Seorang pria membangun perusahaannya dengan tujuan mengumpulkan kekayaan sebanyak mungkin. Namun, semakin banyak uang yang dimilikinya, semakin tinggi kesombongannya. Pada akhirnya, kesombongannya menjadi kehancurannya. Ia dijatuhkan oleh perusahaan lain dan kehilangan segalanya.
Namun. Ia bereinkarnasi ke dunia kultivasi sebagai seorang Summoner, dengan kemampuan memanggil makhluk-makhluk luar biasa. Di dunia baru ini, ia didampingi oleh seorang Dewi yang setia di sisinya.
Sekarang, dengan segala kekuatan dan kesempatan yang dimilikinya, apa yang akan menjadi tujuannya? Apakah ia akan kembali mengejar kekayaan, mencari kedamaian, atau menebus kesalahan dari kehidupan sebelumnya?
Up suka-suka Author!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chizella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Persembunyian
Setelah Yun Yun mengalahkan Zholin menggunakan tubuhku, ia segera membawa kami pergi dari Kota Yan. Bertahan di sana hanya akan membawa masalah. Kabar tentang kematian Kaisar Iblis pasti akan tersebar luas.
Para tetua Kekaisaran Iblis mungkin akan mencari kami untuk membalas dendam, atau sekte-sekte lain akan menganggap kami ancaman dan mencoba menyingkirkan kami. Jika itu terjadi, melarikan diri akan menjadi jauh lebih sulit.
Benar saja, berita tentang kematian Zholin menyebar dengan cepat, bukan hanya di Kota Yan, tapi juga ke kota-kota lain.
...---...
Aku membuka mataku perlahan. Pandangan pertama yang kulihat adalah Ling’er, yang sedang menopang kepalaku di pahanya.
"Kau sudah bangun!" katanya sambil langsung memelukku erat.
"Ke-kenapa? Kau terlihat sedih..." tanyaku, bingung.
"Aku pikir kau sudah mati! Jangan lakukan hal seperti itu lagi! Kau membuatku takut!" suaranya terdengar penuh emosi.
"Ah... begitu ya. Maaf. Tapi ngomong-ngomong, sekarang kita ada di mana?"
"Kita ada di Hutan Yuan. Tempat ini cukup jauh dari Kota Yan, jadi untuk sementara kita bisa bersembunyi di sini."
Aku menghela napas panjang. "Hah... sangat melelahkan. Aku hampir mati, tapi entah kenapa menyenangkan sekali melihat Kaisar Iblis itu musnah."
Ling’er memandangku dengan tatapan marah. "Apa kau tidak mementingkan nyawamu sendiri? Kalau bukan karena jiwa lain di tubuhmu, kau sudah mati, bodoh!"
Aku tersentak mendengar ucapannya. "Hah?! Kau... bagaimana kau tahu tentang itu?!"
Ia menyilangkan tangan sambil mendengus. "Saat kau bertarung, kau terus menggumamkan kata ‘tunanganku.’ Lalu kekuatanmu tiba-tiba meningkat drastis. Itu jelas bukan kekuatanmu sendiri. Jadi aku tahu pasti ada jiwa lain di dalam tubuhmu."
Aku hanya bisa menghela napas berat. "Ugh... begitu ya."
Ling’er menatapku tajam. "Kau bilang kau tidak akan merahasiakan apapun dariku. Tapi ternyata kau masih menyembunyikan hal ini. Pembohong!" Ia memukul lenganku, meski tak begitu keras.
"Aduh... maaf, aku tidak bermaksud menyembunyikannya. Aku hanya pikir kau tidak akan percaya."
"Huh, mungkin memang benar. Tapi tetap saja, kau tidak seharusnya merahasiakannya dariku!"
Malamnya~
Langit malam terlihat cerah, dengan bulan menggantung tinggi di antara bintang-bintang. Ling’er sudah tertidur lelap di dalam gua persembunyian kami, kelelahan setelah semua yang terjadi. Aku keluar dari gua dan menatap langit melalui celah-celah dedaunan.
"Huh... terima kasih, Yun Yun. Kalau bukan karena kau, aku mungkin sudah mati hari ini."
Tiba-tiba suara Yun Yun terdengar di pikiranku. "Kau ini, mempertaruhkan nyawamu untuk gadis itu. Memangnya apa yang kau dapat darinya? Lagipula, dia tidak lebih cantik dariku!"
Aku tersenyum kecil. "Aku hanya ingin melihat apakah kau akan menyelamatkanku atau tidak. Di dunia sebelumnya, aku tidak pernah mempercayai siapa pun. Aku tidak tahu siapa yang benar-benar baik padaku dan siapa yang hanya memanfaatkanku. Tapi kau... kau benar-benar menyelamatkanku. Aku pikir kau akan meninggalkanku dan kembali ke White Room."
"Dasar bodoh. Tentu saja aku menyelamatkanmu. Kau tunanganku, setidaknya untuk saat ini. Meskipun kita belum melakukan apapun, dan kau bahkan belum pernah melihat wajahku."
Aku tertawa kecil. "Apapun itu... terima kasih karena tetap bersamaku, tunanganku."
Yun Yun terdiam sejenak, lalu berseru, "Kyaaa! Akhirnya kau memanggilku tunangan! Aku senang sekali!"
Aku hanya menggelengkan kepala. "Tidak perlu seheboh itu..."
Setelah mempertimbangkan situasi, aku memutuskan untuk membatalkan rencana mengikuti kejuaraan di Kota Yan. Terlalu berisiko untuk kembali ke sana. Banyak orang sudah mengetahui tentangku. Jika aku muncul lagi, itu hanya akan menarik perhatian orang-orang yang merepotkan.
"Ling’er," panggilku keesokan paginya.
"Hm? Ada apa?"
"Aku berpikir untuk membuat sebuah klan. Bagaimana menurutmu?"
Ling’er mengangkat alis, tampak ragu. "Hmm... terdengar merepotkan. Tapi jika itu yang kau inginkan, kita bisa melakukannya."
Aku mengangguk. "Setelah ini, aku akan berkelana ke benua-benua lain. Aku ingin mencari orang-orang kuat untuk bergabung dengan klan kita. Kau setuju?"
"Jadi aku akan ikut bersamamu?" tanyanya.
Aku menggeleng. "Tidak. Aku ingin kau tetap di sini. Kau yang akan membangun pondasi klan kita. Ini," aku menyerahkan setengah uang yang kupunya. "Gunakan uang ini untuk membeli bahan-bahan dan membayar biaya pembangunan."
Ling’er terlihat sedikit cemas. "Tapi benua lain sangat berbahaya. Apa kau yakin kau akan baik-baik saja?"
Aku tersenyum santai. "Tentu saja. Aku tidak akan mati sebelum kau mati. Lagipula, kau lebih tua dariku."
Plak! Ling’er memukulku lagi.
"Hei, aku cuma bercanda! Jangan memukulku begitu!"
"Hmph!"
Aku tertawa kecil sebelum melanjutkan, "Namanya... Klan Yun. Bagaimana menurutmu?"
Ling’er mengangguk pelan. "Baiklah. Klan Yun, ya? Kita mulai dari sini."
Belum, belum, siap-siap aja kulabrak bentar lagi