Dinda tidak sadar sudah meninggal sampai dia berubah menjadi wanita tua dengan empat anak dan dua menantu perempuan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10
Adinda sama terkejutnya dengan dua keponakan. Meski begitu dia juga harus bertanggung jawab terhadap dua keponakan ini. Walau bagaimanapun dialah yang mengajak mereka pergi. Jika terjadi apa-apa kepada dua keponakan ini, dia akan merasa bersalah seumur hidup.
Ular setebal lengan ini memiliki panjang hampir 2 meter dengan usia yang tidak diketahui. Warnanya hitam dan sulit dikenali. Tapi yang jelas dia terus-menerus menatap ke arah mereka seakan-akan mengusirnya dengan kata-kata ular .
Hanya saja ular ini tidak bergerak,dia hanya mendesis dan mengangkat kepalanya dengan mode mengancam.
Adinda tahu ular ini sedang menjaga barang berharganya.
Tak...
Alian yang mundur beberapa langkah sebenarnya menginjak sebuah ranting patah .Hal itu menimbulkan suara dan membuat ular yang semulanya tidak menggertak tiba-tiba merasa terancam.
Dia tidak lagi berdiam di tempat melainkan bergerak seperti sedang berenang di atas tanah.Kecepatan berenangnya benar-benar di luar nalar.
Ssstttt ...
Akhhhhhh...
Akhhhhhh..
Dua gadis menjerit dengan keras hal ini membuat Adinda segera sadar. Dengan gerakan refleks dia mengambil sebuah kayu yang tidak kalah besarnya dengan tubuh ular.
Sab..
Adinda memukul ular seperti sedang memukul bola bisbol. Ular dengan kecepatan seperti itu juga tidak siap dengan serangan tiba-tiba. Akibatnya kayu mengenai tubuhnya dan dia segera memantul ke dinding gua.
Gedubrak...
Ular aneh itu sepertinya merasa terancam lagi. Tidak lama tubuhnya jatuh ke tanah, tapi dia mulai bangkit lagi dan berenang lagi dengan garang.
Tapi Adinda sudah siap.
Batang kayu yang dia pegang langsung dihantamkan ke atas kepala ular tanpa menunggu ular itu mendekat.
Ular setebal lengan tidak senang dan kepalanya mulai berdengung akibat hantaman kayu itu.
Tapi dia bukannya ular biasa ,begitu hantaman Itu terlepas dari kepalanya dia mulai melilitkan ekor ke atas kayu tersebut.
"Bibi...!"
Dua gadis langsung menahan nafas melihat sang Bibi bertarung dengan ular besar. Mereka tidak bisa membantu tapi hanya berteriak dan memundurkan tubuh lebih ke sudut untuk menjauhi arena pertarungan.
Adinda juga mulai khawatir, dia melihat ular mampu melilitkan tubuh ke kayu yang dia pegang dan mulai merayap ke arahnya secara konstan.
Naluri bertahan hidup yang ada di dalam diri Adinda mulai aktif. Jika ular itu benar-benar meludahkan racunnya maka dia akan tamat.
Tidak perlu berpikir panjang dia langsung memukul kayu yang dia pegang ke dinding gua dengan keras dan itu dipukul berkali-kali.
Ular yang sedang melilitkan tubuhnya di atas kayu juga terkena pukulan itu. Setelah mengalami pukulan berkali-kali akhirnya tubuh besar itu juga tidak kuat dan lilitannya mulai melemah.
Dengan cepat tubuh besar itu, melepaskan diri dari kayu dan jatuh ke tanah. Dia belum mati tapi kepala pusing dan perlu waktu untuk kembali aktif.Tapi Adinda tidak lagi menunggu waktu dia tetap memegang kayu dan kembali memukulnya ke tubuh ular dengan keras.
Adinda tidak berhenti memukul dan terus memukul sampai tidak ada gerakan lagi pada ular besar itu.
Kepala ular jelas pecah dan tidak ada kehidupan lagi di sana.
Menyadari kepala ular yang pecah barulah Adinda bisa menarik nafas dan terduduk di tanah. Dadanya masih deg-degan mengenang pertarungan tadi dan dia mungkin mengalami syok.
