Kesalahan satu malam yang mengubah hidup Hanum, dimana di malam itu seseorang datang dan merenggut kehormatan yang selama ini Hanum jaga. Steven Nicholas Dirgantara adalah lelaki yang telah memperkosa Hanum, Steven adalah aktor terkenal juga seorang pengusaha, keluarganya juga adalah keluarga paling kaya di kota ini. Hingga hari dimana Hanum mengandung anak dari Steven dan Hanum harus melahirkan anak itu karena bagi keluarganya dia adalah pewaris selanjutnya dari keluarga Dirgantara. Akan tetapi kejadian tidak terduga terjadi dimana Hanum mengalami keguguran hingga membuat keluarga Steven merasa kecewa dengan Hanum karena tidak bisa menjaga anak itu dengan baik.
Saat itu juga Hanum memutuskan untuk pergi dari kehidupan Steven di saat benih cinta mulai tubuh.
Bagaimana kelanjutan cerita nya, apakah Steven akan mencari Hanum atau membiarkan cinta itu pudar seiring berjalannya waktu simak terus kelanjutan ceritanya dalam novel Kesalahan Satu Malam..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikromatul Fasila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Saat ini Hanum berada di dalam kamar mandi membersihkan wajah nya, Hanum yang sudah tidak bisa menahan tangisannya lagi akhirnya pecah di dalam kamar mandi. Hanum masih ingat dengan betul dengan apa yang dikatakan oleh Mommy Steven padanya.
"Berhenti menangis Hanum, apa yang dikatakan oleh Mommy Steven adalah kebenaran. Kalian berdua tidak akan mungkin bisa bersama, dia terlalu sempurna buat kamu dan Steven pantas mendapatkan yang setara dengan dirinya. Sekarang kamu harus memikirkan tentang anak yang kamu kandung, lupakan dan jangan pernah lagi berharap bahwa kau bisa bersama dengan Steven meskipun dia bersikap baik pada mu tapi kamu juga harus sadar bahwa sikap baik Steven pada mu karena kamu sekarang tengah mengandung anak nya bukan karena mencintai kamu," kata Hanum kepada dirinya sendiri agar dia sadar bahwa dia tidak akan bisa bersama dengan Steven.
Saat ini Hanum pun menghapus kembali air matanya dan berjalan keluar menemui Edward.
Melihat Edward yang sedang berbincang dengan teman nya, Hanum tampak menarik baju Edward pelan.
"Hanum, kamu sudah kembali?" tanya Edward saat melihat Hanum berada di samping nya.
"Iya, aku ingin kembali ke Villa," jawab Hanum dengan suara sedihnya.
"Hanum, kamu kenapa? Apa ada seseorang yang menyakiti kamu? Kenapa kamu terlihat sedih seperti ini?" tanya Edward sedikit khawatir dengan keadaan Hanum yang terlihat sedih.
"Tidak! Aku hanya lelah dan ingin segera beristirahat,"
"Hanum, kita tidak bisa kembali ke Villa sekarang apalagi ini sudah sangat malam. Aku akan memesan hotel buat kamu ya,"
"Baiklah," jawab Hanum pelan lalu Edward pun menyewakan hotel untuk Hanum.
Saat berada di dalam mobil untuk menuju ke hotel, Edward tampak mencari Steven bahkan Edward juga menelfon Steven tapi nomer nya tidak aktif.
"Kemana Steven? Kenapa juga handphone nya tidak aktif?" ucap Edward sambil melihat handphone nya.
"Ed, aku benar-benar sangat lelah dan ingin segera beristirahat," kata Hanum agar dia tidak bertemu dengan Steven.
"Baiklah, ayo kita berangkat." jawab Edward lalu membawa Hanum ke hotel untuk beristirahat.
Sedangkan saat ini Steven terus mencari keberadaan Hanum.
"Kemana Hanum pergi? Aku bahkan sudah mencari di seluruh tempat di gedung ini tapi tidak menemukan Hanum dan Edward juga tidak terlihat. Apa Hanum pergi bersama dengan Edward? Tapi kemana mereka berdua pergi?" kata Steven tampak kebingungan mencari keberadaan Hanum dan juga Edward.
Saat melihat ke arah handphone nya, Steven benar-benar di buat kesal karena handphone nya kehabisan daya.
"Sial! Handphone ku juga mati, sebaiknya aku meminta cctv di gedung ini untuk mencari tau kemana mereka pergi," kata Steven lalu pergi untuk melihat cctv di gedung tersebut.
Setelah melihat bahwa Hanum pergi bersama dengan Edward, Steven cukup merasa lega dan kini Steven pun memutuskan untuk pergi ke Apartemen nya karena Steven tidak tau dimana mereka berdua pergi apalagi melihat handphone nya yang sudah kehabisan daya membuat Steven kesulitan untuk menghubungi mereka berdua.
