jelas nggak percaya. “Lo ngintip, ya?”

“Enggak!” Changmin buru-buru geleng-geleng, walau mukanya jelas nggak meyakinkan. “Gue cuma… ya, kebetulan aja lewat.”

Chan Hee ngeliatin dia lama, bikin Changmin makin nggak nyaman. “Changmin, kalau lo baca sesuatu tolong, ya jangan bilang siapa-siapa" Suaranya pelan, tapi penuh tekanan.

Changmin cuma bisa angguk. “Iya, gue janji”

Hening. Suasana jadi canggung banget. Chan Hee balik duduk sambil pura-pura nggak peduli, tapi jelas dari cara dia megang buku diary-nya, dia panik. Di sisi lain, Changmin buru-buru ngambil handuk beneran terus ngeloyor pergi, tapi pikirannya nggak bisa berhenti muter.

Sembari jalan menjauh, Changmin terua berkata

“Chan Hee suka sama siapa, ya? Jangan-jangan… gue?”

Siang harinya, villa itu berdiri megah itu terlihat silau karena pantulan matahari. Tepat sekitar pukul 1 siang, Miyeon sampai villa tempat Hyunjae liburan dan disana langkahnya ragu saat mau masuk ke area villa. Dari kejauhan, dia bisa melihat sekelompok pemuda sedang bercanda dan tertawa di tepi kolam renang. Di antara mereka, Hyunjae duduk dengan santai, terlihat seperti pusat perhatian.

“Selamat siang Nona Miyeon" suara salah satu staf villa membawanya kembali ke realitas. “Tuan muda ada di sana. Anda bisa langsung menemui beliau"

Miyeon mengangguk pelan, mencoba mengumpulkan keberanian. Dia berjalan mendekat, dan tawa di sekitar kolam tiba-tiba berhenti ketika mereka menyadari kehadirannya.

Hyunjae menoleh, alisnya bertaut melihat sosok asing yang mendekat. “Lo siapa?” tanyanya langsung.

Miyeon merasa tubuhnya kaku. Suaranya tertahan di tenggorokannya, tapi dia memaksakan senyum kecil. “Hai aku Miyeon. Ayah kamu yang nyuruh aku ke sini" jawabnya dengan suara pelan.

Dengar nama Miyeon, Hyunjae langsung badmood dan tidak menyangka kata-kata ayahnya terjadi hari ini. Suasana berubah badmod. Hyunjae berdiri dan jalan ke arah kamarnya. Juyeon, Sangyeon, Eric, Jacob, Sunwoo hanya bisa terdiam dan membisu.

Miyeon kejar Hyunjae. Di tengah menuju kamarnya, Miyeon berhasil bicara ke Hyunjae.

"Hyunjae, aku minta maaf kalau kehadiran aku buat kamu nggak nyaman" ucap Miyeon dengan kesadaran gugup penuh.

Getaran gugupnya buat Hyunjae berhenti melangkah. Dengan langkah ringan, ia kembali mendekat ke arah Miyeon dan suasana mendadak di dunia Miyeon berubah jadi romantis.

Hyunjae mendekatinya dan berdiri di depannya dengan jarak 10 cm . Miyeon menangkap tatapan mata Hyunjae dan Hyunjae yang penuh emosi berusaha berkata keras untuk berkata biasa tanpa main tangan.

"Gue nggak tahu apa alasan lo nerima permintaan ayah gue. Tapi sebelum semuanya terlambat, gue cuma mau ingetin satu hal sama lo. Gue nggak akan pernah terima perjodohan kita!!"

Hyunjae jalan ke arah kamarnya dan tutup pintu, Miyeon matanya berkaca-kaca.

Bersambung

Bagaimana tanggapan kalian?

■BANTU AUTHOR LIKE, FOLLOW, AND KOMENTAR YA🙏

GOMAWO CHINGU💙😉