Perbedaan adrenalin dan tubuh tua jelas kentara.
Tubuh nya merasa letih seperti sedang di lubangi di mana mana.
Alian sekarang sadar pertarungan sudah berakhir .Dia mendekati adinda dan menggoyangkan tubuh Adinda dengan keras.
"Bibi ularnya sudah mati"
Suara alian mengagetkan Adinda dan membuat dia tersadar dengan kondisi.
Ya,ular itu benar-benar mati.
Setelah diyakinkan Adinda mulai melihat kiri dan kanan dan dia tidak buru-buru bangun melainkan duduk beristirahat.
Pakaiannya sekarang sudah basah namun untunglah tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi.
Aqing juga menyaksikan pertarungan itu dan sudah menstabilkan rasa takutnya. Tapi rasa takut itu kemudian berubah menjadi penasaran
"Bibi ularnya besar banget, ini pasti cukup untuk keluarga kita"Kata nya.
Yakin ularnya sudah mati aqing membolak-balik tubuh ular besar itu dengan kayu yang tadi sempat membunuh sang ular. Benar saja, beberapa kali di balik ,tidak ada pergerakan apapun pada ular hitam.
Dengan begitu semua orang yakin jika ular besar itu sudah mati.
Adinda sangat kelelahan tapi dua gadis yang tadinya ketakutan sangat bersemangat. Ular ini sangat menakutkan ketika hidup tapi dia sangat mengenyangkan ketika sudah mati.
Ular juga adalah daging.
Dua saudari itu bergerak mengambil pisau yang mereka bawa dan mulai memotong kepalanya. Sekarang mereka hanya menyisakan tubuhnya saja setelah tidak memiliki kepala itu akan lebih mudah dibawa kembali.
Adinda tidak ikut campur dengan apa yang dilakukan oleh dua saudara ini. Tujuan dia datang ke dalam gua sebenarnya adalah ginseng liar yang menurut sistem berusia 1 abad.
Dengan alasan lelah dia mulai duduk di dekat ginseng liar itu. Tangannya mulai menyentuh gingseng. Tanpa perlu menggalinya gingseng itu sudah menghilang di udara kosong.
Ginseng seabad sebenarnya dihargai sebanyak 5 perak sekaligus. Dia memiliki empat ginseng lain dengan usia yang hampir mirip. Betapa senangnya Adinda dengan hal ini.
Dengan ginseng saja dia sudah bisa menghasilkan dua puluh lima perak sekaligus. Hal ini sudah lebih dari cukup untuk sekedar membeli loker yang dia inginkan.
Selagi dua saudari itu disuguhkan dengan tubuh ular ,Adinda juga disibukkan dengan melihat layar yang ada di depan matanya.
Dia kembali melihat halaman tentang jual beli.
Selain daripada bahan makanan yang umum ,di sini juga dijual beberapa hal yang unik. Salah satunya adalah loker yang dia inginkan.
Loker seharga lima perak ini menurut deskripsi sebenarnya bisa ditingkatkan dengan biaya lain.
Untuk peningkatan pertama anda perlu membayar sepuluh perak dan luas loker juga akan diperbarui dua kali lipat. Begitu juga dengan peningkatan seterusnya semuanya akan mengharuskan bayaran double.
Artinya semakin banyak peningkatan anda akan memerlukan semakin banyak uang.
Adinda sekarang memiliki dua puluh lima perak hasil penjualan ginseng tapi juga memiliki empat perak lebih yang dihasilkan dari menjual beberapa produk sebelumnya.
Manusia akan mudah menjadi serakah. Sama seperti Adinda saat ini.
Loker yang dia inginkan memiliki dimensi satu kali satu meter . Tapi pada peningkatan kedua dia bisa mendapatkan sebuah loker yang memiliki dimensi dua kali dua meter. Setelah membeli loker asli sebanyak lima perak dia harus membayar sepuluh perak tambahan untuk mendapatkan peningkatan kedua dengan dimensi dua kali dua meter.
Adinda langsung menebus loker versi dua dan lima belas perak langsung hilang dari genggamannya. Tapi Adinda cukup puas dengan itu.