Setelah tiba di Apartemen nya Steven langsung mengambil charger dan mengisi daya handphone nya. Setelah beberapa menit akhirnya handphone nya bisa kembali menyala dan terdapat pesan dari Edward yang mengatakan bahwa Hanum pergi bersama dengan dirinya di hotel xx dan sekarang Hanum sudah beristirahat. Steven tampak bisa bernafas lega dan besok pagi Steven akan pergi menemui Hanum.
Pagi hari pun telah tiba, saat ini Hanum tengah menonton televisi dan Hanum melihat berita tentang kedekatan antara Steven dan juga Clara, melihat berita mereka berdua membuat suasana hati Hanum menjadi sedih lalu Hanum pun mematikan televisi nya.
Dengan perasaan sedih, Hanum menunggu kedatangan Edward untuk menjemput nya dan kembali ke Villa.
"Kenapa Edward belum datang juga?" gumam Hanum menunggu kedatangan Edward.
Tak lama setelah itu pintu kamar hotel Hanum pun terbuka dan Hanum pun terlihat bahagia karena akhirnya Edward datang juga.
"Ed, akhirnya kamu datang juga-" Hanum langsung terdiam saat dia melihat Steven lah yang datang bukan Edward.
"Kenapa kamu datang ke sini?" tanya Hanum langsung memalingkan wajah nya.
"Kenapa? Apakah kamu tidak senang melihat aku datang untuk menjemput mu?" Steven tampak terlihat bingung melihat perubahan sikap Hanum padanya.
"Tidak, hanya saja Edward sudah berjanji pada ku bahwa besok pagi dia yang akan mengantarkan aku kembali ke Villa,"
"Tadi Edward menelfon ku bahwa dia ada urusan penting dan meminta ku untuk segera menemui kamu di sini,"
"Benarkah? Ya sudah kalau begitu ayo kita pergi," jawab Hanum langsung pergi berjalan meninggalkan Steven yang masih terdiam melihat sikap Hanum.
Selama perjalanan Hanum sama sekali tidak berbicara dengan Steven bahkan saat Steven mengajak Hanum berbicara, Hanum hanya merespon nya dengan cuek. Setelah tiba di Villa pun Hanum langsung masuk ke dalam tanpa mengatakan sepatah kata pun kepada Steven.
"Ada apa dengan Hanum? Kenapa hari ini dia terlihat sangat aneh atau ini karena hormon kehamilan nya?" kata Steven sambil menatap bingung ke arah Hanum.
Selama beberapa hari ini Hanum tampak terus menghindari Steven dan sikap Hanum ini benar-benar membuat Steven merasa tidak nyaman. Seperti hari ini, Steven baru saja membuatkan susu untuk Hanum dan Hanum langsung pergi meninggalkan Steven begitu saja.
"Tunggu Hanum!" panggil Steven kepada Hanum yang saat ini berjalan menuju ke kamarnya.
"Ada apa?" tanya Hanum tanpa melihat ke arah Steven.
"Aku yang seharusnya bertanya sama kamu, kenapa sikap kamu berubah padaku? Kau bahkan sering menghindar saat bertemu dengan ku. Selama beberapa hari ini juga kau tidak berniat untuk berbicara pada ku, ada apa Hanum? Apa aku berbuat salah sehingga membuat kamu marah? Katakan padaku, jangan bersikap seperti ini," kata Steven berjalan menghampiri Hanum.
"Marah? Tidak, aku tidak marah sama kamu hanya saja sekarang aku ingin kita berdua membatasi hubungan ini. Kau tau bahwa kita menikah hanya karena anak yang aku kandung, setelah anak ini lahir maka kita berdua akan berpisah jadi sebaiknya kita jangan terlalu dekat karena aku takut jika nanti kita memiliki perasaan yang lebih," jawab Hanum tampak mengatakan alasan dia selalu menghindari Steven.
"Tidak! Bukan kita tapi aku, aku lah yang takut jika suatu hari nanti aku jatuh cinta pada mu dan tidak ingin kita berpisah," ucap Hanum di dalam hatinya sambil menahan perasaan nya.
"Kenapa jika kita memiliki perasaan lebih? Itu lebih baik karena kita akan memberikan keluarga yang utuh kepada anak kita. kenapa kamu malah takut, Hanum?" Steven berjalan sambil memegang tangan Hanum berusaha untuk meyakinkan Hanum.
"Tidak! Kita tidak boleh memiliki perasaan lebih, aku dan kamu tidak akan pernah bisa bersama jadi lebih baik kita menjaga jarak dan jangan-" belum selesai Hanum mengatakan nya, tiba-tiba Steven langsung mencium bibir Hanum.