Mereka akan melakukan perjalanan yang jauh dan dia memerlukan loker terbesar yang bisa dia beli.
Setelah membayar tiba-tiba saja dalam benak Adinda mulai tergambar sebuah ruangan kecil yang berdimensi dua kali dua meter. Tidak ada apa-apa pun di sini ini seperti ruang gelap yang kosong.
Meskipun kosong tapi Adinda sangat senang. Ini adalah ruang pribadinya sendiri. Tidak ada seorangpun yang bisa mengakses ke dalam ruangan ini.
Dalam deskripsi disebutkan tidak ada kehidupan yang dibenarkan di sini. Artinya tidak ada manusia atau hewan yang hidup yang bisa dimasukkan ke dalamnya.
Tapi juga tidak ada tumbuh-tumbuhan yang bisa ditanam. Hanya saja di ruang dimensi ini waktu adalah tetap. Apapun yang diletakkan di dalam ruangan itu akan sama seperti ketika anda memasukkannya.
Adinda bahagia lagi.
Akhirnya dia mendapatkan loker.
Tapi jika ingin membeli loker yang lebih besar dia perlu mendapatkan uang yang lebih besar pula. Jadi dia harus memutar otak bagaimana cara agar bisa terus menghasilkan uang.
Tapi apa yang bisa dia lakukan di pedesaan yang bobrok. Tidak mungkin juga dia terus pergi ke pegunungan seperti yang saat ini dia lakukan.
Bukankah mereka akan meninggalkan Desa tidak lama lagi dan menempuh perjalanan panjang yang melelahkan dan juga penuh dengan risiko kematian juga kelaparan.
Memikirkan hal ini saja sudah membuat Adinda khawatir tentang masa depannya yang tidak menentu.
Oh tubuh tuanya sudah lelah hanya dengan mengingatnya saja.
"Sepertinya aku harus menemukan sesuatu yang bisa digunakan di sistem"
Adinda yakin ada sesuatu yang bisa digunakan di dalam sistem. Dia mulai membolak-balik halaman dan mencari sesuatu yang bisa dia beli.
Lalu mata Adinda mulai terpaku dengan beberapa item khusus. Karena khusus harganya juga tidak main-main.
Misalnya rice cooker bertenaga matahari. Beberapa peralatan listrik yang juga menggunakan tenaga matahari.
Dikatakan jika menggunakannya hanya cukup menjemurnya beberapa waktu setelah dia kehabisan baterai. Ini cukup bagus karena di era ini tidak memiliki listrik sama sekali.
Tapi Adinda masih ingin hidup dengan rendah hati. Dia tidak ingin terlihat keterlaluan dan dianggap monster oleh orang lain. Jadi dia melewatkan area itu.
Ada halaman selanjutnya di mana dijual peralatan pendeteksi.
Pendeteksi emas ,pendeteksi besi dan sebagainya.
"Nah ini yang aku perlukan . Jika aku menemukan emas mungkin aku bisa menjadi orang kaya setelah ini hahaha"
Lama Adinda memikirkannya tapi semakin dia berpikir semakin dia menyukai ide ini. Setelah menemukan emas ,dia akan menyimpannya di dalam loker. Lalu kemudian menjualnya ketika kondisi sudah kondusif.
Adinda sangat tertarik dengan itu dan harga dari pendeteksi emas itu sebenarnya sepuluh koin emas.
Melihat harga yang tercantum di bawahnya Adinda sangat lesu sekali.
Ini sangat banyak.Satu emas adalah seribu perak jadi sepuluh emas sama dengan sepuluh ribu perak.
Uh kapan dia bisa membeli pendeteksi emas itu.
Tapi Adinda tidak patah semangat dia terus-menerus membuka halaman demi halaman. Tidak lama kemudian dia menemukan sesuatu yang menurutnya tidak begitu berguna.
Alarm kebakaran.
Harganya cukup murah hanya satu perak dan bekerja seumur hidup.
Dalam deskripsi produk dijelaskan, alarm kebakaran ini adalah alarm universal. Dia akan memberikan peringatan sebelum kamu mendapatkan kecelakaan dalam bentuk apapun.
Misalnya jika ada musuh yang memiliki niat tidak baik terhadapmu. Atau anda menemukan jurang atau sungai yang dalam, di mana ada resikonya.dia akan memberikan alarm pengingat agar kamu tidak jatuh atau tenggelam dan sebagainya.
Bahkan jika ada hewan liar ,dia juga akan memberi alarm agar kamu tetap bisa bersiap-siap.
Jadi bel alarm kebakaran Ini sebenarnya hanya memberikan alarm khusus untukmu sebelum kamu menemukan sebuah kecelakaan yang diprediksi akan mendekat.
Alarm kebakaran Ini tidak bagus di waktu-waktu aman tapi akan bagus di saat-saat Anda menanggung kesulitan. Contohnya seperti ketika mereka akan bepergian dengan jarak jauh.
"Oke dengan mendapatkan alarm kebakaran ini kupikir keselamatan masih lebih terjamin"kata Adinda pada diri sendiri.
Harganya hanya satu perak dan kegunaannya sangatlah universal .
Dengan cepat, Adinda membeli alarm kebakaran dan sebuah bel kecil terpasang di benak nya.
Ini kecil hanya seukuran lonceng pada kucing peliharaan.
Sekarang uang Adinda di tempat kan pada loker.Dia tidak perlu khawatir akan kehilangan uang di jalan.
Kring.. kring.. kring...
Bel alarm berbunyi keras.Adinda bingung awalnya, karena bunyi ini tidak mirip seperti alarm sesungguhnya. Namun lebih condong seperti bunyi yang direkatkan pada sepeda.
"peringatan.. peringatan, ditemukan bahaya gelombang air panas dari jarak lima belas meter, harap berhati hati"
"peringatan-peringatan ditemukan bahaya gelombang air panas dari jarak lima belas meter harap hati-hati"
Kring.. kring.. kring..
Adinda terkejut mendengar peringatan semacam ini. mungkin sudah terbiasa dengan alarm kebakaran di era modern dia. Jadi sedikit khawatir dengan jantung yang dag dig dug.
Alian dan Aqing sudah selesai memotong dan mengupas kulit ular. ular setebal lengan ini memiliki berat sekitar 5 sampai 6 kiloan setelah dikupas. Mereka juga menyisihkan empedu ular dengan riang. Menurut nenek empedu ular sangat ampuh untuk obat.
Dua saudari ini tertawa kecil dan berpikir hari ini mereka akan makan daging.
Ketika mereka berbalik ,hal pertama yang dilihat adalah wajah Bibi yang terlihat pucat dan kebingungan.
Alian begitu sensitif dengan perubahan wajah bibinya dia langsung khawatir dan buru-buru mendekat. Bibi adalah wanita tua yang rentan dengan penyakit.
Apakah dia terkejut karena pertarungan dengan ular tadi.
Howoooo.. Bibi..
"Bibi Ada Apa denganmu? Apa kau terluka di mana-mana?"
"Bibi...!"
Adinda tersadar ada dia mengerjakan matanya kepada dua keponakan. Agar mereka berdua tidak khawatir Dia berkata ,"aku baik-baik saja aku cuman terkejut"
"oh syukurlah Bibi tidak apa-apa. tapi bibi kupikir lebih baik kita kembali tidak ada mata air di sini. Aku khawatir yang lain akan cemas"
Adinda mengingat kembali tujuan mereka datang di mana untuk mencari mata air. Baru kemudian dia menggabungkan dua hal ini dengan gelombang air panas.
Wah bukankah alarm menyebutkan bahaya gelombang air panas. Mungkin itu adalah kolam air panas yang dia pikirkan.
Kau tau ketika kita berdiri di pegunungan sesekali kita akan menemukan kolam mata air panas.Hal ini sangat lumrah sekali.
Tapi alarm menyebutkan sebagai sesuatu yang berbahaya.
Berbahaya bagi alarm kebakaran sebenarnya sangat menguntungkan untuk dirinya sendiri.
terus lanjut update nya thorr
terus lanjut update nya thorr